Liputan6.com, Jakarta - Aktris Shin Hye Sun mengaku bahwa dia menderita aerophobia atau fobia pesawat terbang. Hal ini terungkap saat pemeran Cho Sam Dal di 'Welcome to Samdalri' tampil dalam video yang diunggah saluran Youtube Esquire Korea pada Rabu 17 Januari 2024.
Ketika ditanya tinggal berapa lama di Jeju selama proses syuting 'Welcome to Samdalri' yang memakan waktu hingga sembilan bulan, Shin Hye Sun menjawab bahwa dia lebih sering bolak-balik ketimbang tinggal lama di sana.
Advertisement
Lebih lanjut Shin Hye Sun, mengatakan, dia telah naik pesawat sebanyak 34 kali ke Jeju, dan mengakui bahwa dia seorang yang fobia pesawat terbang.
"Aku sebenarnya sangat takut naik pesawat terbang, yang bikin aku tidak suka bepergian," kata Shin Hye Sun seperti dikutip dari OSEN pada Kamis 18 Januari 2024.
Meskipun demikian, lawan main Ji Chang Wook menyatakan bahwa ketakutannya akan pesawat telah sedikit mereda.
Selanjutnya, dia merespons pertanyaan tentang peran yang dianggap sukses dan sulit. Shin Hye Sun mengatakan bahwa dia tidak pernah merasa ada peran yang dianggap sukses.
Dan, ketika ditanya tentang peran yang ingin dia coba, Shin Hye Sun menyatakan keinginannya untuk menjajal peran antagonis. Dia juga berharap bisa mendapatkan peran-peran menarik ke depannya.
Sebagai informasi, Shin Hye Sun saat ini memerankan karakter Cho Sam Dal dalam drama Korea produk JTBC 'Welcome to Samdalri' dan beradu akting dengan aktor Ji Chang Wook.
Drakor ini tayang setiap Sabtu dan Minggu malam dan akan menghadapi episode terakhir pada 21 Januari 2024.
Kondisi yang Dialami Shin Hye Sun Dinamakan Aerophobia
Ketakutan yang dialami Shin Hye Sun disebut aerophobia. Aerophobia adalah istilah yang merujuk pada ketakutan atau kecemasan terhadap penerbangan dan terbang.
Dalam konteks yang lebih luas, aerophobia dapat mencakup rasa takut terhadap pesawat terbang, kondisi penerbangan, atau bahkan ruang terbuka di udara.
Penderita aerophobia mungkin mengalami kecemasan yang signifikan, bahkan hingga tingkat fobia, ketika dihadapkan pada situasi terbang.
Menurut seorang terapis psikologi terkenal asal Inggris, Christopher Paul Jones, ada beberapa alasan seseorang takut terbang.
Gejala
Mengutip Very Well Mind, penderita aerophobia akan mengalami kecemasan berlebih yang dirasakan secara terus-menerus ketika menaiki pesawat. Berikut beberapa gejala yang dapat dirasakan oleh penderita aerophobia:
- Keringat dingin
- Sensasi seperti tersedak
- Pikiran kacau atau disorientasi
- Kulit memerah
- Gangguan pencernaan
- Detak jantung meningkat atau lebih cepat dari biasanya
- Sifat mudah marah
- Mual Tubuh gemetar
- Sesak napas
- Pada beberapa kasus, penderita aerophobia dapat mengalami serangan kepanikan atau panic attack.
Penyebab Aerophobia
Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab dari aerophobia. Penyebab rasa takut setiap orang bisa berbeda-beda. Umumnya dipengaruhi oleh serangkaian faktor fisiologis, psikologis, dan sosial yang kompleks dan unik pada setiap orang.
Advertisement
Beberapa Kemungkinan Penyebab Aerophobia
Traumatis
Memiliki pengalaman traumatis atau kecelakaan pesawat. Bahkan menonton berita tentang bencana penerbangan bisa memicu rasa takut untuk naik pesawat pada seseorang.
Lingkungan
Jika kamu memiliki orang tua dengan aerophobia, kemungkinan kamu pun memiliki rasa ketakutan yang sama.
Hal ini merupakan penyebab aerophobia yang sangat umum dialami anak-anak, tapi juga mempengaruhi orang dewasa. Kamu mungkin merasa takut terbang karena memiliki kerabat atau teman lain dengan ketakutan yang sama. Namun, pengaruh terbesar biasanya berasal dari orang tua.
Keadaan terkait lainnya
Aerophobia mungkin juga berasal dari konflik yang sebenarnya tidak berhubungan dengan pengalaman naik pesawat. Misalnya, anak-anak yang harus sering naik pesawat untuk mengunjungi orang tua yang bercerai terkadang mengembangkan aerophobia sebagai penanggulangan trauma perceraian.
Pencegahan Aerophobia
Tidak ada cara untuk mencegah aerophobia. Tetapi ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk meminimalisasinya, seperti:
Baca Juga
- Menghindari hal-hal yang dapat memperburuk kecemasan, seperti kafein, obat-obatan, atau alkohol.
- Berbagi ketakutan dan kecemasan dengan anggota keluarga, teman, atau teman sebaya.
- Berbicara dengan penyedia layanan kesehatan tentang kondisi yang kamu alami