Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada Desember 2023 mencapai USD 19,11 miliar atau turun 2,45 persen secara bulanan, jika dibandingkan November 2023 sebesar USD 19,59 miliar.
Deputi Bidang Statistik Ditribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini merinci, untuk impor nonmigas tercatat USD 15,74 miliar atau turun sebesar 2,26 persen, jika dibandingkan bulan sebelumnya USD 16,10 miliar.
Advertisement
Untuk penurunan impor nonmigas secara bulanan, dikarenakan peran komoditas mesin dan perlengkapan elektrik dan bagiannya atau HS85 yang turun 11,42 persen. Kemudian mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya atau HS84 yang turun 6,17 persen, serta kendaraan dan bagiannya atau HS87 yang turun 19,08 persen.
Sementara, impor migas pada Desember 2023 senilai USD 3,37 miliar atau turun 3,33 persen dibandingkan November 2023 USD 3,49 miliar.
"Untuk migas terjadi peningkatan nilai impor hasil minyak sebesar 2,44 persen, sedangkan nilai impor minyak mentah dan gas mengalami penurunan masing-masing sebesar 15,25 persen dan 11,55 persen," kata kata Pudji Ismartini, dalam konferensi pers pengumuman Ekspor-impor Desember 2023, Senin (15/1/2024).
Secara tahunan nilai impor Desember 2023 turun 3,81 persen. Nilai impor migas naik 5,35 persen, sedangkan nilai impor nonmigas kembali turun sebesar 5,57 persen.
"Ini melanjutkan tren penurunan secara tahunan yang terjadi selama enam bulan berturut-turut," pungkasnya.
Ekspor Desember 2023 Naik 1,89%, Tembus USD 22,41 Miliar
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Desember 2023 mencapai USD 22,41 miliar. Capaian tersebut naik sebesar 1,89 persen dibanding bulan sebelumnya.
"Pada Desember 2023 nilai ekspor mencapai USD 22,41 miliar atau naik 1,89 persen dibandingkan dengan November 2023," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers pengumuman Ekspor-impor Desember 2023, Senin (15/1/2024).
Pudji Ismartini, merinci, untuk ekspor nonmigas tercatat USD 20,93 miliar atau naik sebesar 1,06 persen, jika dibandingkan bulan sebelumnya USD 20,72 miliar.
Sementara untuk ekspor migas mencapai USD 1,48 miliar atau naik sebesar 15,28 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 1,28 miliar.
"Kenaikan ekspor migas sebesar 15,28 persen didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak yang naik 78,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya," ujarnya.
Adapun kenaikan nilai ekspor Desember 2023 ini didorong oleh peningkatan ekspor nonmigas, terutama pada golongan barang bahan bakar mieral yang naik sebesar 10,07 persen; dan bijih logam, perak dan abu naik 37,37 persen.
Lebih lanjut, ekspor nonmigas Desember 2023 terbesar adalah ke Tiongkok sebear USD 5,77 miliar, disuusl Amerika Serikat USD 2,07 miliar, dan India USD 1,83 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Desember 2023 mencapai USD 258,82 miliar atau turun 11,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2022.
Advertisement
Ekonom Ramal Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Berlanjut di Desember 2023
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan Perkembangan Ekspor dan Impor, hingga neraca perdagangan Indonesia periode Desember 2023, hari ini Senin (15/1/2024).
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan surplus neraca perdagangan akan berlanjut di bulan Desember 2023, meskipun dengan nilai yang menurun.
"Neraca perdagangan diperkirakan surplus USD 2,00 miliar, turun dari surplus USD2,41 miliar pada bulan November 2023. Dengan demikian,neraca perdagangan sepanjang tahun 2023 diperkirakan berkisar USD35,63 miliar, lebih rendah dari surplus perdagangan tahun 2022 sebesar USD54,46 miliar," kata Josua Pardede kepada Liputan6.com.
Disisi lain, menurutnya meskipun harga komoditas relatif stabil di bulan Desember 2023, terutama komoditas ekspor utama seperti batu bara dan CPO, PMI manufaktur mitra dagang utama Indonesia menunjukkan penurunan, mengindikasikan perlambatan permintaan global.
Josua juga memperkirakan ekspor bulan Desember 2023 mengalami kontraksi -7,61 persen yoy, dibandingkan dengan -8,56 persen yoy pada bulan sebelumnya. Oleh karena itu, kinerja ekspor untuk sepanjang tahun 2023 diperkirakan -11,48 persen yoy, dibandingakan laju pertumbuhan ekspor tahun 2022 yang tercatat 26,05 persen yoy.
Kenaikan Harga Batu Bara
Kendati ada kenaikan harga batubara di bulan Desember 2023, karena peningkatan permintaan musiman selama musim dingin dan harga CPO yang relatif stabil yang dipengaruhi oleh dampak El Nino di sisi pasokan, permintaan global cenderung melemah. Lantaran PMI manufaktur di AS dan China terus melemah di bulan Desember 2023, keduanya mencatatkan indeks di bawah 50.
Sementara itu, kinerja impor diperkirakan akan tumbuh sekitar 0,74 persen yoy, melambat dari 3,29 persen yoy pada bulan November 2023. Secara keseluruhan pada tahun 2023, impor diperkirakan akan menurun lebih rendah daripada ekspor, dengan mengalami kontraksi sebesar -6,35 persen dibandingkan dengan pertumbuhan 21,03 persen yang terjadi pada tahun 2022.
"Kontraksi laju impor yang lebih rendah dibandingkan dengan kontraksi ekspor dipengaruhi oleh permintaan domestik yang terus menguat terindikasi dari PMI Manufaktur Indonesia meningkat dari 51,7 pada November 2023 menjadi 52,2 pada Desember 2023," ujarnya.
Advertisement