Studi: 80 Juta Ekor Hiu Mati Tiap Tahun Akibat Dibunuh Manusia

Angka kematian hiu per tahun meningkat dari 76 juta pada tahun 2012 menjadi lebih dari 80 juta pada tahun 2017.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 17 Jan 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi hiu. (Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - Diperkirakan sekitar 80 juta ekor ikan hiu mati setiap tahunnya akibat ulah manusia, demikian menurut temuan para ilmuwan dalam penelitian yang diterbitkan pada 11 Januari 2024.

Mengutip data selama tahun 2012 hingga 2019, angka kematian hiu per tahun meningkat dari 76 juta pada tahun 2012 menjadi lebih dari 80 juta pada tahun 2017. Bahkan, lebih dari 30 persen atau 25 juta hiu yang mati merupakan spesies yang terancam.

Para peneliti meninjau data perikanan dari 150 negara, serta menggunakan pemodelan komputer dan wawancara dengan para ahli – termasuk ilmuwan, pemerintah, aktivis lingkungan hidup, dan pekerja perikanan.

"Kami berusaha seproaktif mungkin dalam mendapatkan data dengan kualitas terbaik,” kata penulis utama Boris Worm, seorang ahli ekologi kelautan di Universitas Dalhousie di Kanada, seperti dilansir Live Science, Rabu (17/1/2024).

Penangkapan ikan yang berlebihan merupakan ancaman besar bagi hiu, yang sering kali menjadi sasaran untuk diambil siripnya atau dibunuh secara tidak sengaja sebagai tangkapan sampingan.

Namun studi tersebut mengungkapkan bahwa undang-undang untuk mencegah penangkapan sirip hiu tidak mengurangi jumlah hiu yang dibunuh, bahkan mungkin malah meningkatkannya.

"Ini merupakan kekhawatiran besar, karena satu dari tiga spesies terancam punah," kata Worm.


Kematian Hiu di Perairan Pesisir Meningkat

Ilustrasi hiu (AFP)

Peningkatan keseluruhan ini sebagian besar disebabkan oleh titik-titik kematian di perairan pesisir, di mana studi menunjukkan kematian hiu di pesisir meningkat sebesar empat persen.

"Sekarang setelah adanya peraturan penangkapan sirip, para nelayan kini memelihara seluruh hiu," kata rekan penulis studi Laurenne Schiller, seorang ilmuwan konservasi perikanan di Universitas Carleton di Kanada.

Hal ini dapat menyebabkan terbukanya pasar baru untuk daging hiu.

"Anda bahkan mungkin memberi insentif pada penangkapan ikan hiu di tempat-tempat tertentu karena adanya permintaan baru terhadap daging hiu," katanya.


Nilai Perdagangan Hiu Meningkat

Ilustrasi mimpi, ikan hiu. (Photo by David Clode on Unsplash)

Meningkatnya angka kematian hiu berkorelasi dengan peningkatan nilai perdagangan hiu. Laporan WWF berdasarkan periode yang sama, tahun 2012 hingga 2019, memperkirakan bahwa perdagangan daging hiu dan pari global dapat bernilai USD 2,6 miliar.

Sebelumnya, pasar ini diperkirakan bernilai USD 157 juta pada tahun 2000, dan meningkat menjadi USD 379,8 juta pada tahun 2011.


Banyak Upaya Perlu Dilakukan

Ilustrasi hiu mako. (dok. Elaine Brewer/Unsplash.com)

Para penulis studi mengatakan kepada Live Science bahwa masih banyak yang perlu dilakukan untuk melindungi hiu dengan menargetkan kematian secara langsung, bukan hanya penangkapan sirip.

Langkah-langkah yang harus diambil termasuk pelarangan penangkapan ikan hiu, penegakan batas tangkapan berdasarkan ilmu pengetahuan, perlindungan wilayah kritis, dan menunjukkan pentingnya hiu hidup dapat membantu mengurangi kematian secara global.

"Lebih dari segalanya, penelitian ini menunjukkan luasnya pasar hiu secara global – tidak hanya untuk sirip tetapi juga untuk daging," kata Schiller.

Selain itu, masyarakat dapat mengurangi dampaknya terhadap hiu dengan memperhatikan tindakan mereka — misalnya, dengan tidak membeli oleh-oleh yang terbuat dari gigi hiu, tidak mengonsumsi daging hiu dan menghindari kosmetik yang menggunakan squalene yang berasal dari hiu.

"Ini masalah yang bisa dipecahkan," kata Worm.

"Tetapi ini adalah masalah yang benar-benar perlu diatasi sekarang, karena hiu tidak punya banyak waktu lagi."

Daftar sejumlah pohon endemik Indonesia yang terancam punah. (dok. Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya