Liputan6.com, Jakarta - Masa Pemilu 2024 kembali diwarnai dengan perbedaan pendapat warga tentang calon presiden (Capres) pilihannya. Masih banyak ditemukan pasangan, baik pacar maupun orang yang satu keluarga bertengkar lantaran beda pilihan.
Hal tersebut bahkan menjadi viral di media sosial, seperti yang dialami oleh Irfan Kurnia. Pacarnya ngambek dan marah sampai tak mau mengangkat teleponnya karena beda pilihan capres.
Advertisement
"Sampai di block WA," tulisnya di akun TikTok pribadinya @irfankakur_ pada 8 Januari 2024.
Di video tersebut tampak potret seorang pria muda berkumis mengenakan kemeja hitam. Ia mengunggah pesan WhatsApp bersama pasangan yang ngambek gara-gara beda pilihan capres.
"Yang, yangggg, apasiii, harus banget ya berantem karena pilihan presiden (emot nangis)," isi obrolan Irfan Kurnia yang dikirimkan ke pacarnya.
"Mau milih aja ga searah, apalagi ke depannya," balas sang pacar.
"Ya Allah sayangggg, ini serius kamu marah gara gara pilihan presiden doang? (emoji menangis),” balas pria itu.
"Iyalah," balas sang pacar lagi.
Pria tersebut lalu menjelaskan kalau ia hanya satu dari 270 juta orang di Indonesia, mengapa harus dia yang kena getahnya. Meski sudah berargumen ternyata tak membuat pacarnya mengerti dan tetap marah karena beda capres yang dipilih, menurutnya satu suara memengaruhi nasib dirinya ke depan nanti.
"Masih ga percaya kamu marah ke aku karena pilihan presiden," ujar Irfan kembali.
Di-Block Oleh Pacar
Bahkan saat ditanya sedang di mana, sang pacar mengancam akan mencari pria lain yang memilih capres nomor urut 02, yakni Prabowo Subianto. Pacarnya pun ikut meminta Irfan Kurnia mencari perempuan lain lantaran tak sama dalam menentukan pilihan capres.
"Nyari cowo yang pilih Prabowo," balas pacar Irfan Kurnia.
"Sana nyari pacar baru," lanjutnya.
Usai bertengkar soal beda pilihan capres, WhatsApp Irfan diblokir oleh pacarnya hingga tak bisa menghubungi kembali. Lantas unggahan pasangan berantem gara-gara beda pilihan capres ini mendapatkan banyak tanggapan dari warganet.
Akun Partai Gerinda bahkan ikut berkomentar, "Iyain aja dulu mas. Di dalam bilik suara kan gak ada orang yang tahu kita pilih siapa."
"Percaya lah itu hanya alasan yang dibuat2 karna sbnr nya dia udh mau pisah lama,” ujar akun lainnya.
“Nggak pendukungnya, ga yang didukung bawaannya emosian mulu perasaan,” tulis salah satu akun di kolom komentar.
“Bener mbak putusin aja cari yang pilihannya sama kayak kamu aja,” sambung akun lainnya.
Advertisement
Seruan Pemilu Damai
Masa Pemilu memang kerap mengundang debat maupun perbedaan pendapat tentang calon mana yang tepat untuk meneruskan pemerintahan selanjutnya. Mengutip dari Tim Pemilu Liputan6.com, Selasa (16/1/2024), sukarelawan yang tergabung dalam Komunitas Sopir Truk (KST) Dukung Ganjar Pranowo mensosialisasikan Pemilu Damai ke sejumlah kalangan masyarakat di beberapa wilayah Indonesia pada Kamis 21 Desember 2023.
Sosialisasi diikuti sejumlah warga Kampung Bahari, Kelurahan Tanjung Priok, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, sengaja digelar loyalis Ganjar Pranowo-Mahfud Md untuk menghindari gesekan yang kerap terjadi menjelang Pemilu. Koordinator Wilayah (Korwil) KST DKI Jakarta Amirul Amin menyatakan sosialisasi itu digelar agar pesta rakyat lima tahunan ini dapat berjalan dengan lancar dan aman.
"Dalam menyongsong Pemilu 2024, kami membuat acara di Tanjung Priok tentang sosialisasi pemilu damai agar pesta rakyat lima tahunan ini dapat terlaksana dengan lancar," tutur Amirul dalam siaran persnya, Jumat, 22 Desember 2023.
Sementara itu, Subandi selaku warga Kampung Bahari Jakut mengapresiasi adanya sosialisasi ini. Menurutnya, kegiatan ini dapat mencegah bentrokan atau kericuhan di tengah masyarakat saat pemilu.
Anak Muda Jangan Jadi Objek Politik
Senada, Koordinator Nasional Kawan Gibran Ali Muthohirin dalam Dialog Para Pendukung: Berbeda Pilihan, tapi Tetap Satu Indonesia juga menyerukan Pemilu damai yang dilaksanakan Cangkir Opini di Kampung Mahasiswa, Dau, Kabupaten Malang, 22 November 2023.
"Dalam melihat politik elite ini, jangan sampai terbawa arus. Kaum muda harus mampu melihat pola politik yang terjadi hingga sekarang," ungkap mantan ketua umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) tersebut.
Dia menyambung, sudah saatnya anak muda bukan hanya objek politik, melainkan juga memainkannya peran-perannya. Selain Ali, dalam dialog tadi malam tersebut hadir pula dr. Gamal Albinsaid. Ketua Bidang Kepemudaan Dewan Pengurus Pusat Partai Keadilan Sejahtera (DPP PKS) itu menilai, masalah anak muda saat ini adalah lapangan kerja, sembako, dan juga korupsi.
"Kalau menurut survei CSIS, pemimpin yang diinginkan pada 2019 lalu sebanyak 38 persen, adalah pemimpin yang merakyat. Sekarang, tren pemimpin yang diinginkan, sebesar 37 persen, adalah pemimpin yang jujur dan antikorupsi," kata dia.
Advertisement