Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada Jumat (19/1/2024). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau kembali berada di zona merah.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali terkoreksi. Bitcoin turun 2,99 persen dalam 24 jam dan 10,77 persen sepekan.
Advertisement
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 41.286 atau setara Rp 644,6 juta (asumsi kurs Rp 15.614 per dolar AS).
Ethereum (ETH) turut terkoreksi. ETH ambles 2,04 persen sehari terakhir dan 5,15 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 38,4 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,96 persen dan 1,46 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 4,86 juta per koin.
Kemudian kripto Cardano (ADA) kembali berada di zona merah. ADA merosot 4,51 persen dalam 24 jam terakhir dan 12,94 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 7.839 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali terpuruk. SOL ambles 6,50 persen dalam sehari dan 5,08 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 1,47 juta per koin.
XRP terpantau kembali berada di zona merah. XRP anjlok 3,11 persen dalam 24 jam dan 8,29 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 8.608 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) kembali terkoreksi. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 2,69 persen dan 7,31 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.217 per token.
Harga kripto hari ini stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC) sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 1,63 triliun atau setara Rp 25.451 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Direktur IMF Peringatkan Kripto Bukan Mata Uang
Sebelumnya diberitakan, Direktur pelaksana International Monetary Fund (IMF), Kristalina Georgieva kembali memperingatkan aset kripto bukanlah uang melainkan hanya sarana investasi. Georgieva menuturkan, semua pihak harus dapat membedakan antara uang dan aset.
"Pandangan kami adalah kita harus membedakan antara uang dan aset. Ketika kita berbicara tentang kripto, kita sebenarnya berbicara tentang kelas aset. Ini bisa dicadangkan dan dalam hal ini, lebih aman dan kurang berisiko, atau bisa juga tidak,” kata Georgieva, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (16/1/2024).
Georgieva menambahkan, kripto adalah aset investasi yang berisiko dan bukanlah mata uang. Komentar Georgieva muncul hanya beberapa jam sebelum SEC membuka jalan bagi debut ETF spot baru yang didukung bitcoin minggu lalu.
Regulator memberikan tanda yang jelas kepada lembaga keuangan seperti Cathie Wood's Ark dan BlackRock (BLK) untuk meluncurkan ETF baru ini. Sebanyak 11 ETF bitcoin spot telah disetujui.
Terlepas dari kehebohan bitcoin terbaru, Georgieva dari IMF tidak berpikir hari ini akan semakin dekat di mana kripto akan menyaingi dolar dalam hal keuangan. Georgieva menuturkan dolar saat ini menjadi mata uang yang dominan karena besarnya perekonomian AS dan yang paling penting, kedalaman pasar modal di AS.
"Jadi saya, misalnya, tidak terburu-buru mengubah dolar saya menjadi mata uang lain. Itu tidak berarti bahwa Anda tidak boleh melakukan diversifikasi,” pungkas Georgieva.
Advertisement
IMF Sebut Kripto Bisa Ciptakan Sistem Keuangan Baru
Sebelumnya diberitakan, Dana Moneter Internasional (IMF) pekan lalu memperingatkan aset kripto dapat menciptakan sistem keuangan baru jika tidak diatur dan diawasi dengan baik. Ini dibahas dalam penelitian bertajuk "Menilai Risiko Makrofinansial dari Aset Kripto”.
Penelitian terbaru ini membahas potensi risiko sistemik yang terkait dengan semakin menonjolnya mata uang kripto dan menawarkan kerangka kerja untuk memahami dan melacak risiko ini.
“Teknologi aset kripto, jika tidak diatur dan diawasi dengan baik, secara de facto dapat menciptakan sistem keuangan baru dan alternatif,” tulis IMF dalam laporannya, dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (11/10/2023).
Ada tiga bahasan penting dalam penelitian terbaru IMF, adapun bahasannya sebagai berikut:
Matriks Penilaian Risiko
Penelitian ini memperkenalkan Matriks Penilaian Risiko Kripto (C-RAM) tingkat negara untuk merangkum kerentanan utama, indikator, potensi pemicu, dan respons kebijakan yang relevan dengan sektor kripto.
Matriks ini bertujuan untuk membantu pembuat kebijakan dan pakar mengidentifikasi dan menavigasi risiko yang ditimbulkan oleh mata uang kripto dengan lebih baik dan menciptakan strategi yang relevan untuk menahan dan mengelola risiko tersebut.
Penipuan dan Keamanan Siber
Area yang menjadi perhatian utama mencakup kerentanan struktural dalam ekosistem kripto, risiko penularan antara keuangan tradisional dan kripto, risiko operasional, arbitrase peraturan, transparansi terbatas, dan ketersediaan data.
“Kerentanan yang melekat pada industri kripto terhadap penipuan, ancaman keamanan siber, dan risiko teknologi membuat industri kripto menghadapi berbagai ancaman eksternal,” ujar IMF.
Buku Besar Terjamin
Risiko likuiditas, risiko integritas pasar, dan risiko hukum dan perlindungan konsumen juga menimbulkan tantangan signifikan bagi industri kripto.
Buku Besar Terjamin (Secured Ledger)Para peserta yang mengandalkan catatan kliring dan penyelesaian transaksi keuangan yang aman dan transparan yang disediakan oleh teknologi buku besar terdistribusi akan memitigasi beberapa risiko yang diamati, namun menimbulkan tantangan regulasi, kata IMF.
Apa yang IMF pandang sebagai potensi risiko untuk dinilai, adalah apa yang menurut para pendukung cryptocurrency akan membuat sistem keuangan menjadi lebih efisien dan mudah diakses.
Advertisement