Rupiah Dibuka Melemah Terhadap Dolar AS, Menanti Hasil RDG Bank Indonesia

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu pagi turun 33 poin atau 0,21 persen menjadi 15.626 per dolar AS dari sebelumnya 15.593 per dolar AS.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 17 Jan 2024, 10:34 WIB
Teller tengah menghitung mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Rabu pagi turun 33 poin atau 0,21 persen menjadi 15.626 per dolar AS dari sebelumnya 15.593 per dolar AS.

Pelemahan rupiah ini menjelang rilis hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).

"Hari ini Bl akan mengumumkan hasil rapat BI," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dikutip dari ANTARA, Rabu (17/1/2024).

Josua memperkirakan Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga kebijakan atau BI-Rate di level 6 persen.

Prediksi Rupiah

Rupiah pada perdagangan Rabu diproyeksikan akan berada di rentang 15.550 per dolar AS sampai dengan 15.675 per dolar AS. Sementara itu, Surat Berharga Negara (SBN) diperdagangkan beragam meskipun rupiah melemah pada Selasa (16/1).

Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp 29,07 triliun pada Selasa, lebih tinggi dibandingkan volume perdagangan pada Senin sebesar Rp6,58 triliun.

Kepemilikan asing pada obligasi Pemerintah Indonesia naik Rp 1,09 triliun menjadi Rp 846 triliun (14,92 persen dari total beredar) pada 15 Januari 2024. Pemerintah mengadakan lelang dan menyerap Rp24 triliun dari Rp67,56 triliun penawaran yang masuk, lebih tinggi dari penawaran yang masuk pada lelang sebelumnya sebesar Rp39,80 triliun.

 


Sentimen Global

Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Di sisi global, keraguan investor meningkat terhadap kemungkinan penurunan suku bunga kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pada Maret 2024, terutama karena kurangnya sinyal dari anggota The Fed dan solidnya data ekonomi AS terkini.

Kondisi tersebut menyebabkan investor beralih ke aset dolar AS sehingga mendorong penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS atau US Treasury (UST).

Investor menunggu pidato dari pejabat Fed lainnya untuk mengetahui sinyal penurunan suku bunga kebijakan. Saat ini, pasar memperkirakan The Fed akan menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 150 basis poin pada 2024.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya