Prasasti Bedol Desa Waduk Sermo, Penghargaan Pemda DIY terhadap Keikhlasan Warga

Kulon Progo identik dengan waduk Sermo yang telah mewarnai pembangunan di wilayah barat DIY ini. Ternyata pembangunan Waduk Sermo ini menyisakan kisah yang penuh dengan nilai baik. Seperti apa ya?

oleh Yanuar H diperbarui 17 Jan 2024, 08:00 WIB
Makam di Tengah Waduk Sermo. (Liputan6.com/ Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki cara sendiri dalam menghormati warganya di Waduk Sermo yang telah rela bedol desa untuk pembangunan Waduk terbesar di Kulonprogo ini. Penghormatan oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X ini dengan meresmikan Prasasti Bedol Desa berisi  102 nama warga yang bedol desa untuk   pembangunan Waduk Sermo, Hargowilis, Kulon Progo pada tahun 1994 menggunakan dana keistimewaan.

"Prasasti ini menjadi kenangan bahwa biar bagaimanapun mereka tetap warga DIY. Sebetulnya sudah terlalu lama, tapi ini upaya kita mengenang kembali pengorbanan mereka, kita bangun. Sekaligus memenuhi aspirasi mereka yang sudah ada di sana, sebagai kenangan bahwa mereka warga sini juga,” jelas Sri Sultan Senin (15/01/2024).

Pembangunan Waduk Sermo berimbas pada perkembangan Kulon Progo terutama pertanian menjadi sumber irigasi. Waduk ini juga menyokong peternakan, perikanan, potensi pariwisata, serta salah satu tempat resapan air dan kini Pemda DIY  mengupayakan pembangunan dari sektor infrastruktur jalan untuk membangun Kulon Progo.

“Kami kesini tujuan utamanya juga untuk rapat, membahas mengenai pembangunan sinkronisasi antara provinsi dan kabupaten dalam pengembangan infrastruktur dan pariwisata. Karena bagi saya, nanti kalo jalan tol sudah ada, juga Temon - Borobudur non tol sudah jadi, Jateng - Purworejo - Cilacap juga sudah sambung, maka semua akan lebih mudah,” ungkap Sri Sultan.

Menurut sesepuh Hargowilis, Kulon Progo Umar Sanusi, Kalibawang, Waduk Sermo, dan YIA menjadi hadiah luar biasa dari DIY. Waduk Sermo menurut Sanusi menjadi gambaran keikhlasan dan rasa cinta warga sekitar dengan bedol desa bertransmigrasi ke daerah Sumatera demi kemajuan Kulon Progo, maka padukuhan di Sumatera tempat mereka bertransmigrasi juga dinamakan Hargowilis.

"Mereka rela pergi bertransmigrasi untuk kemakmuran masyarakat kulon Progo secara luas. Tentunya mereka cukup puas melihat waduk sermo mampu mencetak sawah baru, pertanian, peternakan serta menyediakan air minum dan potensi wisata juga mengendalikan banjir," tutur Umar Sanusi.

Umar Sanusi menjelaskan masyarakat Hargowilis di Sumatera merasa beruntung karena mendapat kehidupan baru. Selain itu mereka juga difasilitasi untuk tilik kampung kembali ke Hargowilis Kulon Progo yang sudah ditinggalkan berpuluh-puluh tahun. 

Sejumlah 150 orang diberangkatkan secara gratis melalui Dana Keistimewaan untuk bertandang ke Kulon Progo. Melihat bagaimana berkembangnya kawasan Waduk Sermo, menjadi kepuasan dan keharusan tersendiri bagi masyarakat tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya