Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memperluas jarak aman lontaran material vulknanik dari letusan (erupsi) Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang statusnya kini mencapai tertinggi yakni Level IV (Awas).
Status Awas gunung api ini ditetapkan Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV) yaitu per Selasa 9 Januari 2024 pukul 23.00 WITA.
Advertisement
Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, masyarakat maupun pengunjung dan wisatawan di sekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki dilarang beraktivitas di radius 5 Kilometer dari pusat erupsi serta sektoral 6 Kilometer pada arah Utara-Timur Laut.
"Masyarakat disekitar Gunung Lewotobi Laki-Laki harus mewaspadai potensi banji lahar hujan paa sungai-sungai yang berhulu di puncak gunung jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi," ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Rabu, 17 Januari 2024.
Wafid mengatakan masyarakat yang terdampak hujan abu akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki harus menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut untuk menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernafasan.
Wafid menyarankan pemerintah daerah setempat terus melakukan koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Pulolera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, NTT.
"Atau dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Bandung. Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya," kata Wafid.
Dasar Perubahan Luas Jarak Aman Letusan
Perubahan luas jarak aman letusan gunung api ini berdasarkan data per 16 Januari 2024. Pada pukul 20.58 WITA terjadi letusan dengan tinggi kolom mencapai 600 meter diatas puncak berwarna putih hingga kelabu kearah Utara dan Timur Laut.
Letusan ini disertai dengan terjadinya guguran lava pijar ke arah Barat Daya-Barat sejauh 2 Kilometer dari pusat letusan.
"Sedangkan pemantauan kegempaan menunjukan tanggal 16 Januari 2024 pukul 00.00-24.00 WITA terjadi peningkatan kegempaan yang signifikan," jelas Wafid.
Peningkatan kegempaan ini berupa 13 kali gempa awan panas guguran, 108 gempa letusan, 92 gempa guguran, 172 gempa low frequency, 10 gempa tremor harmonik, dan 1 gempa vulkanik dalam.
Pukul 20.58-21.24 WITA terekam gempa tremor dengan amplitudo maskimum 47 mm atau overscale dalam diagram pencatatan seismograf.
"Kegempaan Gunung Lewotobi Laki-Laki menunjukan peningkatan gempa low frequency yang meningkat signifikan. Ini menunjukan pergerakan magma ke permukaan semakin intensifdalam waktu yang cukup singkat," ucap Wafid.
Wafid menerangkan kondisi tersebut diperkirakan akan meningkatakan volume lava di area kawah. Sehingga jarak luncur aliran lava maupun kejadian guguran dan awan panas akan meningkat pula.
Wafid menambahkan adanya guguran lava ke arah baru yaitu Barat Daya-Barat dengan jarak luncur 2 kilometer menujukan aliran lava pada saat ini dapat terjadi ke segala arah.
"Mengingat pergerakan magma ke permukaan sangat intensif," sebut Wafid.
Selain itu, munculnya gempa tremor harmonik menunjukan pembentukan gas dalam konduit magma semakin meningkat. Sehingga dikhawatirkan akan meningkatkan ledakan letusan (eksplosivitas erupsi).
Advertisement
Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki 15 Januari 2024
Dicuplik dari laman Regional Liputan6.com, Gunung Lewotobi Laki-Laki kembali erupsi pada Senin pagi (15/1/2024), pukul 05.25 Wita.
Laporan laman Magma ESDM menyebutkan, tinggi kolom letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki pagi ini teramati mencapai 700 meter di atas puncak, atau sekitar 2.284 meter dari atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung. Masyarakat dan wisatawan yang berada di sekitar lokasi Gunung Lewotobi Laki-Laki dilarang melakukan melakukan aktivitas apapun dalam radius 4 kilometer dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, dan perluasan sektoral 5 kilometer ke arah Barat Laut-Utara dan Timur Laut.
Masyarakat juga diimbau agar tetao tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
Jika terjadi erupsi dan hujan abu, masyarakat diimbau untuk tetap berada di dalam rumah, dan apabila berada di luar rumah disarankan untuk menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kaca mata).
Masyarakat di sekitar erupsi Gunung Lewotobi perlu waspada terhadap potensi banjir lahar dingin pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.
12 Kali Erupsi dalam 6 Jam
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Pos Pemantau Gunung Api Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang mencatat dalam waktu enam jam sepanjang Minggu (14/1/2024) gunung itu telah erupsi sebanyak 12 kali.
Petugas Pos Pemantau Gunung Api Lewotobi Laki-laki, Yosef S Mboro menyebutkan, 12 kali erupsi tersebut terjadi antara pukul 12.00 hingga 18.00 Wita.
Kolom abu yang ditimbulkannya teramati dengan ketinggian 1.000 hingga 1.500 meter di puncak gunung dengan warna asap kelabu.
"Teramati 12 kali letusan dengan tinggi kolom abu 1.000 hingga 1.500 meter," katanya, Minggu (14/1/2024).
Selain itu, berdasarkan pengamatan Pos Pemantau, juga terjadi tiga kali awan panas guguran dengan jarak luncur 1.000 meter mengarah ke Utara dan Timur Laut dari gunung tersebut.
Selain itu juga teramati guguran dengan jarak luncur 1.500 hingga 2.000 meter mengarah ke Timur Laut. Disamping itu juga teramati awan panas guguran ke arah Utara Timur Laut sejauh 1.000 meter.
"Total ada 11 kali guguran terjadi di puncak gunung itu dengan amplitudo 14,8-43,6 milimeter dengan durasi 27 hingga 37 detik," katanya.
Sampai hari ini Gunung Api Lewotobi Laki-Laki masih berada pada Level IV atau Awas, sehingga masyarakat diimbau agar tetap waspada.
Advertisement
Terserang ISPA
Sebanyak 1.518 warga terdampak erupsi gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA).
Selain ISPA, warga yang menempati posko pengungsian itu juga terserang penyakit diare dan malaria.
"Data penyakit yang muncul akibat erupsi gunung lewotobi laki-laki dari tanggal 1- 13 Januari 2024 yaitu penyakit Ispa, diare dan malaria. Penyakit ISPA : 1518 kasus, penyakit diare 39 kasus dan penyakit malaria 1 kasus," ujar Plt Kalak BPBD Flores Timur, Achmad Duli dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Minggu 14 Januari 2024.
Ia mengatakan ada delapan desa terdampak di tiga kecamatan yakni, kecamatan Wulanggitang, kecamatan Ile Bura dan kecamatan Solor Barat.
Di kecamatan Wulanggitang mencakup Desa Nawokote (dusun Duang dan dusun Bawalatang), Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya dan Desa Boru (dusun Podor).
Sedangkan di Kecamatan Ile Bura mencakup Desa Dulipali, Nobo dan Desa Nurabelen. Sementara satu wilayah di Kecamatan Solor Barat yang ikut terdampak yakni Kelurahan Ritaebang.