Pria India Nekat Menyamar Jadi Wanita Gantikan Pacarnya di Tes Rekrutmen, Dandan Maksimal Sampai Bikin Dokumen Palsu

Petugas penguji akhirnya bisa membongkar penyamaran pria India yang sudah berdandan maksimal untuk mengikuti tes rekrutmen calon karyawan di sebuah universitas.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 15 Jan 2024, 13:00 WIB
Ilustrasi perempuan India mengenakan busana tradisional. (dok. Angshu Purkait/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria ketahuan menyamar jadi wanita dalam sebuah tes rekrutmen calon karyawan. Kejadian aneh tapi nyata itu terjadi di daerah Punjab, India.

Mengutip laman India.com, Senin (15/1/2024), pria India yang diketahui bernama Angrez Singh itu berdandan seperti perempuan, menggunakan riasan, bindi, dan mengenakan tunik khas India yang disebut salwar kameez. Ia sengaja melakukan itu untuk menggantikan kekasihnya, Paramjit Kaur, dalam tes calon karyawan.

Para pejabat mengatakan Singh juga memalsukan identitasnya dengan menggunakan Aadhar palsu dan kartu pemilih untuk mengikuti ujian perekrutan petugas kesehatan serbaguna menggantikan Kaur di Sekolah Umum DAV di Kotkapura pada 7 Januari 2024. Tes rekrutmen dilakukan oleh Universitas Ilmu Kesehatan Baba Farid, kata mereka.

Aksi penyamarannya akhirnya terbongkar lewat tes biometrik karena sidik jarinya tidak cocok dengan sidik jari kandidat sebenarnya. Segera terungkap bahwa Angrez Singh telah berpakaian seperti seorang gadis dan menggunakan identitas palsu untuk tampil dalam tes rekrutmen menggantikan teman wanitanya.

Singh kemudian dilaporkan ke polisi oleh pihak administrasi universitas. Ia pun ditangkap, kata seorang pejabat, seraya menambahkan bahwa polisi sedang menyelidiki apakah tersangka adalah bagian dari jaringan yang lebih besar yang terlibat dalam kasus penipuan serupa.

Kecurigaan akan adanya sindikat kejahatan muncul melihat betapa banyaknya upaya yang dilakukan oleh Singh untuk mengelabui pihak kampus. Selain nekat berdandan bak perempuan, dokumen identitas palsu seperti Aadhaar dan kartu pemilik palsu mengindikasikan bahwa Singh tidak bertindak sendiri.


Kecurigaan Muncul

Ilustrasi tes rekrutmen karyawan. (dok. Ben Mullins/Unsplash)

Pejabat meyakini Singh mendapat bantuan profesional untuk memuluskan aksinya. "Angrez Singh menyamar sebagai kandidat perempuan yang diidentifikasi sebagai Paramjit Kaur, warga Fazilka. Dia telah ditangkap dan pencalonan kandidat sebenarnya juga dibatalkan," kata Wakil Rektor Universitas Ilmu Kesehatan Baba Farid, Dr Rajeev Sud.

Seorang pejabat senior polisi mengatakan sebuah kasus didaftarkan terhadap Angrez Singh berdasarkan pengaduan yang diajukan oleh universitas, dan menambahkan bahwa penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan.

"Sebuah kasus telah didaftarkan berdasarkan pengaduan yang diterima dari Universitas Ilmu Kesehatan Baba Farid. Investigasi sedang dilakukan dan tindakan yang tepat akan diambil setelah semua fakta terungkap," kata Polisi Faridkot Jasmeet Singh.

Universitas Ilmu Kesehatan Baba Farid (BFUHS) mengadakan tes rekrutmen terhadap 806 lowongan tenaga kesehatan multiguna pada Minggu, 7 Januari 2024. Tes dilakukan di tiga pusat di Kotkapura, Faridkot, dan Ferozepur dengan sekitar 7.200 kandidat mengikuti ujian.

Di tempat berbeda, seorang petugas kebersihan menyamar sebagai dokter gigi. Dilansir dari Odditycentral, Senin, 4 Desember 2023, korban si dokter gigi gadungan adalah seorang pria Turki bernama Hakam Yildrim.


4 Gigi Dicabut

ilustrasi gigi. Photo by Mufid Majnun on Unsplash

Hakan mengalami penderitaan luar biasa setelah empat gigi depannya dicabut oleh seorang petugas kebersihan, yang menyamar sebagai dokter gigi di sebuah klinik di Istanbul. Menurut dokumen kasus yang baru diselesaikan di Pengadilan Sipil Istanbul, Yıldırım menghubungi klinik gigi di Distrik Kağıthane, untuk janji darurat karena menderita sakit gigi parah.

Panggilannya dijawab oleh Cemal Şenaslan, yang mengaku sebagai dokter gigi dan menginstruksinya untuk datang malam itu untuk pemeriksaan. Ketika Yıldırım tiba di klinik, Şenaslan yang mengaku sebagai dosen di universitas kedokteran gigi, menyambutnya untuk membuatnya merasa nyaman. Tanpa menyadari, Yıldırım kemudian diberitahu bahwa empat gigi depannya harus dicabut.

Meskipun Yıldırım menyatakan bahwa gigi yang mengalami abses seharusnya tidak dicabut, Şenaslan dengan sombong menyatakan, "Apakah Anda mengajari saya pekerjaan saya?" Yıldırım, terkejut, tidak berani membantah. Şenaslan membius Yıldırım dan mencabut empat gigi depannya, memaksa keyakinan bahwa gigi tersebut akan digantikan oleh prostesis yang jauh lebih baik.


Gugat ke Pengadilan

Ilustrasi cabut gigi. (dok. Caroline LM/Unsplash)

Yıldırım membayar biaya 1.000 lira Turki atau setara Rp1,8 juta rupiah, dan pergi ke apotek dengan resep yang ditandatangani oleh Şenaslan. Ketika apoteker mencoba menagih resepnya, Yıldırım menyadari bahwa asuransi kesehatannya seharusnya menanggung biayanya, namun resepnya tidak sah karena belum dicap oleh dokter.

Keesokan harinya, meskipun menderita rasa sakit luar biasa, Yıldırım kembali ke klinik dan mengungkapkan kepada dokter di sana bahwa Şenaslan adalah "dokter gigi" yang telah mengoperasianya. Namun, dokter di klinik tersebut tidak mengenal Şenaslan dan mengungkapkan bahwa ia hanyalah seorang pembersih.

Dokumen pengadilan mencatat bahwa Yıldırım akhirnya dirawat di ruang gawat darurat, karena tidak tahan dengan rasa sakitnya. Wajahnya membengkak dan penuh memar. Rasa sakitnya baru dapat diatasi setelah sekitar satu bulan. Pengacara Yıldırım, Oğuzhan Er, menyatakan bahwa Cemal Şenaslan sepenuhnya bersalah dan menuntut 100 ribu lira kerusakan non-finansial (3.500 dolar AS) beserta bunganya.

Infografis Covid-19 Varian Delta India Hantui Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya