Liputan6.com, Jakarta Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengkaji potensi beberapa produk investasi berbasis syariah di pasar modal.
Sebelumnya, BEI telah memulai pengembangan Single Stock Future (SSF) atau kontrak berjangka syariah yang termasuk dalam produk keuangan derivatif. Otoritas bursa sedang mengkaji terkait kemungkinan SSF menjadi instrumen berbasis syariah.
Advertisement
"Bursa kan sedang mengembangkan SSF, jadi kami kaji SSF syariah gimana. Sebab, secara produk itu (SSF) yang paling mungkin jadi syariah," kata Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI Irwan Abdalloh saat ditemui di Jakarta, ditulis Rabu (17/1/2024).
Ia melanjutkan, BEI juga sedang mengkaji perdagangan karbon secara syariah. Ini mengingat, banyak permintaan terkait instrumen karbon tersebut.
Selain itu, BEI pun mengkaji terkait ETF syariah dengan underlying emas (gold). Sebab, emas ini merupakan salah satu yang paling mudah untuk diimplementasikan ke dalam instrumen syariah. Bahkan, untuk intrumen waran terstruktur pun ikut dikaji meskipun permintaannya belum diketahui seperti kedua instrumen tersebut.
Dia bilang, BEI masih menunggu regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebab, ketentuan emas untuk dijadikan underlying efek masih belum tuntas.
Meski demikian, BEI berkomitmen untuk terus mengkaji instrumen investasi syariah dalam rangka mendorong perkembangan pasar modal syariah di Tanah Air.