Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas harga kripto jajaran teratas bergerak di zona merah pada perdagangan Kamis (18/1/2024). Bahkan harga bitcoin turun 1,3 persen.
Berdasarkan data Coinmarketcap, harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar bitcoin (BTC) turun 1,3 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga bitcoin cenderung lesu. Bitcoin merosot 9,99 persen. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 42.694,61 atau sekitar Rp 667,35 juta (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.631,1).
Advertisement
Demikian juga harga Ethereum (ETH) bergerak di zona merah. Harga Ethereum merosot 2,84 persen dalam 24 jam terakhir. Koreksi harga Ethereum terjadi selama sepekan terakhir dengan turun 3,54 persen. Harga Ethereum kini berada di posisi USD 2.522,89 atau sekitar Rp 39,42 juta.
Harga binance coin (BNB) susut 2 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga BNB naik tipis 0,14 persen. Saat ini, harga BNB berada di posisi USD 309,45.
Harga kripto solana bertambah 3,4 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga solana (SOL) merosot 3,47 persen.Kini, harga solana berada di posisi USD 101,34.
Sementara itu, harga XRP terpangkas 1,56 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga XRP tergelincir 6,94 persen. Saat ini, harga XRP berada di posisi USD 0,5695.
Harga cardano (ADA) terbenam 2,58 persen dalam 24 jam terakhir. Bahkan selama sepekan terakhir, harga cardano tersungkur 9,74 persen. Kini, harga cardano berada di posisi USD 0,5263.
Di sisi lain, harga avalanche (AVAX) naik 0,13 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir harga avalanche anjlok 8,99 persen. Saat ini, harga avalanche berada di posisi USD 35,89.
Harga dogecoin (DOGE) susut 1,66 persen dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, selama sepekan terakhir, harga dogecoin terpangkas 5,05 persen. Kini, harga dogecoin berada di posisi USD 0,8019.
Harga kripto hari ini seperti stablecoin tether USDT (USDT) melemah 0,07 persen. Selama sepekan terakhir, harga tether melemah 0,09 persen. Saat ini, harga tether berada di posisi USD 0,9992.
Harga USDC (USDC) naik 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga USDC bertambah 0,03 persen. Kini, harga USDC berada di posisi USD 1,00.
Kapitalisasi pasar kripto global turun 1,48 persen dalam satu hari menjadi USD 1,68 triliun.
Proyek Kripto Milik Venezuela Resmi Dihentikan
Sebelumnya diberitakan, Venezuela telah secara resmi menghentikan cryptocurrency Petro-nya. Diluncurkan pada 2018, mata uang digital yang didukung minyak ini pernah disebut-sebut oleh Presiden Nicolas Maduro sebagai solusi terhadap kesulitan ekonomi negaranya dan cara untuk menghindari sanksi AS.
Dilansir dari Yahoo Finance, Rabu (17/1/2024), Petro telah menghadapi kritik dan skeptisisme yang luas sejak awal, dan banyak yang mempertanyakan legitimasi dan efektivitasnya.
Petro diperkenalkan sebagai bagian dari upaya Venezuela untuk merevolusi perekonomiannya dan memulihkan stabilitas keuangan. Petro adalah mata uang kripto pertama yang dikeluarkan oleh pemerintah federal, didukung oleh cadangan minyak negara yang sangat besar.
Petro berjuang untuk mendapatkan daya tarik baik di dalam negeri maupun internasional. Kurangnya transparansi, ditambah dengan sanksi ekonomi, menghambat penerapannya dan melemahkan potensinya sebagai alat pembebasan finansial.
Langkah untuk mematikan Petro merupakan indikasi tantangan yang lebih luas yang dihadapi perekonomian Venezuela. Negara ini sedang bergulat dengan hiperinflasi, depresiasi mata uang nasional, dan sanksi ekonomi yang mengisolasi negara ini dari sebagian besar sistem keuangan global.
Pemerintah Venezuela belum mengumumkan rencana yang jelas untuk menggantikan Petro atau mengatasi permasalahan mendasar yang menyebabkan kegagalannya.
Pada tahun lalu, Seorang oposisi Venezuela Leopoldo Lopez memuji kripto sebagai alat untuk mengatasi sensor tetapi juga mengatasi ketergantungannya pada bank yang korup.
Ketika Venezuela sedang berjuang menghadapi krisis kemanusiaan, kripto telah menjadi alat penting bagi banyak warga Venezuela yang ingin mempertahankan tabungan mereka. Pada saat yang sama, bolivar (VES), mata uang resmi Venezuela, telah kehilangan nilainya.
Advertisement
Binance Buka Pertukaran Kripto di Thailand
Sebelumnya diberitakan, Binance Thailand telah membuka pertukaran kripto di Thailand. Pembukaan pertukaran kripto dengan menggandeng perusahaan lokal.
Demikian disampaikan Binance pada Selasa, 16 Januari 2024. Dikutip dari Channel News Asia, pertukaran kripto itu, Gulf Binance, perusahaan patungan antara Binance dan Gulf Innova Thailand yang akan berfungsi sebagai platform pertukaran dan perantara yang memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual aset digital dengan mata uang lokal.
Gulf Binance memperoleh lisensi untuk beroperasi dari Kementerian Keuangan Thailand pada Mei 2023, dan kemudian disetujui untuk menawarkan layanan pertukaran aset digital.
Ini adalah pertukaran kripto terbaru yang diluncurkan di Asia Tenggara, di mana perusahaan antara lain Coinbase, Zipmex, Gemini yang mendirikan basisnya.
Sebelumnya pada 2023, Binance menyebutkan ingin meluncurkan pertukaran kripto di Thailand melalui usaha patungannya dengan raksasa energi lokal Gulf Energy Development yakni Gulf Binance.
Pada awalnya akan tersedia hanya berdasarkan undangan dan akan diluncurkan ke publik pada awal 2024, dengan perusahaan itu menerima persetujuan dari Komisi Sekuritas dan Bursa pada 10 November 2023.
Seorang juru bicara Binance mengkonfirmasi kepada Cointelegraph, platform tersebut awalnya diluncurkan sebagai pertukaran khusus undangan dan akan memberikan rincian lebih lanjut ketika informasi tersedia.
Pada 26 Mei, Gulf Binance menerima lisensi operator aset digital dari Kementerian Keuangan Thailand, yang memungkinkannya mengoperasikan pertukaran kripto yang diatur oleh SEC negara tersebut. Pada saat itu, Binance berencana meluncurkan cabangnya di Thailand pada kuartal IV 2023.
Manfaatkan Jaringan Gulf
Pada hari yang sama, kepala regional Binance untuk Asia, Eropa dan MENA, Richard Teng mengatakan, pertukaran tersebut akan memanfaatkan kehadiran dan jaringan lokal Gulf yang sudah mapan dan Gulf Binance bertujuan untuk menunjukkan potensi teknologi blockchain kepada pengguna lokal.
Gulf Energy adalah salah satu perusahaan distribusi gas alam terbesar di Thailand, didirikan dan dijalankan oleh miliarder Thailand Sarath Ratanavadi. Perusahaan secara aktif berinvestasi di berbagai vertikal bisnis, antara lain termasuk pembangkit listrik terbarukan, proyek pengembangan infrastruktur, dan bisnis infrastruktur digital.
Gulf Energy berinvestasi di cabang Binance yang berbasis di Amerika Serikat, Binance.US. Pada April 2022, perusahaan tersebut mengungkapkan mereka berinvestasi dalam “Series Seed Preferred Stock issued by BAM Trading Services” operator Binance US.
Bulan lalu, Binance membantu Polisi Kerajaan Thailand menyita USD 277 juta dari penipu. Setelah pengungkapan tersebut, lebih dari 3.200 korban menghubungi pihak berwenang untuk mengajukan kompensasi.
"#Binance Membantu Polisi Kerajaan Thailand dalam Tindakan Keras terhadap Jaringan Kriminal | @Binance Blog https://t.co/GzMGjTlzmI
— CZ Binance (@cz_binance) 3 Oktober 2023,” tulisnya.
Pada saat itu, kepala kepatuhan kejahatan keuangan Binance, Tigran Gambaryan menyoroti niat perusahaan untuk bermitra dengan berbagai otoritas di seluruh dunia untuk membantu memulihkan kepercayaan pada ekosistem aset digital.
Advertisement