Bersifat Ringan, Ketahui Reaksi Pemberian Vaksin Polio nOPV2 pada Anak

Reaksi dari pemberian vaksin Polio nOPV2 yang digunakan dalam Sub PIN Polio. Ada yang mengantuk, demam, muntah. Namun, pada umumnya bersifat ringan.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Jan 2024, 09:11 WIB
Vaksin polio nOPV2 memiliki efek samping bersifat ringan. Berikut kemungkinan reaksi yang terjadi pada anak usai pemberian. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mulai hari ini, Senin, 15 Januari 2024 menggelar imunisasi tambahan atau Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio alias Sub PIN Polio di tiga daerah.

Jenis vaksin Polio yang akan digunakan pada Sub PIN Polio kali ini adalah vaksin generasi terbaru, yaitu Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2. Vaksin tersebut yang diberikan sebanyak dua tetes dengan interval minimal satu bulan.

Mengenai keamanan, Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) Profesor Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan beragam penelitian menunjukan vaksin nOPV2 aman dan dapat ditoleransi oleh golongan usia bayi dan anak.

"Vaksin itu memberikan kejadian ikutan pasca imunisasi yang sifatnya non serius. Jadi ringan, berlangsung singkat. Sembuh dengan atau tanpa pengobatan," kata Hinky dalam konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan RI ditulis Senin, 15 Januari 2024.

Berdasarkan data uji klinik yang dilakukan oleh produsen dalam hal ini Bio Farma, berikut reaksi usai pemberian vaksin nOPV2:

  • menangis sebesar 15 persen
  • mengantuk 7 persen
  • demam 11 persen
  • rewel 15 persen
  • hilang nafsu makan 11 persen
  • muntah 13 persen.

Reaksi tersebut berlangsung 1-2 hari setelah pemberian vaksin dan menghilang 1-2 hari sesudah pemberian vaksin Polio dengan atau tanpa pengobatan.

Kontraindikasi nOPV2:

- Penyakit imunodefisiensi primer

- Respon imunosupresan (karena obat, leukemia, limfoma, dan keganasan lainnya)

- Penyakit infeksi akut dengan kondisi demam. Bila batuk pilek ringan bisa diberikan.

 

 


Vaksin nOPV2 Sudah Digunakan Hampir 7 Juta Dosis di Indonesia

Seorang anak menerima imunisasi polio dari petugas medis saat berlangsung vaksinasi massal di Sigli Town Square, Pidie, Aceh, Senin (28/11/2022). Kementerian Kesehatan melakukan vaksinasi massal sebanyak 1.000 anak dari target target 9.940 anak. (AP Photo/Riska Munawarah)

Di Indonesia vaksin nOPV2 sudah diberikan hampir tujuh juta dosis. Yakni selama pelaksanaan Sub PIN Polio 2023 di Aceh, Sumatera Utara dan Jawa Barat.

Berdasarkan pelaksanaan Sub PIN tersebut, memang ada beberapa yang melaporkan KIPI serius. Setelah dilakukan penyelidikan ternyata tidak terkait dengan imunisasi.

"Ada laporan KIPI serius tapi setelah diteliti lebih lanjut ternyata koinsiden artinya tidak berkaitan dengan imunisasi ada yang campak, dengue, ada yang infeksi bakteri" kata Hinky.

 


Bila Anak Demam Usai Divaksin Polio

Salah satu reaksi yang dikhawatirkan orangtua adalah demam. Terkait hal ini Hinky mengatakan bahwa demam yang muncul biasanya tidak terlalu tinggi.

"Secara data, vaksin polio tidak menyebabkan demam tinggi, jika ada demam tidak terlalu tinggi," kata Hinky.

Demam merupakan reaksi terhadap benda asing yang masuk.

"Kan virus yang masuk dilemahkan, untuk membentuk antibodi tertentu perlu suhu tertentu yaitu suhu demam nah ada yang (menjadi) tidak begitu tinggi ada yang tinggi," kata Hinky.

Bila memamg terjadi demam bisa diberikan obat penurun demam seperti parasetamol atau ibuprofen.

"Kalau dikasih obat penurun demam bakal turun dalam semalam," kata Hinky.


Tentang Sub PIN Polio 2024

Kementerian Kesehatan menggelar Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio atau Sub PIN Polio secara serentak mulai 15 Januari 2024 untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio, menyusul temuan kasus lumpuh layu di Kabupaten Pamekasan dan Sampang, Jawa Timur; serta Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Wilayah pemberian imunisasi tambahan adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan lokasi terjadinya KLB polio.

Pemberian imunisasi tambahan juga dilakukan di Kabupaten Sleman DIY, yakni daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, lokasi ditemukannya kasus polio beberapa waktu lalu.

Sub PIN Polio menargetkan anak berusia 0 sampai 7 tahun, tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Artinya, meski status imunisasi sudah lengkap, anak tetap harus mengikuti program Sub PIN Polio.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya