Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Indonesia kerap mengisi waktu berkumpul dengan permainan kartu, seperti domino (gaple) dan remi.
Permainan ini dapat menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat. Namun, tak jarang pula bermain kartu dikaitkan dengan hal negatif yakni judi yang berujung pada kecanduan dan kerugian.
Advertisement
Menurut psikolog Wahyu Aulizalsini, bermain kartu bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga memiliki manfaat yang luar biasa. Dalam suasana santai, permainan kartu dapat menjadi pelarian yang efektif dari stres sehari-hari.
Tidak hanya itu, bermain kartu dapat membantu melatih otak dengan meningkatkan kemampuan berpikir, penilaian, dan respons.
"Permainan kartu dapat memberikan keseimbangan psikologis yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yakni melatih aspek kognitif dan kemampuan visual spasial. Ini adalah bentuk hiburan yang efektif untuk mengurangi stres dan merangsang pikiran, selama dimainkan dengan bijak," kata Wahyu dalam keterangan pers, Sabtu (20/1/2024).
Selain manfaat kognitifnya, permainan kartu juga menjadi cara untuk memperkuat hubungan sosial. Interaksi antar pemain dapat mempererat ikatan persahabatan, meningkatkan kemampuan komunikasi, dan membuka peluang untuk pergaulan yang lebih positif.
Dalam keterangan yang sama, pakar sosiologi Rr. Satiti Shakuntala mengatakan bahwa permainan kartu adalah cara menyenangkan untuk memperkuat hubungan interpersonal.
"Permainan kartu menciptakan ruang untuk memahami dinamika sosial. Itu adalah cara yang menyenangkan untuk membangun komunitas dan memperkuat hubungan interpersonal,” ujar Satiti.
Potensi Perjudian dalam Permainan Kartu
Memiliki banyak manfaat, tak dapat dimungkiri bahwa permainan kartu berpotensi memicu perjudian.
“Permainan kartu memiliki sisi yang perlu diperhatikan. Salah satu tantangannya adalah potensi terkait perjudian,” ucap Satiti.
“Beberapa permainan kartu dapat menjadi pemicu kecanduan judi, membawa dampak negatif tidak hanya pada individu, tetapi juga pada keluarga dan masyarakat,” tambahnya.
Maka dari itu, kontrol sosial dan pengendalian secara kuratif dapat dilakukan sebagai tindakan preventif. Tujuannya, memulihkan keadaan agar berjalan kembali seperti semula sesuai dengan kaidah masyarakat yang berlaku.
“Misal, memberikan hukuman atau sanksi terhadap pelanggar aturan, seperti oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang membuat permainan kartu menjadi aktivitas judi online.”
Advertisement
Serba Online Termasuk Judi
Di era digital ini, semuanya serba online atau daring. Termasuk judi yang biasa disebut judi online.
Menurut Satiti, ada beberapa fitur dalam aplikasi permainan kartu yang membuat permainan tersebut dapat disalahgunakan.
“Sebagai contoh, beberapa waktu lalu permainan kartu online Higgs Domino Island menjadi sorotan. Ini terjadi karena adanya ‘Fitur Kirim’ dalam game yang disalahgunakan oleh beberapa pihak yang tidak bertanggung jawab.”
“Namun, jika fitur-fitur ini disesuaikan atau bahkan dinonaktifkan, maka Higgs Domino tidak akan terkait dengan perjudian dan mungkin akan menjadi permainan kartu yang menarik,” ujarnya.
Hindari Jebakan Perjudian dalam Permainan Kartu
Senada dengan Wahyu dan Satiti, sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Derajad Sulistyo mengatakan bahwa masyarakat perlu mendapatkan pandangan yang seimbang soal permainan kartu.
“Kita bisa tetap menikmati kelebihan permainan kartu sebagai hiburan dan latihan otak, selama kita mampu menghindari jebakan perjudian,” jelas Derajad.
Artinya, pengawasan yang baik atas permainan kartu perlu ditingkatkan untuk mencegah masalah perjudian dan kecanduan.
“Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa permainan kartu tetap menjadi bentuk hiburan positif dan tidak merugikan.”
“Terakhir, saat kita menikmati permainan kartu, ada baiknya bertanya pada diri sendiri: apakah ini sekadar hiburan atau sudah melibatkan unsur perjudian? Kesadaran diri adalah kunci untuk memastikan bahwa permainan ini selalu berada di jalur yang benar dan tetap menjadi sarana hiburan yang menyenangkan,” tutup Derajad.
Advertisement