Liputan6.com, Jakarta - Mantan bintang porno Mia Khalifa merekam dirinya dihina seorang perempuan Yahudi karena sikap pro-Palestina dan retorikanya yang kuat terhadap Israel. Rekaman yang sekarang jadi viral itu dibagikan Khalifa di akun X-nya, dulunya Twitter, pada Selasa, 16 Januari 2024.
Di rekaman, ia mengaku tengah menunggu taksi di luar Miami Beach Convention Center setelah menghadiri pameran perhiasan antik tahunan. Video dimulai dengan Khalifa berdiri di depan seorang wanita mengenakan jumpsuit putih yang mengatakan, "Am Yisrael Chai."
Advertisement
Itu merupakan istilah dalam bahasa Ibrani yang berarti, "Hidup rakyat Israel," dan sering digunakan untuk mengekspresikan solidaritas di antara orang-orang Yahudi, Fox News melaporkan, dikutip dari news.com.au, Rabu, 17 Januari 2024.
Di media sosial, Khalifa mengklaim wanita tersebut, yang berjalan bersama putranya, mengikutinya melewati lobi dan melontarkan hinaan sepanjang ia menunggu taksi di luar venue. "Ia adalah seorang vendor (pameran), sesuatu yang ia ungkap dengan sangat jelas, jadi saya rasa inilah yang diperjuangkan bisnisnya," tulis Khalifa.
Dugaan penghinaan tersebut tidak terekam dalam video, yang menunjukkan Khalifa bertanya pada putranya apakah dia "bangga" pada ibunya. Wanita itu kemudian menghampiri Khalifa dan memamerkan kalung liontin dengan simbol kehidupan Ibrani.
"Saya Yisrael Chai. Kamu melihatnya?" wanita itu bertanya. "Kamu menunggu bus? Karena saya sedang menunggu taksi," jawab Khalifa. Setelah percakapan singkat dengan putranya, wanita itu kembali mendekati Khalifa dari belakang dan dengan mengulangi kalimat Ibrani tersebut.
Pro-Palestina
Di video, Mia Khalifa berkata, "Ia (perempuan yang dimaksud) jadi sangat pendiam sekarang. Menjauhlah dari saya. Nafasmu bau sekali, ya Tuhan. Baumu seperti falafel tiruan," sambil menutup hidungnya dengan jijik. Ia kemudian berjalan pergi sementara wanita itu melambai padanya dan berkata, "Sampai jumpa, Am Yisrael Chai."
Video tersebut diunggah perempuan berusia 30 tahun tersebut di media sosial dengan tulisan, "Zionis kehilangan alur ceritanya." Sejak awal serangan Israel ke Gaza pada 7 Oktober 2023, Khalifa memang sudah vokal menyerukan narasi pro-Palestina.
Ia bahkan dipecat majalah Playboy usai memberi dukungan pada Palestina. Majalah dewasa itu telah mengeluarkan pernyataan resmi untuk memberi tahu pelanggan mereka bahwa Khalifa sudah tidak lagi bekerja sama dengan mereka.
"Dengan ini, kami ingin mengumumkan keputusan kami untuk mengakhiri hubungan bisnis kami dengan Mia Khalifa, termasuk menghapus konten yang dibuat Mia di platform kreator kami," terang pihak Playboy dalam pernyataannya, dilansir dari dari TMZ, 11 Oktober 2023.
Advertisement
Putus Kontrak dengan Playboy
Menurut Playboy, Mia Khalifa dianggap telah merayakan serangan yang dilakukan Hamas terhadap Israel. "Mia telah membuat komentar yang sangat meresahkan dan tercela dalam merayakan serangan Hamas terhadap Israel, yang berdampak pada kematian pria, wanita, dan anak-anak yang tidak bersalah," tulis seorang sumber.
Pihak Playboy menambahkan bahwa mereka selalu mendukung kebebasan berekspresi dan debat politik yang konstruktif, tapi memiliki kebijakan yang sangat ketat dalam hal ujaran kebencian. Playboy berharap Khalifa dapat memahami bahwa kata-kata dan tindakannya memiliki konsekuensi.
Sebelumnya, model konten dewasa itu membagikan pendapatnya mengenai konflik Israel dan Palestina lewat berbagai cuitan. "Jika Anda bisa melihat situasi di Palestina dan tidak mendukung Palestina, Anda berada di pihak yang salah dalam apartheid ini, dan sejarah nantinya akan membuktikan hal itu," tutur Khalifa.
Meski kontraknya dengan Playboy dicabut, wanita berusia 30 tahun itu mengaku sama sekali tidak menyesali perbuatannya. Baginya, membela kemanusiaan merupakan panggilan jiwa, dan ia akan merasa lebih menyesal jika terus diam saat tahu banyak manusia yang tidak bersalah jadi korban kekerasan.
100 Hari Serangan Israel ke Gaza
Mia Khalifa menulis, "Saya akan menyatakan jika mendukung Palestina membuat saya kehilangan peluangan bisnis, tapi saya akan lebih marah pada diri sendiri karena tidak memeriksa apakah saya berbisnis dengan zionis atau tidak. Salah saya."
100 hari setelah serangan militer Israel menggempur Gaza, menurut situs web PBB, warga di wilayah kantong itu kini merupakan 80 persen dari seluruh penduduk yang menghadapi kelaparan atau bencana kelaparan di seluruh dunia. Catatan ini menandai krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Jalur Gaza.
"Saat ini, setiap orang di Gaza kelaparan, seperempat penduduknya kelaparan dan berjuang mendapatkan makanan dan air minum," kata para ahli. "Wanita hamil tidak menerima nutrisi dan layanan kesehatan yang memadai, sehingga membahayakan nyawa mereka."
"Selain itu, seluruh anak balita, yang berjumlah 335 ribu, berisiko tinggi mengalami kekurangan gizi parah karena risiko kondisi kelaparan terus meningkat, seluruh generasi kini terancam menderita stunting," kata mereka lagi.
Di samping itu, PBB juga menyebut bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza. Sejak 9 Oktober 2023, Israel mendeklarasikan dan memberlakukan "pengepungan total" terhadap Gaza, yang mengakibatkan 2,3 juta warga Palestina kehilangan air, makanan, bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis.
Advertisement