Liputan6.com, Yogyakarta - Gempa bumi di Indonesia melalui data BMKG tercatat pola peningkatan sejak tahun 2013 dengan rata-rata 10.000 kali dalam setahun. Guru Besar Geologi UGM Wahyu Wilopo mengatakan kondisi ini karena posisi Indonesia di cincin api Pasifik dan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia sehingga penting adanya mitigasi bencana.
"Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi," jelasnya dalam kelas wartawan, Jumat 12 Januari 2024.
Melihat data dari BMKG ini maka menurut Wahyu perlu upaya mitigasi bencana dengan penyusunan tata ruang berbasis informasi multi bahaya khususnya gempa bumi. Setidaknya ada empat prinsip pendekatan perencanaan di daerah rawan gempa bumi.
Baca Juga
Advertisement
Pertama, mengumpulkan informasi bahaya patahan aktif yang akurat. Kedua, merencanakan dalam menghindari bahaya zona patahan sebelum pengembangan dan pembagian ruang.
Ketiga, mengambil pendekatan berbasis risiko di wilayah yang sudah dikembangkan atau ditempati. Keempat, komunikasikan risiko di kawasan terbangun pada zona patahan.
"Untuk daerah yang telah dihuni perlu adanya penguatan gedung, peningkatan ketangguhan, dan kesiapsiagaan masyarakat," terangnya.
Terkait mitigasi bencana ini, Wahyu menyebutkan perlu adanya kerja sama erat antara pemerintah, masyarakat, swasta, akademisi, media massa. Hal tersebut ditujukan untuk mewujudkan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana.