Menjawab Keluhan Diaspora Indonesia di Eropa Terkait Pemilu

Situasi politik terkait pemilihan umum di Indonesia tidak hanya menjadi sorotan di tanah air, namun juga diikuti dengan tajam oleh diaspora Indonesia di Eropa.

oleh Tim Regional diperbarui 02 Feb 2024, 23:45 WIB
Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PERINMA) menggelar kegiatan Paparan Gagasan. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Jakarta - Situasi politik terkait pemilihan umum di Indonesia tidak hanya menjadi sorotan di tanah air, namun juga diikuti dengan tajam oleh diaspora Indonesia di Eropa.

Kekecewaan terhadap kampanye yang cenderung mengedepankan gimik politik ketimbang substansi program dan gagasan, khususnya di mata warga diaspora, memunculkan inisiatif yang bernama PARAS (Paparan Gagasan).

Perhimpunan Eropa untuk Indonesia Maju (PERINMA), sebagai salah satu diaspora terbesar di Eropa, menjadi penggagas PARAS dengan tujuan memberikan pemahaman mendalam terhadap gagasan dari setiap pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada warga diaspora tentang program yang ditawarkan, sehingga mereka dapat membuat keputusan yang cerdas dan berdasarkan informasi yang cukup.

Acara PARAS, yang diselenggarakan secara daring pada Minggu, 14 Januari 2024, dihadiri oleh banyak diaspora Indonesia di Eropa. Tiga narasumber utama dari tim pemenangan pasangan calon (paslon) capres-cawapres turut memberikan paparan terkait program dan gagasan yang diusung oleh paslon masing-masing.

Ketua Umum PERINMA, Rizal Tirta menyatakan bahwa pemilihan umum bukan hanya menjadi hak warga Indonesia di tanah air, tetapi juga hak setiap diaspora di Eropa. Meskipun PERINMA sebagai perhimpunan netral, Rizal mendorong setiap anggota untuk menggunakan hak suaranya dan menghindari golongan putih (golput).

"Pemilu adalah pesta demokrasi yang dinantikan selama lima tahun, dan PERINMA berkomitmen untuk mendukung setiap anggotanya dalam mengambil keputusan politik dengan bijak," tambah Rizal.

Para narasumber, masing-masing mewakili paslon Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud, menjelaskan lebih lanjut tentang program dan gagasan yang diusung oleh paslon masing-masing.

Isu-isu penting, seperti partisipasi calon dalam berkomunikasi dengan masyarakat, isu negatif terhadap paslon Anies Baswedan, agenda kepemudaan, dan visi untuk Indonesia Emas 2045, menjadi sorotan dalam paparan mereka.

Sesi tanya jawab juga menjadi bagian menarik dari acara ini, di mana berbagai isu krusial dibahas dengan baik oleh para narasumber.

Keseluruhan acara PARAS ditutup dengan pengumuman pemenang kuis berhadiah dan pemutaran video edukasi politik untuk mengajak para diaspora Indonesia dan masyarakat tanah air berpolitik secara positif.

Dengan PARAS, PERINMA berharap dapat meningkatkan pemahaman masyarakat, khususnya diaspora Indonesia di Eropa, terhadap program dan gagasan dari masing-masing paslon.

Selain itu, PERINMA juga mengajak semua pihak untuk menghargai perbedaan pilihan dan menjaga persatuan bangsa demi masa depan yang lebih baik.

 

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya