Seringkali seseorang menilai orang lain dari mobil yang dipakainya, atau apa yang mereka kenakan. Jadi tak heran pula jika ada orang yang menilai orang lain dari gadget yang mereka pakai.
"Identitas bisa terbentuk dari jenis pilihan (gadget-red)", kata Coye Cheshire, profesor sosiologi di Berkeley School of Information, seperti dikutip dari Laptopmag, Selasa (2/4/2013).
Sementara itu, Kathy M. Newman, profesor yang mengkhususkan diri di bidang studi media di Carnegie Mellon University punya pendapat berbeda. Menurutnya, orang seringkali melupakan bahwa perangkat elektronik juga melambangkan kelas dan tingkat pendapatan.
"Ketika pendapatan rumah tangga mencapai $150.000 atau lebih, tiga-perempat dari grup tersebut memiliki smartphone," katanya. "Saya pikir smartphone menandakan seberapa tua usia Anda dan berapa banyak uang yang Anda miliki, bukan tentang kepribadian seseorang", tuturnya lagi.
Terlepas dari pro dan kontra pendapat, kira-kira seperti apa kepribadian seseorang dilihat dari gadget yang digunakan? Hunch, yang merupakan taste-predictor engine, menggunakan penelitian perilaku Internet untuk memprediksi seperti apa karakter seseorang terlihat.
iPhone vs Android
Profesor Cheshire berpendapat, perangkat Apple sering dianggap sebagai "produk konsumer paling berkelas" dalam dunia gadget. iPhone identik dengan mereka yang tidak punya banyak waktu untuk "bermain-main" dengan menu yang ada di gadget. Namun bukan berarti orang yang pakai iPhone itu gaptek, namun lebih kepada waktu luang mereka lebih baik dimanfaatkan untuk hal-hal lain.
Dari 15.818 responden yang disurvei pada tahun 2011, 32% menggunakan produk Apple. Dari sisi usia, mereka berumur lebih dari 35 tahun, lebih banyak kaum perempuan dan bergelar sarjana. Pengguna iPhone adalah kaum ekstrovert, senang menghabiskan uang dan mendefinisikan diri mereka sebagai "high-maintenance".
"iPhone menjadi simbol status karena orang menyamakan smartphone dengan iPhone", kata Roslyn Layton, yang merupakan kandidat Ph.D. di bidang Internet Economic di University of Copenhagen.
Di lain sisi, pengguna Android tampaknya lebih condong tinggal di pinggiran kota dengan prosentase 86%. Mereka lebih cenderung konservatif (20%) dan 10% kemungkinan laki-laki.
Data tahun 2010 dari Admob, perusahaan mobile advertising yang kini sudah diakuisisi Google, sebanyak 73% pengguna Android terdiri dari pria, 50%-nya menggunakan email Yahoo. Menariknya, pengguna Android memiliki hewan peliharaan (12%) dan cenderung menyukai Comedy Central.
Bagaimana dengan Pengguna Blackberry dan Windows Phone?
Survei yang dilakukan oleh Hunch mengungkapkan, pengguna BlackBerry dicap sebagai orang yang introvert yang suka bepergian, sedangkan pengguna Windows Phone dicap sebagai orang yang moderat. Namun mereka yang menggunakan Windows Phone dianggap berani.
Baik BlackBerry dan Windows Phone kini bersaing memperebutkan hati para pengguna smartphone yang saat ini didominasi oleh Android dan iOS Apple. "Persaingan bukan lagi pada masing-masing perangkat, tapi ekosistem," kata Charles S. Golvin, dari Forrester Research.
Mac vs PC vs Tablet
Menurut sebuah survei pada April 2011 yang juga dilakukan oleh Hunch, pengguna PC cenderung tinggal di kawasan suburban dan rural area, sementara pengguna Mac adalah kaum urban.
Hunch juga melaporkan bahwa pengguna Mac menganggap diri mereka sebagai "early adopter", sedangkan pengguna PC adalah "later adopter".
Lain halnya dengan pengguna tablet, mayoritas berasal dari semua kalangan usia. Namun, sebagian besar dianggap leisure user, kata Frank N. Magid Associates.
Advertisement
Sementara data dari comScore per bulan Oktober 2011 mengungkapkan, pengguna tablet adalah anak muda dan laki-laki adalah pengadopsi awal. Pengguna tablet cenderung berpendidikan perguruan tinggi, bekerja dan memiliki penghasilan besar, demikian data dari Vertic tahun 2011.
Bagaimana menurut Anda? Apakah realistis menilai seseorang dari perangkat elektronik yang dipakainya, mengingat sekarang adalah eranya smartphone? (dew)