Liputan6.com, Jakarta - Apple menawarkan diskon untuk berbagai produknya di China, termasuk iPhone terbaru. Hal ini seiring meningkatnya persaingan dan kekhawatiran akan berkurangnya permintaan terhadap ponsel pintarnya.
Dikutip dari CNBC, Senin (15/1/2024), Apple menawarkan diskon 500 yuan atau USD 70, termasuk iPhone pro max yang termahal. Diskon itu sekitar Rp 1,08 juta (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.557). Diskon itu ditawarkan antara 18 Januari dan 21 Januari 2024.
Advertisement
Ada juga diskon yang tersedia untuk model Mac dan iPad tertentu. Penawaran itu datang menjelang Tahun Baru Imlek pada pertengahan Februari 2024.
Meski peritel pihak ketiga di China terkadang menawarkan diskon untuk iPhone selama periode liburan, sangat jarang Apple melakukan hal itu di saluran ritelnya.
Pada catatan 7 Januari 2024, analis di Jefferies prediksi Apple alami penurunan penjualan iPhone sebesar 30 persen YoY pada pekan pertama bulan ini.
Jeffries mengatakan, Apple mengalami penurunan penjualan iPhone sebesar 3 persen YoY di China pada 2023.
Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya persaingan dari pemain lokal seperti Xiaomi dan Huawei, yang menawarkan produk-produk kelas atas yang kompetitif.
Pada 2023, Huawei meluncurkan ponsel pintar yang dilengkapi chip kelas atas meskipun ada sanksi AS yang dirancang untuk menghentikan raksasa teknologi China tersebut mendapatkan teknologi tersebut.
Media pemerintah memujinya sebagai terobosan teknologi. Perangkat tersebut telah membantu Huawei meningkatkan penjualannya dan kembali hadir di pasar ponsel pintar di Tiongkok setelah bisnis ponselnya terpukul keras oleh pembatasan yang diberlakukan AS. Jefferies mengaitkan penurunan iPhone Apple tahun lalu sebagian karena perangkat Huawei.
Apple Terancam Kehilangan Predikat Saham Perusahaan Paling Bernilai di Dunia
Sebelumnya diberitakan, predikat Apple yang menyandang perusahaan dengan saham paling berharga di dunia berdasarkan nilai pasar dalam bahaya di awal tahun ini. Seiring gonjang-ganjing saham Apple yang bahkan turun 0,4 persen pada Jumat waktu setempat.
Saham Apple anjlok 0,4 persen menjadi sekitar USD 181. Usai The New York Times melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS semakin dekat untuk mengajukan kasus antimonopoli terhadap perusahaan tersebut. Penurunan ini merupakan hari negatif kelima berturut-turut bagi Apple, penurunan terpanjang sejak Oktober.
Perusahaan yang berbasis di Cupertino, California ini telah menjadi perusahaan publik paling bernilai di dunia sejak Juli 2022, tetapi nilai pasarnya telah terhapus sekitar USD 177 miliar sepanjang tahun ini, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Melansir laman SCMP, Sabtu (6/1/2024), potensi kasus antimonopoli terhadap Apple “akan menambah banyak masalah yang dihadapinya, mulai dari melambatnya penjualan iPhone hingga masalah paten Apple Watch”, tulis analis Bloomberg Intelligence Anurag Rana dalam sebuah catatan.
“Gugatan tersebut dapat menyerang model bisnis Apple yang mengintegrasikan perangkat dan layanannya secara erat.”Pembeli di dalam Apple Store di Walnut Creek, California, pada tanggal 20 Desember 2023.
Meskipun saham tersebut mengalami persentase penurunan yang lebih besar pada minggu pertama bulan Januari, kerugian tersebut merupakan kehancuran nilai pasar terbesar pada awal tahun mana pun yang pernah tercatat.
Penurunan ini dimulai pada awal minggu ini, setelah raksasa teknologi tersebut terkena dua kali penurunan peringkat, dengan para analis menandai lemahnya lingkungan makro di Tiongkok yang menekan permintaan untuk iPhone.
Advertisement
Kondisi Raksasa Teknologi Lainnya
Hal ini telah mengurangi keunggulannya dibandingkan raksasa teknologi lainnya, Microsoft Corp – yang sahamnya mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan pada awal tahun ini – menjadi kurang dari USD 100 miliar.
“Investor menyadari betapa jarang keduanya masuk ke zona negatif,” kata Gene Munster, Managing Partner Deepwater Asset Management.
“Saya sudah lama meliput perusahaan ini dan saya belum pernah melihat dua kali penurunan peringkat sebelum laporan pendapatan,” lanjut dia.
Saham Apple Merosot 4% Usai Barclays Turunkan Peringkat
Saham Apple tergelincir 4 persen pada Selasa, 2 Januari 2024 setelah Barclays menurunkan peringkat sahamnya menjadi underweight dan sedikit memangkas target harganya dari USD 161 menjadi USD 160.
Analis Barclays, Tim Long mengatakan, penjualan iPhone 15 dan iPhone 16 yang lesu saat ini, khususnya di Tiongkok, diperkirakan berlaku untuk penjualan perangkat Apple secara luas.
"Kami masih menemukan kelemahan pada volume dan campuran iPhone, serta kurangnya pemulihan di Mac, iPad, dan perangkat yang dapat dikenakan," tulis Long, mengutip CNBC Internasional, Rabu (3/1/2024).
Analis dan investor telah mencatat kelemahan spesifik dalam penjualan iPhone di Tiongkok sejak Oktober. Bloomberg sebelumnya melaporkan bahwa pemerintah Tiongkok telah mengeluarkan panduan informal yang melarang pegawai negeri menggunakan iPhone.
Pemerintah Tiongkok membantah mengeluarkan pedoman tersebut. Long memperkirakan bahwa bisnis jasa Apple yang menguntungkan juga akan mengalami perlambatan pertumbuhan, sebagian karena pengawasan peraturan.
Margin kotor dalam bisnis jasa Apple kira-kira dua kali lipat margin yang dihasilkan Apple pada semua produk perangkat kerasnya, dan CEO Apple Tim Cook menyoroti pertumbuhan lebih baik dari perkiraan pada unit tersebut. Namun, Barclays tidak yakin bahwa pertumbuhan dapat diandalkan dalam jangka panjang.
"Pada tahun 2024, kita harus mendapatkan keputusan awal mengenai Google TAC, dan beberapa investigasi toko aplikasi mungkin akan lebih intensif,” tulis Long, mengacu pada pembayaran yang dilakukan Google kepada Apple untuk mempertahankan status pencarian defaultnya.
CEO Google Sundar Pichai sebelumnya mengonfirmasi perusahaan membayar 36 persen pendapatan pencarian Safari ke Apple. Regulator telah meneliti Apple dan Google serta status pencarian default.
Advertisement