Serangan Rudal Hizbullah dari Lebanon Bunuh Wanita dan Putranya di Israel

Dalam aksi pembalasan, rudal anti-tank Hizbullah menghantam Kota Kfar Yuval di perbatasan utara Israel, menewaskan Barak Ayalon, 45, dan ibunya Miri Ayalon, 76.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 15 Jan 2024, 20:51 WIB
Sejak awal baku tembak pada tanggal 8 Oktober, terdapat sekitar 143 pejuang Hizbullah yang terbunuh, dan setidaknya 11 tentara Israel yang juga terbunuh dalam baku tembak tersebut. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Liputan6.com, Kfar Yuval - Rudal anti-tank menghantam Kota Kfar Yuval di perbatasan utara Israel, menewaskan Barak Ayalon, 45, dan ibunya Miri Ayalon, 76.

"Seorang wanita lanjut usia Israel dan putranya tewas dalam serangan rudal Hizbullah dari Lebanon," kata Israel seperti dikutip dari BBC, Senin (15/1/2024).

Sebelumnya militer Israel mengatakan pihaknya membunuh empat pria bersenjata yang mencoba menyeberang dari Lebanon ke Israel.

Hal ini terjadi ketika pejabat kesehatan Hamas di Gaza mengatakan 125 orang lagi tewas dalam serangan Israel yang terus berlanjut.

Hal ini menjadikan jumlah kematian di Gaza sejak Israel memulai serangan balasan di Jalur Gaza menjadi hampir 24.000 orang, dan ribuan lainnya diyakini tewas di bawah reruntuhan. Pejabat setempat mengatakan anak-anak dan perempuan menyumbang sekitar dua pertiga dari korban tewas. Sekitar 60.000 orang terluka.

Sementara itu juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan Israel harus melakukan transisi ke operasi dengan intensitas lebih rendah di Gaza. Dia mengatakan bahwa dalam kampanye militer, taktik berkembang seiring dengan tercapainya tujuan, dan bahwa AS telah menawarkan bantuan dalam berbagi pengetahuan.

Israel mulai menyerang Gaza setelah Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.400 warga sipil dan menyandera 240 lainnya.

Sejak itu Hizbullah dan Israel juga saling baku tembak di perbatasan utara Israel.

 


Saling Serangan Hizbullah dan Israel

Hubungan Israel dan Hizbullah makin memanas. Pasukan Zionis mengatakan akan menyerang sasaran Hizbullah di Lebanon selatan. (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Di Kfar Yuval, Barak Ayalon adalah bagian dari pasukan tanggap darurat kota. Media Israel mengatakan ayahnya juga terluka parah dalam serangan Hizbullah.

Israel Defense Forces (IDF) atai Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan peluru kendali Hizbullah menargetkan beberapa komunitas Israel di utara dan IDF menyerang sasaran Hizbullah di Lebanon sebagai pembalasan.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan tujuan kelompok itu menembaki Israel adalah untuk menghentikan perang di Gaza. Dia juga mengatakan kelompok Houthi di Yaman akan terus menyerang kapal-kapal di Laut Merah, dan bahwa serangan AS dan Inggris terhadap kelompok tersebut adalah sebuah kesalahan.

AS harus memahami "bahwa keamanan Laut Merah dan ketenangan di Lebanon, situasi di Irak, dan semua perkembangan di kawasan terkait dengan satu hal: menghentikan agresi terhadap Gaza", kata Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.


Layanan Komunikasi di Gaza Terputus

Lebih dari lima minggu perang antara Israel dan Hamas, beberapa jalan lebih mirip kuburan. (AP Photo/Hatem Moussa, File)

Di Gaza, tank dan pesawat Israel terus menyerang sasaran di wilayah selatan dan tengah pada hari Minggu 14 Januari 2024.

Layanan komunikasi dan internet terputus pada hari ketiga di beberapa bagian Gaza.

Berkaca pada perang yang terjadi selama 100 hari terakhir, seorang pria yang mengungsi dan sekarang tinggal di kota selatan Rafah, Alaa Bakhit, mengatakan kepada kantor berita AFP: “Setelah 100 hari, kami tinggal di negara ini tetapi kami merasa seperti tubuh tanpa jiwa."

"Setiap detik dalam hidup kita adalah momen perang. Setiap momen dan menit yang berlalu, kita berada dalam perang... Tidak ada yang tersisa di negara ini, tidak ada sekolah, tidak ada universitas, tidak ada layanan kesehatan, tidak ada apa-apa," kata Bakhit.

“Pikirkan masa depan anak-anak ini, bagaimana jadinya? Bagaimana mereka bisa hidup setelah ini?”

Warga Gaza lainnya mengatakan mereka tidak punya harapan perang akan berakhir.

"Kamu masak sambil takut terkena serangan udara. Kamu keluar beli sesuatu di pasar dan semua harganya mahal banget. Moral kami sudah hancur, kami tidak punya harapan untuk kembali ke rumah," Um Sharif Khalil, yang mengungsi dari utara Gaza, mengatakan.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pada Sabtu 13 Januari bahwa Israel akan terus berperang sampai mencapai "kemenangan total" atas Hamas.

Militer Israel mengatakan fase perang selanjutnya akan menampilkan operasi yang lebih bertarget terhadap para pemimpin dan posisi Hamas.​


Jurnalis Mesir Tewas

Gambar drone ini menunjukkan ribuan tenda yang digunakan para pengungsi di Rafah, Jalur Gaza selatan pada Jumat, 29 Desember 2023. (AP Photo)

Sementara itu, Kantor media pemerintah Hamas mengatakan pada hari Minggu (14/1) bahwa 'lebih dari 100 orang menjadi martir dalam serangan Minggu (14/1) malam hingga jam 6 pagi di seluruh wilayah Jalur Gaza”.

Di antara korban tewas terbaru adalah Yazan al-Zwaidi, seorang jurnalis video untuk televisi Al Ghad yang berbasis di Kairo yang "dibunuh oleh tembakan Israel", kata stasiun tv tersebut di X, yang sebelumnya bernama Twitter.

Sementara itu, di rumah sakit Al-Aqsa di Gaza tengah, jenazah tiba dalam tumpukan di gerobak keledai setelah serangan Israel yang menurut Hisham Abu Suweh menewaskan salah satu anaknya.

Infografis Keprihatinan Serangan Militer Israel di Gaza Selatan (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya