Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi melaporkan, selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 angka kecelakaan lalu lintas mengalami penurunan sebesar 12 persen.
Tercatat, angka kecelakaan lalu lintas selama libur Nataru 2023/2024 sebanyak 3.412 kejadian. Angka tersebut mengalami penurunan 12 persen dibandingkan periode Nataru 2022/2023 sebesar 3.865.
Advertisement
"Ini juga indikator bahwa keberhasilan angkutan pelaksanaan Nataru ini berhasil, dan saya ucapkan terima kasih khususnya pada teman-teman Polri yang mengawal secara intensif pergerakan-pergerakan itu," kata Budi Karya dalam Rapat Kerja dengan Komisi V DPR, di Jakarta, Kamis (18/1/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Menhub melaporkan kepada Komisi V DPR RI, bahwa Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga rutin setiap tahunnya menyediakan fasilitas mudik gratis selama libur Nataru. Lantaran antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan program mudik gratis ini sangat tinggi.
"Antusiasme masyarakat untuk menggunakan mudik gratis ini tinggi. Ini menjadi satu catatan bagi kita bahwa nanti kalau mudik lebaran kita menghimbau tidak saja dari Kementerian yang melakukan itu, tetapi kepada operator dan para korporasi juga memberikan fasilitas mudik kepada minimal pada karyawannya," ujarnya.
Disamping itu, Menhub mencatat selama Nataru 2023/2024 pergerakan masyarakat mencapai 126 juta orang. Untuk mengatur lalu lintas selama nataru, pihaknya bekerjasama dengan operator telekomunikasi guna memantau jumlah pergerakan masyarakat.
"Kami laporkan juga bahwa Kementerian Perhubungan mengadakan kerjasama dengan operator termuklasi yang kita ingin melakukan crossing cek berkaitan dengan bagaimana pergerakan itu terjadi," kata Menhub.
Adapun berdasarkan resume hasil posisioning mobil data Positioning Mobile Data (PMD) yang dilakukan pada 16 Desember 2023 sampai 1 Januari 2024, terdapat 126 juta pergerakan masyarakat keluar provinsi dan ke dalam provinsi.
"Artinya prediksi yang dilakukan oleh BKT 'Badan kebijakan transportasi Kementerian perhubungan' tidak meleset dengan jumlah tersebut," pungkas Menhub.
Rentetan Kecelakaan Kereta Api di Awal 2024, Apa yang Salah?
Kementerian Perhubungan tengah berupaya untuk mencari solusi terkait kecelakaan kereta api yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Mulai dari kecelakaan kereta api hingga kejadian di perlintasan sebidang.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Risal Wasal menegaskan pihaknya melakukan evaluasi terhadap berbagai kejadian yang ada. Pihaknya pun tengah merumuskan sejumlah solusi kedepannya.
"Kami bersama para pihak terkait tengah berupaya mendalami insiden-insiden yang terjadi ini sehingga harapannya dapat dirumuskan solusi yang dapat dilakukan agar insiden serupa tidak terulang," kata Risal ditulis, Selasa (16/1/2024).
Beberapa kecelakaan yang melibatkan kereta api diantaranya, insiden kereta anjlok di Stasiun Tanggulangin, adanya tabrakan kereta dengan mobil pada perlintasan sebidang yang terjadi di tiga lokasi terpisah, yaitu Klaten, Banyuwangi, dan Tebingtinggi.
Sebelumnya telah terjadi kecelakaan yang melibatkan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya pada Jumat, 5 Januari 2024 di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Advertisement
Peningkatan Rel Kereta Api
Risal mengungkap pihaknya terus melakukan peningkatan pada jalur-jalur kereta api dan membangun jalur ganda untuk meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan perjalanan kereta api. Pembangunan jalur ganda yang dilakukan oleh DJKA mencakup Segmen Cirebon - Purwokerto - Yogya - Solo - Madiun - Wonokromo (rampung pada 2020), Segmen Bogor - Sukabumi (progres mencapai 97,14 persen), dan Segmen Kiaracondong - Cicalengka (Tahap I rampung 2022, Tahap II progres mencapai 76,08 persen).
Sementara untuk memitigasi terjadinya anjlok, DJKA telah menargetkan untuk melakukan 18 kegiatan peningkatan prasarana perkeretaapian, mencakup peningkatan kapasitas jalur, serta fasilitas operasi pendukungnya, pada tahun 2024. Dalam hal ini, DJKA menargetkan adalah agar pada tahun 2024 ini, 94 persen dari keseluruhan jalur kereta api di Indonesia sudah sesuai standar Track Quality Index (TQI) Kategori 1 dan 2.
“Jika jalur kereta api kita sudah mencapai standar kualitas TQI Kategori 2, maka kereta dapat melaju pada kecepatan 80 sampai 100 km/jam, sementara dengan standar kualitas TQI Kategori 2, kereta dapat melaju pada kecepatan 100 sampai 120 km/jam dengan aman dan selamat,” urai Risal.
Libatkan Instansi Lain
Di sisi lain, kata dia, DJKA juga terus mendorong penanganan perlintasan sebidang dengan melibatkan Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, serta stakeholder terkait. Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam penanganan perlintasan sebidang ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 tentang Peningkatan Keselamatan Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api dengan Jalan.
Kemudian, penanganan perlintasan sebidang ini juga telah diupayakan oleh DJKA dengan menghilangkan atau menutup perlintasan sebidang KA yang berdekatan (kurang dari 800 meter) dan/atau yang lebar jalannya kurang dari 2 meter; memasang pagar sterilisasi jalur KA, program pembangunan fly over atau underpass; membangun jalan kolektor atau frontage road di sepanjang jalur KA atau jalan alternatif (manajemen lalu lintas).
Selanjutnya, program pengadaan pintu perlintasan, early warning system (EWS), dan pemasangan rambu; perbaikan perkerasan jalan (modular concreate LX/sintetis LX); pengembangan level crossing obstacle detection system yang melakukan deteksi otomatis rintangan di perlintasan sebidang untuk mencegah kecelakaan kereta api dengan kendaraan jalan; program evaluasi perlintasan Jawa dan Sumatera serta sosialisasi, kampanye dan promosi keselamatan di perlintasan.
“Harapan kami agar pihak KAI selaku operator juga mengambil andil dalam meningkatkan aspek keselamatan dan pelayanannya agar tidak terjadi lagi peristiwa serupa,” tegas Risal
Kendati demikian, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, masyarakat dihimbau untuk tetap mematuhi rambu lalu lintas, mendahulukan perjalanan kereta api, dan tidak menerobos palang pintu perlintasan untuk mencegah terjadinya insiden serupa.
“Kami berharap partisipasi aktif dari masyarakat untuk berhati-hati pada perlintasan sebidang demi menjaga keamanan dan keselamatan bersama,” tutup Risal.
Advertisement