Kembangkan Ekosistem Hidrogen untuk Transportasi, Pertamina Kolaborasi dengan Toyota

Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkolaborasi dengan Toyota dalam pengembangan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 18 Jan 2024, 10:06 WIB
Kolaborasi Pertamina dengan Toyota tertuang dalam Joint Development Agreement tentang pengembangan ekosistem transportasi berbasis hidrogen. (ist)

Liputan6.com, Jakarta - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) berkolaborasi dengan Toyota dalam pengembangan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia. Kolaborasi kedua entitas tersebut tertuang dalam Joint Development Agreement tentang pengembangan ekosistem transportasi berbasis hidrogen.

Dalam kolaborasi ini keduanya sepakat bahwa dalam membangun ekosistem tersebut tidak hanya penting menyiapkan infrastrukturnya melainkan juga kerja sama dengan konsumen untuk memastikan tingkat permintaan.

Kerjasama tersebut ditandai dengan groundbreaking Hydrogen Refueling Station (HRS) di SPBU Daan Mogot, Rabu (17/1/2024). Dalam acara tersebut turut dihadiri Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto serta disaksikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

“Groundbreaking hydrogen refueling station ini menjadi salah satu milestone dalam membangun ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia," terang Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dalam keterangan resminya.

Groundbreaking Hydrogen Refueling Station (HRS) di SPBU Daan Mogot, Jakarta. (ist)

Menurutnya, dalam menciptakan ekosistem, yang tidak kalah penting adalah berkolaborasi tidak saja di sisi hulu tapi di sisi hilir.

"Untuk itu di sini kami bekerja sama dengan Toyota yang telah memproduksi fuel cell electric vehicle, Toyota Mirai, yang nantinya akan melakukan pengisian hidrogen di HRS kami. Kami sangat menyambut baik kolaborasi strategis ini," tambah Dannif.

Dannif juga menyatakan, hadirnya hidrogen sebagai bahan bakar transportasi akan memperkuat ketahanan energi, di mana masyarakat pengendara kendaraan bermotor ke depan tidak hanya memiliki pilihan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik saja tapi juga hidrogen sebagai alternatif bahan bakar.

"Untuk itu Pertamina antusias bila semakin banyak penyedia infrastruktur di sektor ini karena akan semakin cepat dan banyak terbangun infrastruktur sehingga membantu mempercepat penciptaan pasar serta terbentuknya ekosistem di Indonesia," sambungnya.

 


Mendukung Dekarbonisasi

Sementara itu, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto menyatakan sangat senang dapat mendukung studi mengenai pengembangan ekosistem hidrogen di Indonesia oleh Pertamina melalui kendaraan Toyota Mirai yang berteknologi fuel cell electric vehicle (FCEV) sebagai kendaraan studi.

"Kami sangat bangga menjadi bagian dari proyek ini dan menyediakan kendaraan hidrogen teknologi terdepan dan bersama-sama memastikan mekanisme pengisian hidrogen yang cepat, efisien dan aman," jelas Nandi.

Dirinya berharap, studi Pertamina ini dapat melengkapi upaya-upaya pengembangan ekosistem transportasi yang mendukung dekarbonisasi, baik dalam pengembangan kendaraan konvensional yang semakin hemat bahan bakar, kendaraan dengan bahan bakar baru dan terbarukan, hingga kendaraan dengan teknologi-teknologi elektrifikasi.

Dengan demikian semakin banyak masyarakat yang dapat turut serta secara aktif dalam penurunan karbon ini.

"Semoga stasiun pengisian hidrogen ini akan menjadi contoh dan menjadi model bagi proyek serupa di masa mendatang," ujarnya.

Sekadar informasi, SPBU Daan Mogot akan menjadi integrated energy refueling station pertama di Indonesia di mana akan menyediakan tiga jenis bahan bakar dalam satu stasiun pengisian, yaitu BBM, gas, serta hidrogen.

Dengan konsep High-Speed Hydrogen Refueling Station, HRS ini nantinya akan mampu melakukan pengisian hidrogen dengan skala komersial dengan waktu pengisian kurang dari lima menit.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya