Usai Emir Meninggal, Kuwait Bentuk Pemerintahan Baru

Kuwait memiliki pemerintahan baru usai Emir Sheikh Nawaf meninggal dunia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 18 Jan 2024, 13:02 WIB
Foto udara memperlihatkan pemandangan Liberation Tower (depan) di tengah kabut tebal, Kuwait City, 21 Januari 2023. Liberation Tower adalah menara telekomunikasi setinggi 372 meter atau 1.220 kaki yang menjadi bangunan tertinggi kedua di Kuwait dan bangunan tertinggi ke-39 di dunia. (YASSER AL-ZAYYAT/AFP)

Liputan6.com, Kuwait City - Kuwait kini memiliki Emir baru, perdana menteri baru, dan pemerintahan yang baru. Hal ini karena meninggalnya Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Jaber Al Sabah pada akhir 2023. 

Emir Kuwait saat ini adalah Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber Al Sabah yang merupakan adik dari Sheikh Nawaf. 

Menurut laporan Arab News, Rabu (17/1), Emir Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber mengangkat Sheikh Mohammed Sabah Al Salem sebagai perdana menteri baru. Kabinet baru pun terbentuk dengan anggota 13 orang.

Fahad Al Yousef Al Sahah yang sebelumnya menjadi plt. wakil PM kini menjadi menteri pertahanan dan menteri dalam negeri. Sementara, Duta Besar Abdullah Ali Al-Yahya diangkat menjadi menteri luar negeri.

Penguasa Kuwait tidak langsung dilanjutkan melalui keturunan garis lurus untuk diwariskan ke anak seperti di Britania Raya. Usia Sheikh Meshal saat ini sudah 83 tahun.

Berdasarkan data situs pemerintah Kuwait, tiga Emir Kuwait hingga saat ini merupakan kakak-adik. Mereka merupakan putra dari Emir Sheikh Ahmed Al Jaber yang berkuasa hingga 1950.

Setelah Sheikh Ahmed Al Jaber meninggal, gelar Emir Kuwait pernah dipegang oleh keponakannya, Sheikh Abdullah dan Sabah, putra dari Sheikh Salim Al Mubarak Al-Sabah, sebelum berpindah lagi ke putra Sheikh Ahmed Al Jaber. 


Emir Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah Meninggal pada Usia 86 Tahun

Emir Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah meninggal pada usia 86 tahun, Sabtu (16/12/2023). (Dok. AP Photo/Nasser Waggi)

Sebelumnya dilaporkan, Emir Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah meninggal pada usia 86 tahun, Sabtu (16/12/2023).

"Dengan kesedihan dan duka yang mendalam, kami rakyat Kuwait, negara-negara Arab dan Islam, serta warga dunia yang bersahabat - berbelasungkawa atas mendiang Yang Mulia Emir Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Jaber Al Sabah yang berpulang kepada-Nya hari ini," demikian pernyataan singkat yang disampaikan oleh Menteri Negara untuk Urusan Kabinet Sheikh Mohammed Abdullah Al Sabah, seperti dilansir AP.

Penyebab kematian emir Kuwait itu tidak disebutkan.

Wakil penguasa Kuwait sekaligus saudara tirinya, Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber yang kini berusia 83 tahun, disebut akan mengambil alih jabatan penguasa Kuwait. Dia diyakini sebagai putra mahkota tertua di dunia dan mewakili salah satu pemimpin berusia delapan puluh tahun terakhir di negara-negara Teluk Arab.

Pada akhir November, Sheikh Nawaf dilarikan ke rumah sakit karena penyakit yang tidak dijelaskan secara spesifik. Sejak saat itu, Kuwait telah menanti-nanti kabar tentang kesehatannya.

Kantor berita yang dikelola pemerintah sebelumnya melaporkan bahwa dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat (AS) untuk pemeriksaan kesehatan yang tidak dijelaskan secara spesifik pada Maret 2021.

Kesehatan para pemimpin Kuwait disebut menjadi masalah sensitif di negara Timur Tengah, yang sering dilanda perebutan kekuasaan di balik pintu istana itu.


Reputasi Sheikh Nawaf

Foto udara ini memperlihatkan Kuwait Towers ketika pagi berkabut di Kota Kuwait terlihat dalam foto udara, Selasa (14/3/2023). Kemunculan kabut memperlihatkan pemandangan indah, dimana kota Kuwait terlihat seperti negeri di atas awan. (Photo by Yasser Al-Zayyat / AFP)

Sheikh Nawaf dilantik sebagai emir pada tahun 2020 di tengah pandemi COVID-19, menyusul meninggalnya pendahulunya, mendiang Syeikh Sabah Al Ahmad Al Sabah. Luas dan dalamnya emosi atas hilangnya Sheikh Sabah, yang dikenal karena diplomasi dan upaya perdamaiannya, dirasakan di seluruh kawasan.

Sebelumnya, Sheikh Nawaf menjabat sebagai menteri dalam negeri dan pertahanan Kuwait.

Sheikh Nawaf dinilai merupakan pilihan emir yang jauh dari kontroversial, meskipun usianya yang semakin lanjut membuat para analis berpendapat bahwa masa jabatannya akan singkat. Faktanya, kematiannya menjadikan dia emir dengan masa jabatan terpendek ketiga sejak klan Al Sabah memerintah Kuwait mulai tahun 1752.

Selama masa jabatannya, Sheikh Nawaf fokus pada isu-isu dalam negeri saat negara tersebut berjuang melalui perselisihan politik – termasuk perombakan sistem kesejahteraan Kuwait – yang menghalangi kerajaan untuk berutang. Hal ini menyebabkan Kuwait hanya memiliki sedikit uang untuk membayar gaji sektor publik yang membengkak, meskipun negara tersebut menghasilkan kekayaan yang sangat besar dari cadangan minyaknya.

 


Amnesti dari Sheikh

Orang-orang menyaksikan bulan penuh yang disebut sebagai Buck Moon terbit di atas cakrawala Kota Kuwait pada Senin, 3 Juli 2023. (YASSER AL-ZAYYAT / AFP)

Pada tahun 2021, Sheikh Nawaf mengeluarkan dekret amnesti yang telah lama ditunggu-tunggu, mengampuni dan mengurangi hukuman hampir tiga lusin pembangkang Kuwait dalam sebuah langkah yang bertujuan meredakan kebuntuan besar terhadap pemerintah.

Dia mengeluarkan keputusan lain tepat sebelum dia sakit, dengan tujuan untuk menyelesaikan kebuntuan politik yang juga menyebabkan Kuwait mengadakan tiga pemilihan parlemen terpisah di bawah pemerintahannya.

"Dia mendapatkan gelarnya – dia punya julukan di sini, mereka memanggilnya 'emir pengampun'," kata Bader al-Saif, asisten profesor sejarah di Universitas Kuwait. "Tidak ada seorang pun dalam sejarah modern Kuwait yang telah bertindak sejauh ini untuk menjangkau pihak lain, untuk membuka diri."

Kuwait dianggap memiliki parlemen paling bebas di Teluk dan memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya