Kampung Sakura Jadi Destinasi Wisata Baru di Desa Sidomulyo Kota Batu

Kampung Sakura di Desa Sidomuyo resmi dibuka jadi satu destinasi wisata baru di Kota Batu

oleh Zainul Arifin diperbarui 19 Jan 2024, 23:59 WIB
Gapura masuk menuju Kampung Sakura di Desa Sidomulyo, destinasi wisata baru di Kota Batu (Prokopim Kota Batu)

Liputan6.com, Malang - Desa sejuta bunga, begitu julukan Desa Sidomulyo, Kota Batu. Kini di desa yang lama dikenal sebagai sentra penghasil tanaman hias ini sudah disiapkan sebuah destinasi wisata baru yakni Kampung Sakura.

Kampung Sakura sepenuhnya digagas masyarakat desa setempat memanfaatkan potensi seperti budidaya bunga dan berbagai tanaman hias. Pemerintah Desa Sidomulyo akan memperkenalkan destinasi baru wisata Kota Batu ke publik pada Minggu, 21 Januari 2023 nanti.

“Kemandirian masyarakat untuk mengembangkan potensi desa untuk menjadi destinasi wisaa harus diapresiasi,” kata Pejabat Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai, kemarin.

Keberadaan Kampung Sakura Sidomulyo, lanjut dia, menambah keberadaan desa tematik. Pemanfaatan potensi desa menjadi sebuah destinasi wisata diharapkan bisa mendongkrak perekonomian masyarakat termasuk pelaku usaha miko kecil dan menengah.

“Kehadiran Kampung Sakura selaras dengan keinginan pemerintah mewujudkan desa tematik,” ucap Aries.

Di dalam Kampung Sakura terdapat ornamen pohon sakura yang dibuat memanfaatkan pohon apel tak produktif serta limbah berupa kantong plastik warna merah dan putih. Ratusan ornamen itu dipasang di sepanjang jalan kampung itu.

Sejumlah spot rumah Jepang turut didirikan dengan pohon sakura dan tatanan taman sedemikian rupa di dekatnya. Suasana itu diharapkan mampu menghadirkan nuansa seperti benar-benar berada di Negeri Sakura tersebut.

Kemunculan Kampung Sakura diharapkan membuat wisatawan betah berlama-lama. Sebab banyak destinasi wisata Kota Batu di desa-desa. Serta mampu menggenjot angka kunjungan wisatawan di kota ini.

2 dari 2 halaman

Swafoto Bernuansa Negeri Sakura

Ketua Pengelola Desa Wisata Sidomulyo, Abdul Rokhim, mengatakan, ide membangun Kampung Sakura berawal dari event Sidomulyo Flora Festival (SFF) yang di dalamnya terdapat lomba hias kampung.

“Kami berfikir mencari sesuatu yang berbeda, tidak dengan tanaman hias saja,” kata dia.

Pilihan warga pun jatuh ke konsep Kampung Sakura ala Jepang. Keberadaan bunga dan tanaman hias jadi modal awal, ditambah berbagai ornament menarik. Tidak lupa disediakan pula Kimono, pakaian tradisional Jepang yang bisa disewa wisatawan.

Pengunjung yang tertarik berswafoto menggunakan kimono dengan latar rumah tradisional Jepang itu cukup merogoh kocek sebesar Rp 25 ribu. Pengunjung pun sudah bisa bergaya seperti berada di Negeri Sakura tersebut.

Infografis Destinasi Wisata Berkelanjutan di Indonesia dan Dunia (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya