Dorong Perkembangan Pasar Modal, BSI Hadirkan RDN Syariah Pertama di Indonesia

BSI saat ini menjadi Bank Syariah satu satunya dan pertama yang menyelenggarakan pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) secara online.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 17 Jan 2024, 15:31 WIB
Aktivitas pekerja di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil meluncurkan pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) Online Bank Syariah Pertama di Indonesia pada Selasa, 16 Januari 2024. Hal tersebut menandakan komitmen yang kuat dsri BSI untuk mendorong percepatan bisnis pasar modal syariah dalam negeri.

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menuturkan, kolaborasi dengan Perusahaan Sekuritas Anggota Bursa Sharia Online Trading System (AB SOTS) ini merupakan salah satu upaya BSI untuk meningkatkan literasi, inklusi, dan penetrasi keuangan syariah.

Menyadari perlunya percepatan pertumbuhan bisnis di pasar modal syariah dan dengan dukungan penuh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), KSEI, KPEI dan AB SOTS per 1 Desember 2023 lalu BSI telah mendapatkan persetujuan dari OJK untuk melakukan pembukaan RDN secara online.

“BSI saat ini menjadi Bank Syariah satu satunya dan pertama yang menyelenggarakan pembukaan Rekening Dana Nasabah (RDN) secara online, artinya BSI makin mantap untuk ambil bagian Pasar Keuangan Syariah dan siap berkolaborasi bersama Perusahaan Sekuritas AB SOTS (Anggota Bursa Sharia Online Trading System) yang saat ini berjumlah 18 Perusahaan Sekuritas dan diharapkan ke depannya terus bertambah seiring meningkatnya jumlah investor pasar modal syariah,” kata Anton, dikutip Rabu (17/1/2024).

Melalui peluncuran RDN Online, merupakan komitmen BSI untuk menjadi solusi mempermudah pembukaan RDN Syariah yang mudah dan cepat bagi para investor pasar modal sehingga dapat membuka peluang untuk ekspansi produk investasi bagi nasabah investor lebih lanjut.

Adapun BSI selama ini telah menawarkan berbagai produk investasi seperti reksa dana, Bancassurance, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dan lainnya. Langkah signifikan ini termasuk dalam transformasi digital.

Hal ini sejalan dengan komitmen BSI untuk membangun dan meningkatkan infrastruktur perbankan, salah satunya melalui digitalisasi rekening tabungan nasabah.

 


Fokus BSI

Pekerja menghitung uang di kantor cabang Bank Syariah Indonesia, Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

BSI juga telah berfokus pada penyusunan peta jalan khusus untuk Ekosistem Investasi - Pasar Modal Syariah dimana kedepannya BSI akan menjadi bank yang memiliki izin MPPPE (Mitra Pemasaran Perantara Pedagang Efek) yang diharapkan dapat berkontribusi meningkatkan market share pasar modal syariah secara progresif.

“Kami yakin bahwa kerja sama dengan Perusahaan Sekuritas AB SOTS akan menjadi solusi bagi para investor yang mencari produk syariah di Pasar Modal, yang pada akhirnya akan meningkatkan Product Holding Ratio (PHR) nasabah dan mendukung pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) BSI secara sustain,” kata dia. 

Dengan digitalisasi dan integrasi sistem dengan perusahaan sekuritas, BSI menargetkan dapat mengakuisisi dua kali lipat dari jumlah investor syariah yang telah menjadi nasabah RDN BSI saat ini pada 2024. 

Hal tersebut pastinya tidak terlepas dari kondisi pertumbuhan bisnis yang telah dilakukan BSI selama 2023 di mana per September 2023, secara tahunan posisi asset BSI tumbuh 10,94%, pembiayaan tumbuh 14,84% dan Dana Pihak Ketiga sebesar 9,26%. Serta dukungan kolaborasi dan integrasi dari rekan-rekan Perusahaan Sekuritas terutama Anggota Bursa Sharia Online Trading System (AB SOTS).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya