Liputan6.com, Jakarta Imunisasi tambahan atau Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio (Sub PIN Polio) putaran I terus berjalan. Berdasarkan data 18 Januari 2024 malam, Jawa Tengah mencatat 2.209.359 atau 56,6 persen target sasaran anak usia nol hingga 7 yang sudah mendapatkan imunisasi novel Oral Polio Vaccine Type 2 (nOPV2).
Capaian Jawa Tengah masih lebih rendah dari Jawa Timur yang sudah mencapai 80,7 persen dari target sasaran imunisasi tambahan Polio.
Advertisement
Sementara itu, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta baru mencatat 45,6 persen anak yang dapat imunisasi Polio tambahan.
Berikut capaian Sub PIN Polio Putaran 1 per 18 Januari 2024 malam dari data Kemenkes RI:
- Jawa Timur: 3.580.916 atau 80,7 persen (total sasaran 4.437.679)
- Jawa Tengah: 2.209.359 atau 56,6 persen (total sasaran 3.903.678
- Sleman DIY: 63.308 atau 45,6 persen (total sasaran 149.821)
Target Cakupan 95 Persen
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan sekurang-kurangnya 95 persen anak di wilayah tersebut mendapatkan imunisasi Polio tambahan.
“Target cakupan sekurang-kurangnya adalah 95% untuk masing-masing putaran dan merata di setiap tingkatkan, mulai dari desa, kecamatan, sampai kabupaten,” ucap Maxi dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
Dengan angka cakupan yang tinggi minimal 95 persen maka bisa memutus rantai penularan Polio di wilayah tersebut.
Sub PIN Polio Digelar 2 Putaran
Sub PIN Polio digelar usai temuan tiga kasus lumpuh layu akibat virus Polio di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Anak-anak di Sleman, DIY ikut serta dalam gelaran Sub PIN Polio lantaran berbatasan langsung dengan Kabupaten Klaten, lokasi ditemukannya kasus polio beberapa waktu lalu.
“Pemerintah bersama Komite Imunisasi Nasional telah memberikan rekomendasi untuk segera merespons KLB dengan memberikan imunisasi tambahan atau yang dikenal dengan Sub Pekan Imunisasi Polio (Sub PIN Polio),” kata Maxi.
Sub PIN Polio dilaksanakan dalam 2 putaran. Putaran pertama dimulai pada 15 Januari 2024. Lalu, putaran kedua akan berlangsung mulai 19 Februari 2024.
Masing-masing putaran dilaksanakan dalam waktu satu minggu dengan jarak antarputaran minimal satu bulan.
Advertisement
Soal Penolakan Sebagian Orangtua
Di tengah antusias orangtua membawa anak untuk mendapatkan imunisasi tambahan Polio, ada sebagian yang melakukan penolakan. Seperti yang terjadi di Kecamatan Jatiyoso dan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Terkait penolakan sebagian orangtua yang enggan anaknya diimunisasi, Anggota Komisi IX DPR RI, Edy Wuryanto mengatakan bahwa pemerintah sudah menyatakan vaksin yang digunakan aman.
Selain itu, Edy menjelaskan bahwa dengan imunisasi polio juga dapat memberikan perlindungan terhadap anak. Orangtua diharapkan dapat bijak, bagaimana memberikan perlindungan yang tepat lewat vaksinasi pada anak.
"Nah, diharapkan adanya vaksinasi ini juga memberikan rasa aman kepada anak-anak lain," pungkas legislator dari Dapil Jawa Tengah III ini.
"Mereka ini tidak bisa memilih, harusnya orangtua yang bijak. Ini bukan untuk melindungi satu anak saja, tapi seluruh anak."
Sub PIN Polio: Harus Serentak dan Menyeluruh
Dokter anak konsultan yang juga Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (Komnas KIPI) Profesor Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan bahwa ada alasan di balik seluruh anak usia nol hingga tujuh tahun di wilayah tersebut harus ikut Sub PIN Polio.
"(Anak) yang sudah lengkap atau tidak lengkap, ikuti. Yang udah full dengan IPV (Inactive Polio Vaccine) ikuti," tegas Hinky dalam konferensi pers bersama Kementerian Kesehatan RI pada Jumat kemarin.
Bila semua anak usia nol hingga tujuh tahun di tiga wilayah ikut serta dalam Sub PIN Polio maka bisa didapatkan kekebalan yang menyeluruh.
Advertisement