Liputan6.com, Jakarta - Boeing menghadapi penundaan dalam pengiriman jet 737 MAX buatannya ke China, menyusul insiden kerusakan unit pesawatnya dalam penerbangan Alaska Airlines beberapa waktu lalu.
Melansir Channel News Asia, Senin (15/1/2024) pemesan asal China, yakni China Southern Airlines awalnya telah siap untuk menerima pesawat 737-9 MAX pada bulan Januari.
Advertisement
Namun, pihak berwenang berencana untuk melakukan inspeksi keselamatan tambahan pada pesawat tersebut.Laporan Wall Street Journal menyebut, regulator penerbangan China juga menginstruksikan maskapai penerbangan di negara tersebut untuk melakukan pemeriksaan keselamatan secara hati-hati pada jet Boeing 737-9 MAX mereka.
Diketahui, maskapai penerbangan di China belum memiliki pesawat Boeing 737-9 MAX 9 di armadanya. Jet MAX 8 yang mereka operasikan dipastikan tidak memiliki panel yang terlibat dalam insiden Alaska Airlines.
Beijing menunda mengambil tindakan substantif lebih lanjut karena menunggu kejelasan lebih lanjut dari penyelidikan AS atas kecelakaan tersebut, menurut laporan WSJ melaporkan, mengutip seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
Pada tahun 2019, penangguhan pesanan dan pengiriman pesawat Boeing 737-9 MAX sempat tertunda di China, setelah pesawat itu dilarang terbang di seluruh dunia menyusul dua kecelakaan fatal di Indonesia dan Ethiopia.
Dimulainya kembali pengiriman Boeing MAX akan menjadi terobosan besar bagi hubungan Boeing dengan China, yang terkena dampak krisis MAX dan ketegangan politik AS-China.
Hal ini juga akan menjadi keuntungan finansial bagi Boeing, karena memungkinkannya mengumpulkan pembayaran untuk puluhan pesawat MAX dari China dalam inventarisnya.
Perusahaan tersebut bulan lalu melakukan pengiriman langsung pertama 787 Dreamliner ke China sejak 2019, sebuah langkah yang dipandang sebagai kemungkinan awal dari berakhirnya pembekuan pengiriman MAX oleh Beijing.
Hingga bulan November, perusahaan juga menyerahkan delapan pesawat 777 kargo kepada pelanggan China, menurut data Boeing.
Buntut Insiden Alaska Airlines, Boeing Akui Ada Kesalahan Produksi Pesawat 737-9 Max
CEO Boeing Dave Calhoun mengakui adanya kesalahan pada pesawat 737-9 Max buatannya.
Sejauh ini, lebih dari 170 unit pesawat Boeing 737-9 Max masih dilarang terbang, setelah insiden kerusakan pada pintu darurat dalam penerbangan Alaska Airlines beberapa waktu lalu.
Pejabat tinggi pembuat pesawat Beoing, Stan Deal, juga mengatakan pada pertemuan di pabrik 737 Renton, bahwa pihaknya meluncurkan pemeriksaan terhadap kontrol kualitas dan proses pemeriksaaan 737-9 Max.
Krisis Keselamatan Boeing
Calhoun mengatakan dia "sangat terguncang" oleh kecelakaan itu, yang menghidupkan kembali tekanan pada Boeing atas unit pesawat Boeing yang bermasalah hampir lima tahun setelah krisis keselamatan MAX setelah kecelakaan mematikan di Indonesia dan Ethiopia.
"Pertama, kami akan melakukan pendekatan ini dengan mengakui kesalahan kami," ujar Calhoun kepada para karyawan, menurut kutipan yang dirilis oleh Boeing.
"Kami akan melakukan pendekatan dengan 100 persen dan sepenuhnya transparan di setiap langkahnya," tuturnya.
Advertisement
Pintu Sudah Ditemukan
Alaska Airlines dan United Airlines, dua maskapai penerbangan AS yang menggunakan Boeing 737-9 Max, telah menemukan bagian-bagian yang lepas pada pesawat serupa, sehingga meningkatkan kekhawatiran kejadian serupa dapat terulang kembali.
Dalam pertemuan terpisah pada hari Selasa, Boeing mengatakan kepada staf bahwa temuan tersebut diperlakukan sebagai “masalah kendali mutu” dan pemeriksaan sedang dilakukanx menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Boeing telah mengirimkan perintah tertulis ke pabriknya sendiri dan pemasoknya untuk memastikan masalah tersebut diatasi dan untuk melakukan pemeriksaan sistem dan proses yang lebih luas, kata mereka.