William Wijaya Membawa Era Baru Dekolonisasi dalam Panggung Musik Klasik Indonesia

William Wijaya seorang pemain cello muda Indonesia dan penulis keturunan Sino, yang lahir pada tahun 2005.

oleh Aditia Saputra diperbarui 18 Jan 2024, 18:04 WIB
Penampilan William ketika bermain cello di konser amal Tchaikovsky and Rachmaninoff)

Liputan6.com, Jakarta Mengawali tahun 2024 dengan gemilang, konser amal berjudul Tchaikovsky and Rachmaninoff, yang diselenggarakan oleh The Bright Knight Foundation sebagai bagian dari Charity Concert Series mereka, telah menandai dimulainya era baru dalam dunia musik klasik Indonesia. Konser ini, yang menjadi program ketiga dari seri konser amal mereka, bertujuan untuk mengumpulkan dana guna mendukung panti asuhan di seluruh Indonesia.

Dengan sponsor dari Bintang Pasifik Teknik dan Purnomo Yusgiantoro Foundation, konser ini mempersembahkan pengalaman musik klasik yang luar biasa. Dilaksanakan pada Sabtu, 13 Januari 2024, di Balai Resital Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, tempat ini menjadi saksi sejarah simbol seni musik klasik di Indonesia.

Konser ini menjadi ajang yang unik dan inovatif karena diketuai oleh William Wijaya, seorang pemain cello muda Indonesia dan penulis keturunan Sino, yang lahir pada tahun 2005.

 


Musik Klasik

Penampilan William bersama tim ketika bermain cello di konser amal Tchaikovsky and Rachmaninoff

William Wijaya, yang juga menjabat sebagai Ketua The Bright Knight Foundation periode 2023/2024, mengemukakan visinya untuk menjadikan musik klasik lebih meresap dalam masyarakat. Ia berharap agar musik ini bisa lebih mudah diakses dan dinikmati oleh berbagai kalangan, serta agar musik bisa diakses oleh siapapun sebagai bentuk seni yang paling ekspresif. 

"Saya memiliki keinginan kuat dan harapan besar untuk masa depan musik di Indonesia, sebuah dunia di mana kesempatan berekspresi dan menikmati musik dapat digapai oleh semua orang. Saya ingin mengambil bagian dalam gerakan baru, yaitu sebuah upaya 'dekolonisasi' musik klasik dengan meruntuhkan batasan-batasan yang selama ini di-impose dan membatasi ruang kreatif para artis. Mari majukan musik tanah air!" ungkap William Wijaya dengan semangat.

 


Upaya Penting

Penampilan William ketika bermain cello di konser amal Tchaikovsky and Rachmaninoff

Dekolonisasi musik klasik sendiri merupakan sebuah upaya penting untuk membebaskan dan mengubah naratif serta representasi musik klasik, menjadikannya lebih inklusif, beragam, dan mencerminkan keberagaman budaya di seluruh dunia. 

William Wijaya bukan hanya seorang musisi berbakat, melainkan juga seorang tokoh muda yang gigih dalam menjalani aktivitas seni dan amal. Memulai perjalanan musiknya pada usia 11 tahun di sekolah dasar, William telah menunjukkan dedikasinya dengan bergabung dalam beberapa orkestra pada 2017-2019. Selain itu, ia menonjol sebagai resitalis dan menjelajahi seni lainnya seperti musik tradisional, puisi, seni teater, dan seni pertunjukan kontemporer.

 


Ekspresif

Keunikan William terletak pada gaya interpretasinya yang ekspresif dan eksplorasi seni yang kreatif. Sebagai pemain cello muda, ia juga telah meraih beberapa penghargaan, termasuk medali perunggu di Festival Musik Internasional Raffles Singapura tahun 2022 dan Juara 1 Kompetisi Musik Nasional Indonesia tahun 2020. 

Selain dari dunia musik, William juga terlibat dalam aktivisme dan amal. Ia adalah salah satu pendiri dan Direktur Artistik Nawasena Creative, sebuah organisasi pengajaran musik yang berfokus pada anak-anak berkebutuhan khusus. Inspirasi William berasal dari Mstislav Rostropovich dan Marina Abramovic, yang meyakini pada kekuatan ekspresi untuk menyuarakan hal-hal yang tak terungkapkan dan memperjuangkan kemanusiaan melalui seni dan aktivisme.

Dengan segala dedikasinya, William Wijaya menciptakan jejak yang signifikan dalam dunia musik klasik Indonesia. Dengan membawa nuansa baru dan menghubungkan seni dengan perjuangan kemanusiaan, William menjadi agen perubahan yang menjanjikan dalam mengangkat eksistensi musik klasik di tanah air.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya