Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Rabu (17/1/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona hijau.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) masih menguat. Bitcoin naik 1,25 persen dalam 24 jam, tetapi masih melemah 6,03 persen sepekan.
Advertisement
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 43.258 atau setara Rp 675,9 juta (asumsi kurs Rp 15.627 per dolar AS).
Ethereum (ETH) masih menguat. ETH naik tipis 3,28 persen sehari terakhir dan 10,91 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 40,62 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,21 persen dan 5,12 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 4,94 juta per koin.
Kemudian kripto Cardano (ADA) kembali berada di zona hijau. ADA pulih 1,93 persen dalam 24 jam terakhir dan 5,78 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 8.446 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali pulih. SOL naik 3,86 persen dalam sehari dan 0,83 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 1,46 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona hijau. XRP menguat 0,04 persen dalam 24 jam dan 1,53 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 9.048 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali menguat. Dalam satu hari terakhir DOGE naik 0,83 persen dan 3,70 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.274 per token.
Harga kripto hari ini stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 1,69 triliun atau setara Rp 26.409 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Direktur IMF Peringatkan Kripto Bukan Mata Uang
Sebelumnya diberitakan, direktur pelaksana International Monetary Fund (IMF), Kristalina Georgieva kembali memperingatkan aset kripto bukanlah uang melainkan hanya sarana investasi. Georgieva menuturkan, semua pihak harus dapat membedakan antara uang dan aset.
"Pandangan kami adalah kita harus membedakan antara uang dan aset. Ketika kita berbicara tentang kripto, kita sebenarnya berbicara tentang kelas aset. Ini bisa dicadangkan dan dalam hal ini, lebih aman dan kurang berisiko, atau bisa juga tidak,” kata Georgieva, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (16/1/2024).
Georgieva menambahkan, kripto adalah aset investasi yang berisiko dan bukanlah mata uang. Komentar Georgieva muncul hanya beberapa jam sebelum SEC membuka jalan bagi debut ETF spot baru yang didukung bitcoin minggu lalu.
Regulator memberikan tanda yang jelas kepada lembaga keuangan seperti Cathie Wood's Ark dan BlackRock (BLK) untuk meluncurkan ETF baru ini. Sebanyak 11 ETF bitcoin spot telah disetujui.
Terlepas dari kehebohan bitcoin terbaru, Georgieva dari IMF tidak berpikir hari ini akan semakin dekat di mana kripto akan menyaingi dolar dalam hal keuangan. Georgieva menuturkan dolar saat ini menjadi mata uang yang dominan karena besarnya perekonomian AS dan yang paling penting, kedalaman pasar modal di AS.
"Jadi saya, misalnya, tidak terburu-buru mengubah dolar saya menjadi mata uang lain. Itu tidak berarti bahwa Anda tidak boleh melakukan diversifikasi,” pungkas Georgieva.
Advertisement
Jumlah Kepemilikan Bitcoin BlackRock untuk ETF Sentuh 11.439
Sebelumnya diberitakan, dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) Blackrock, Ishares Bitcoin Trust (IBIT), sekarang memiliki 11.439 bitcoin dengan nilai pasar USD 497.994.992 atau setara Rp 7,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.538 per dolar AS), pada 12 Januari.
Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (15/1/2024), mata uang kripto terbesar sekarang mewakili 99.99% kepemilikan perwalian. Blackmock menjelaskan nilai yang ditampilkan untuk saham mewakili jumlah total bitcoin yang dimiliki oleh Ishares Bitcoin Trust.
Pendukung kripto yang dikenal sebagai Martyparty di platform media sosial X pada Sabtu menjelaskan, Ishares Bitcoin Trust memegang sekitar 50% bitcoin dan 50% uang tunai (dolar AS).
Sementara ETF bitcoin spot lainnya seperti Fidelity Wise Origin Bitcoin Fund, Bitwise Bitcoin Fund, dan Ark 21 membagikan Bitcoin ETF yang 100% dimiliki dalam bitcoin.
Ishares Bitcoin Trust milik Blackrock termasuk di antara 11 ETF bitcoin spot yang disetujui oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) pada hari Rabu. Dana tersebut mulai diperdagangkan pada hari berikutnya di bursa saham Nasdaq.
Meskipun Ketua SEC Gary Gensler memberikan suara penentu untuk menyetujui 11 ETF bitcoin, dia kemudian mengklarifikasi persetujuan tersebut tidak berarti Komisi telah menyetujui atau mendukung bitcoin.
Komisi terus memperingatkan investor tentang risiko berinvestasi di aset kripto. Komisaris SEC Hester Peirce mengatakan penundaan persetujuan ETF bitcoin spot menyia-nyiakan peluang selama satu dekade.
Investor Ini Akui Tak Bakal Beli ETF Bitcoin Spot
Sebelumnya diberitakan, investor dan juga pebisnis ternama, Kevin O'Leary mengungkapkan dirinya tidak akan pernah membeli ETF Bitcoin Spot. Dia menilai, penerbit ETF membebankan biaya, meski ada juga yang menawarkan keringanan sementara.
“Jika Anda seorang purist dan hanya memegang bitcoin untuk jangka panjang sebagai emas digital seperti saya, saya tidak akan pernah membeli ETF,” kata O'Leary dalam wawancara bersama Fox, dikutip dari Yahoo Finance, Senin (15/1/2024).
Sementara itu, dia melihat kecil kemungkinan 11 ETF bitcoin spot yang disetujui oleh SEC akan bertahan. Sebaliknya, ia memperkirakan dua atau tiga akan muncul, menggemakan prediksi yang dibuat oleh CEO Galaxy Digital Mike Novogratz.
“Saya berani bertaruh raksasa seperti Fidelity dan BlackRock akan menjadi yang teratas karena mereka memiliki tenaga penjualan yang besar,” kata O'Leary.
Terlepas dari keraguan pribadinya mengenai investasi pada ETF baru, dia masih menganggap persetujuan peraturan mereka sebagai langkah berarti dalam memajukan industri kripto.
O'Leary berharap ETF juga dapat memacu anggota parlemen untuk mempertimbangkan sistem pembayaran digital, seperti stablecoin USDC yang terkait dengan dolar.
"Sekarang, kita mempunyai kesempatan penting ini, dan itu sangat bagus. Tapi kita masih terlalu awal, kita sudah memasuki inning pertama," ujar dia.
Dia juga mengomentari prediksi harga Bitcoin dari Cathie Wood yang menyebut Bitcoin bisa mencapai USD 1,5 juta atau sekitar Rp 23,3 miliar (asumsi kurs Rp 15.538 per dolar AS) pada 2030 hanya akan terjadi jika terjadi bencana ekonomi.
Advertisement