Liputan6.com, Yogyakarta - Piring terbang adalah sebuah tradisi jamuan makanan dalam acara pernikahan adat Jawa. Dalam tradisi tersebut juga dikenal istilah USDEK.
Mengutip dari surakarta.go.id, USDEK adalah kependekan dari unjukan, sup, dhaharan, es, dan kundur. Secara sederhana, USDEK merupakan tata urutan yang digunakan dalam tradisi piring terbang.
Tata urutan ini bertujuan agar tidak ada makanan yang terbuang. Dengan adanya USDEK, para tamu akan mendapat hidangan secara merata.
Baca Juga
Advertisement
USDEK dimulai dari unjukan atau minuman. Saat tamu datang ke lokasi pernikahan dan sudah mendapat tempat duduk, pramusaji akan mengantarkan minuman berupa teh manis. Selain itu, pramusaji juga akan mengantarkan aneka jajanan, seperti kue bolu, sosis Solo, kacang goreng, atau jajanan tradisional lainnya.
Selanjutnya memasuki sesi kedua, yaitu sup. Para tamu akan diberikan sup berupa sup manten, sup galantin, sup matahari, atau sup makaroni.
Memasuki sesi ketiga adakah dhaharan atau makanan. Pada sesi ini, para tamu akan diberi jamuan hidangan utama yang biasanya berisi makanan berat, seperti nasi dengan tambahan lauk pauk tertentu.
Usai menyantap hidangan utama, pramusaji akan mengantarkan hidangan penutup sebagai sesi selanjutnya, yaitu es. Dalam acara pernikahan, es menjadi hidangan pencuci mulut yang diterima tamu. Umumnya, es yang disajikan berupa es buah, es puter, atau es kopyor.
Setelah semua sajian diberikan, maka sesi USDEK selanjutnya adalah kundur atau pulang. Para tamu dipersilakan untuk pulang setelah mendapat jamuan lengkap dari pemilik acara. Para tamu dipersilakan bersalaman, berpamitan, dan berfoto kepada mempelai dan orangtua mempelai sebelum meninggalkan lokasi acara.
Seiring perkembangan zaman, memang sudah tidak banyak yang menggunakan tradisi ini. Banyak orang lebih memilih jamuan prasmanan karena dianggap lebih praktis. Namun, beberapa masyarakat masih ada yang menggunakan tradisi ini, terlebih pasangan yang menggunakan pernikahan adat Jawa.
Penulis: Resla Aknaita Chak