Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA), pengelola klub sepak bola Bali United, Pieter Tanuri melepas 97,10 juta saham BOLA.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Selasa (16/1/2024), Pieter Tanuri menjual 97,10 juta saham BOLA bertahap pada 5 dan 11 Januari 2024 masing-masing 66,70 juta dan 30,40 juta saham BOLA. Harga penjualan saham BOLA tersebut Rp 165 per saham. Dengan demikian, nilai penjualan saham BOLA Rp 16,02 miliar.
Advertisement
“Tujuan dari transaksi divestasi dengan status kepemilikan saham langsung,” tulis Pieter.
Setelah penjualan saham itu, Pieter memiliki 2.361.580.720 saham BOLA atau setara 39,35 persen dari sebelumnya 2.458.680.720 saham BOLA atau setara 40,97 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 16 Januari 2024, saham BOLA melemah 0,62 persen ke posisi Rp 160 per saham. Saham BOLA dibuka naik dua poin ke posisi Rp 163 per saham. Saham BOLA berada di level tertinggi Rp 168 per saham dan terendah Rp 157 per saham. Total frekuensi perdagangan 77 kali dengan volume perdagangan 6.645 saham. Nilai transaksi Rp 106,2 juta.
Dapat Harga Diskon, Pieter Tanuri Beli 150 Juta Saham BOLA
Sebelumnya diberitakan, Pieter Tanuri, pemegang saham mayoritas PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) membeli 150 juta saham BOLA dengan harga jauh lebih murah sebesar Rp 410 per saham.
Hal tersebut disampaikan oleh Pieter Tanuri sendiri kepada PT Bursa Efek Indonesia (BEI), yang dikutip Liputan6.com, Selasa (28/9/2021).
Pembelian saham perusahaan klub sepak bola tersebut dilakukan pada 27 September 2021. Pembelian saham ini merupakan investasi langsung Pieter Tanuri atas saham BOLA.
Berdasarkan data BEI, harga terendah saham BOLA selama tiga puluh hari terakhir saja sebesar Rp 620 per saham. Dengan harga pembelian Rp 410 per saham, Pierter Tanuri mendapat harga diskon sebesar 33,87 persen. Total nilai transaksi atas pembelian saham seharga Rp 410 tersebut mencapai Rp 61,5 miliar.
Sebelum pembelian 150 juta saham ini, Pierter Tanuri memiliki 2.208.953.320 saham atau setara 36,82 persen dari total seluruh saham BOLA. Setelah transaksi pembelian ini, kepemilikan Pieter Tanuri atas saham BOLA meningkat menjadi sebanyak 2.358.953.320 lembar atau setara 39,31 persen dari total saham BOLA.
Sebelum transaksi ini, selain Pieter Tanuri, pemegang saham BOLA lainnya adalah PT Asuransi Central Asia, PT Indolife Pensiontama, dan Ayu Patricia Rahmat, dengan kepemilikan masing-masing sebesar 8,88 persen, 5,39 persen, dan 5,08 persen.
Sisa saham lainnya dimiliki oleh Direktur Utama Yabes Tanuri, Direktur Putri Paramita Sudali, dan Direktur Kathrine Wianna, masing-masing sebesar 2,5 persen, 0,54 persen, dan 0,04 persen.
Saham publik atas BOLA ada sebesar 43,83 persen sebelum Pieter Tanuri membeli 150 juta saham BOLA tersebut. Tidak dijelaskan dari mana Pieter Tanuri membeli saham tersebut.
Advertisement
BEI Incar 62 IPO pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.
"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).
Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 3 Perusahaan dari sektor basic materials
• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor energy
• 0 Perusahaan dari sektor financials
• 0 Perusahaan dari sektor healthcare
• 5 Perusahaan dari sektor industrials
• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 5 Perusahaan dari sektor technology
• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.
Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.
Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.