Menilik Kualitas Super Daun Teh Kabupaten Purwakarta

Kabupaten Purwakarta, memiliki beberapa produk perkebunan rakyat yang bernilai ekonomis. Sebut saja salah satunya, olahan Daun Teh.

oleh Asep Mulyana diperbarui 20 Jan 2024, 06:00 WIB
Warga di Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, saat melakukan proses pengeringan Daun Teh. Foto (Istimewa)

Liputan6.com, Purwakarta - Daun teh, merupakan salah satu produk perkebunan unggulan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Sentranya, ada di empat kecamatan. Masing-masing, Kecamatan Bojong, Darangdan, Wanayasa, dan Kiarapedes.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kabupaten Purwakarta, Sri Jaya Midan menuturkan, di wilayahnya memang terdapat beberapa produk perkebunan rakyat yang cukup potensial dalam mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.

"Selain Cengkeh, Kopi dan Pala, di empat wilayah itu kita juga punya produk perkebunan unggulan. Yakni, Daun Teh," ujar Midan, Jumat (19/1/2023).

Midan menjelaskan, selama ini masyarakat di empat kecamatan tersebut banyak di antaranya mengandalkan penghasilan dari berkebun empat komoditi tersebut. Khusus daun teh dari perkebunan rakyat tersebut, sejauh ini pangsa pasarnya lumayan bagus.

"Selain kebutuhan lokal, teh khas Purwakarta juga ada yang dikirim ke luar daerah," jelas dia.

Menurut dia, selain dijual secara langsung daun teh khas Kabupaten Purwakarta banyak juga yang dikemas menjadi beragam olahan. Misalnya, ada yang menjadi teh celup, hingga jadi campuran obat herbal. Bukan hanya itu, juga ada yang dikembangkan menjadi produk white tea.

"Untuk perkebunan khusus white tea, itu dikembangkan di Kecamatan Bojong," kata dia.

Terkait luasan perkebunan teh di Kabupaten Purwakarta, Midan menambahkan, hingga 2022 kemarin tercatat seluas 4.446 hektare yang tersebar di empat kecamatan tersebut. Untuk hasil panennya sendiri, rata-rata 1,5 ton per hektare per tahun.

 


Perkebunan Teh di Purwakarta

Sementara itu, Kepala Desa Sindangpanon, Kecamatan Bojong, Deden Prananyudha mengatakan, keberadaan perkebunan teh di wilayannya ini jelas membawa berkah tersendiri bagi masyarakat di desanya. Sejauh ini, sebagian masyarakatnya mengandalkan penghasilan dari perkebunan teh.

"Kalau warga di kita, itu biasanya menjual langsung daun teh hasil panennya. Tapi ada juga yang dijual setelah dikemas. Kalau di kita, itu yang unggulannya produk white tea," ujar Deden.

Menurut dia, masyarakat di wilayahnya mengolah sendiri daun teh hasil panennya sejak dari awal pemetikan. Kemudian, kata dia, pucuk teh hasil petikan ini diproses dan dikeringkan dengan cara digiling agar hilang kadar airnya.

Setelah itu, daun teh ini disortir untuk dipisahkan antara batang dengan serbuknya. Pada penyortiran itu, juga dilakukan pemisahan antara serbuk kasar dengan yang halus. Proses pengolahannya sendiri, tetap mempertahankan cara konvensional untuk menjaga kualitasnya.

"Selain produk white tea, yang diproduksi warga di sini juga ada teh hijau," tambah dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya