Liputan6.com, Blitar - Dalam beberapa tahun terakhir ini, nama Gus Iqdam atau Muhammad Iqdam Kholid menyeruak dan beranjak ke jajaran papan atas pendakwah muda populer, di Indonesia.
Gaya ngajinya renyah dan mudah diikuti. Kekhasan lainnya adalah sesi dialog yang selalu diadakan dalam tiap pengajiannya.
Uniknya, jemaah Gus Iqdam berasal dari beragam kalangan. Ada anak jalanan, pengamen, pemabuk, petani, pedagang, pejabat dan lain sebagainya.
Baca Juga
Advertisement
Karena jemaahnya yang beragam dan sangat 'biasa' itulah, muncul istilah 'garangan' yang belakangan bertambah menjadi garanganwati.
Kini, jemaahnya yang beberapa tahun lalu hanya tujuh orang telah bertambah dalam jumlah spektakuler, puluhan ribu jemaah. Tentu saja ada yang istimewa dari sosok Gus Iqdam.
Dalam berbagai kesempatan, Gus Iqdam menyebut apa yang dicapainya kini bukan karena kemampuannya, melainkan berkah dari para leluhurnya. Ucapan ini sontak membuat banyak orang penasaran mengenai sosok dan silsilah Gus Iqdam.
Terlebih kakek Gus Iqdam adalah kiai besar yang diyakini merupakan seorang wali. Beliau adalah KH Zubaidi Abdul Ghofur, atau yang terkenal dengan panggilan Mbah Yai Bad.
Simak Video Pilihan Ini:
Orang Tua dan Kakek Gus Iqdam, Bukan Orang Biasa
Diketahui, Gus Iqdam lahir di lingkungan pondok pesantren.
Ilmu agama Islam sudah dipelajarinya sejak kecil karena berasal dari keluarga ternama yang memiliki sekolah agama di daerah Blitar.
Ayahnya yakni Kyai Haji Kholid adalah seorang ulama yang aktif mengajar agama.
Ibunya adalah anak Kyai Haji Zubaidi Abdul Ghofur seorang tokoh agama kharismatik di daerah Blitar.
Kakek Gus Iqdam adalah pendiri Pondok Pesantren Mambaul Hikam Mantenan Udanawu, Blitar, KH Zubaidi Abdul Ghofur atau Mbah Yai Bad.
Beliau adalah kiai besar yang perannya dalam pendidikan dan perkembangan Islam di Blitar sangat besar. Terlebih, diyakini, Mbah Yai Bad adalah seorang wali.
Advertisement
Nama dan Riwayat Pengembaraan Intelektualnya
Melansir kanal Islami Liputan6.com, kakek Gus Iqdam Mbah Yai Bad merupakan pendiri Pondok Pesantren Mamba’ul Hikam Mantenan, Blitar.
Mbah yai Bad memperoleh pendidikan dari ayahnya di lingkungan pesantren. Demikian halnya dengan saudara-saudaranya.
Tidak hanya belajar pendidikan agama Islam dari ayahnya, Mbah Bad juga memperdalam pengetahuan agama di beberapa pesantren. Pertama kali beliau mondok di Pesantren Hidayatul Mubtadiin Lirboyo selama 3 tahun. Kemudian melanjutkan ke pondok pesantren Termas Rejosari Kabupaten Pacitan selama 7 tahun.
Beliau mengakhiri pengembaraan intelektualnya di pondok pesantren Jampes Camping Rejo Kediri. Di pesantren ini beliau menimba ilmu pengetahuan selama 7 tahun. Haus akan ilmu pengetahuan agama menyebabkan beliau setamat dari pesantren masih menyempatkan dirinya untuk thalabul ilmi.
Beliau aktif mengikuti pengajian kilatan di berbagai pesantren yang dilaksanakan setiap bulan Ramadhan. Adapun pesantren yang beliau kunjungi untuk pengajian kilatan seperti pondok Mojosari Nganjuk dan pesantren yang diasuh oleh Syekh Hamid.
Menikah dan Lika-Liku Rumah Tangganya
Beliau menikah di usia yang boleh dibilang sudah tua, yakni sekitar 40 tahun. Usai menikah Mbah Bad juga merasakan lika-liku dan perjuangan dalam rumah tangganya. Sebab ketika menikah beliau belum memiliki rumah.
Waktu awal-awal menikah, karena belum punya rumah karena lokasi kamar di pondok Putra terpaksa istrinya kalau akan masuk kamar menunggu di saat akan petang sambil krukupan sarung.
Lokasi kamar Mbah Bad ada di pondok putra. Sejak masih muda tinggal di kamar salah satu Pondok Lirboyo.
Di situlah biasanya beliau menemui para tamu-tamunya. Sebab, meskipun masih lajang, sudah banyak tamu-tamu yang sowan meminta barokahnya.
Advertisement
Tirakat Puasa Selama 7 Tahun
Berdasarkan cerita yang beredar, KH Zubaidi Abdul Ghofur lama menjalani tirakat puasa. Menurut cerita, perut beliau ini sangat kecil sebab tirakat yang dijalaninya.
Beliau berpuasa dan berbuka tidak makan nasi.
Ini dilakukannya selama 7 tahun. Beliau menjalani puasa ini atas izin ayahnya (KH. Abdul Ghofur) yang sebelumnya beliau memiliki keinginan menjalankan tirakat tadi.
Demikianlah kisah singkat kakek Gus Iqdam sebagaimana disarikan dari tayangan akun YouTube Manah Salim, Rabu (4/10/2023).
Profil Gus Iqdam
Ia lahir dengan nama asli Agus Muhammad Iqdam Kholid pada tanggal 27 september 1994.
Ia adalah putra dari pasangan Kyai Haji Kholid dan Hj Ny Lanratul Farida. Gus Iqdam adalah anak bungsu dari empat bersaudara.
Saat kecil dirinya belajar agama Islam dengan Kyai Haji Dliyauddin Azzamzami yang tidak lain adalah pamannya sendiri.
Gus Iqdam meneruskan pendidikan dengan menjadi santri di Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Kediri di bawah asuhan Kyai Haji Muhammad Abdurrahman Kautsar.
Advertisement