Liputan6.com, Baghdad - Garda Revolusi Iran mengatakan mereka menyerang markas mata-mata Israel di wilayah semi-otonom Kurdistan, Irak. Hal itu dilaporkan media pemerintah Iran pada Senin (15/1/2024) malam.
Serangan Iran terjadi di tengah kekhawatiran mengenai eskalasi konflik yang telah menyebar di Timur Tengah sejak perang Hamas Vs Israel dimulai pada 7 Oktober, dan sekutu Iran juga ikut terlibat dari Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman.
Advertisement
"Sebagai tanggapan terhadap kekejaman rezim Zionis baru-baru ini, yang menyebabkan terbunuhnya komandan Garda (Revolusi Iran) dan Poros Perlawanan ... salah satu markas utama spionase Mossad di wilayah Kurdistan Irak dihancurkan dengan rudal balistik," sebut Garda Revolusi Iran seperti dilansir Reuters, Selasa (16/1).
Poros Perlawanan adalah koalisi politik dan militer informal anti-Israel dan anti-Barat yang dipimpin oleh Iran.
Belum ada pernyataan resmi dari Israel sejauh ini.
Iran sebelumnya telah bersumpah membalas dendam atas pembunuhan tiga anggota Garda Revolusi di Suriah bulan lalu, termasuk seorang komandan senior.
"Kami meyakinkan bangsa kami bahwa operasi ofensif Garda Revolusi akan terus berlanjut sampai titik darah terakhir para martir terbalaskan," demikian pernyataan Garda Revolusi Iran.
Selain serangan di timur laut ibu kota Kurdistan, Erbil, di daerah perumahan dekat konsulat Amerika Serikat (AS), Garda Revolusi mengatakan mereka menembakkan sejumlah rudal balistik ke Suriah dan menghancurkan para pelaku operasi teroris di Iran, termasuk ISIS.
AS Kutuk Serangan Iran ke Irak
Kementerian Luar Negeri AS mengutuk serangan di Erbil, menyebutnya sembrono. Para pejabat AS mengatakan tidak ada fasilitas terdampak dan korban di pihak AS.
"Kami melacak rudal-rudal tersebut, yang berdampak di Irak Utara dan Suriah Utara. Tidak ada personel atau fasilitas AS yang menjadi sasaran," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Adrienne Watson.
"Kami akan terus menilai situasi, namun indikasi awal menunjukkan bahwa ini adalah serangkaian serangan yang ceroboh dan tidak tepat," katanya, seraya menambahkan, "AS mendukung kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Irak."
Awal bulan ini, ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan di Kota Kerman di tenggara Iran yang menewaskan hampir 100 orang dan melukai banyak orang yang berkumpul untuk memperingati empat tahun kematian komandan tertinggi Pasukan Quds unit elite Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani.
Advertisement
Serangan Iran Tewaskan 4 Warga Sipil
Pernyataan kantor Perdana Menteri Kurdistan Masrour Barzani juga mengutuk serangan terhadap Erbil sebagai kejahatan terhadap rakyat Kurdi.
Dewan keamanan pemerintah Kurdistan menuturkan, setidaknya empat warga sipil tewas dan enam luka-luka dalam serangan di Erbil.
Pengusaha multijutawan Kurdi Peshraw Dizayee dan beberapa anggota keluarganya, menurut sumber keamanan dan medis Irak, termasuk di antara korban tewas setelah setidaknya satu roket menghantam rumah mereka.
Dizayee, yang dekat dengan klan Barzani yang berkuasa, memiliki bisnis yang memimpin proyek real estat besar di Kurdistan.
Selain itu, satu roket jatuh di rumah seorang pejabat senior intelijen Kurdi dan satu lagi mengenai pusat intelijen Kurdi, sementara lalu lintas udara di bandara Erbil, kata sumber keamanan, terhenti
Iran di masa lalu telah melakukan serangan di wilayah Kurdistan, dengan mengatakan bahwa wilayah tersebut digunakan sebagai markas kelompok separatis Iran serta agen musuh bebuyutannya, Israel.