Liputan6.com, Jakarta Ivan Gunawan menceritakan saat dirinya keluar dari acara televisi yang menjadi sorotan karena mendapat teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Desainer terkemuka dan selebritas yang akrab disapa Igun ini membuka cerita tentang peristiwa ini, memberikan wawasan mendalam tentang tantangan yang dihadapinya.
Pertama-tama, Igun menjelaskan bahwa keputusannya untuk tidak muncul dalam tayangan reguler di "Brownis" selama dua minggu terakhir adalah hasil dari teguran yang dia terima. Teguran itu, menurutnya, mencakup aspek pakaian yang dinilai mirip perempuan ketika ia tampil di acara tersebut. Tindakan ini kemudian membawa Igun untuk mengambil langkah mundur dari program tersebut.
Advertisement
"Dua minggu terakhir ini aku memutuskan untuk tidak ada di tayangan regular aku ya di Brownis gitu kan. Karena aku kemarin sempat mendapatkan teguran," ujar Ivan Gunawan di kanal Youtube pribadinya dilihat Sabtu (20/1/2024).
Ia melanjutkan dengan mengakui betapa terpukulnya ia oleh teguran tersebut, khususnya karena namanya secara eksplisit disebutkan dalam surat teguran KPI. Ia menganggap bahwa teguran tersebut lebih dari sekadar kritik, melainkan intimidasi terhadap karakter pribadinya.
"Dan di mana aku merasa sangat terpukul karena di situ teguran tersebut lebih kepada mengintimidasi karakter seseorang. Mereka dengan jelas menulis Ivan Gunawan, jadi ada namanya itu yang membuat aku berat," ujarnya, menggambarkan betapa sulitnya menghadapi tekanan dari lembaga penyiaran.
Karakter Asli
Meski mengalami perubahan dalam gaya berpakaian dan penampilannya sepanjang kariernya, Igun menegaskan bahwa ia tidak pernah merubah karakter aslinya. Meskipun pernah berdandan dan berpakaian menyerupai perempuan pada tahun 2005-2010, hal itu justru membuatnya terkenal dan mendapatkan popularitas yang langgeng.
"Mungkin di tahun 2005-2010 karakter aku di televisi aku perempuan banget, dan itu semua aku benar-benar mendapatkan popularitas dari situ," ceritanya, memberikan pandangan tentang peran gaya berpakaian dalam membangun citra dan popularitas.
Advertisement
Malu
Dalam perkembangan selanjutnya, Igun mengungkapkan bahwa dengan bertambahnya usia, ia merasa malu untuk berdandan dan berpakaian seperti dulu. Meski begitu, ia memahami batas-batas yang ada dalam cara berpakaian yang benar.
"Ya sebenarnya kalau kenapa aku enggak berdandan lagi seperti pada zaman dahulu kala, ya mungkin semakin usia ya semakin tua. Jadi kan punya malu juga," ujar Igun, memberikan sudut pandangnya tentang perkembangan gaya pribadi seiring dengan perjalanan waktu.
Batasan Berpakaian
Igun menegaskan bahwa ia memahami batasan cara berpakaian yang benar dan menceritakan bahwa pakaian yang ia kenakan saat itu sudah mendapatkan persetujuan dari pihak televisi. Ia menyoroti bahwa keputusan memakai kostum tertentu pada saat itu juga merupakan bagian dari konsep tayangan yang telah ditentukan oleh kru acara.
"Aku bukan melakukan sebuah pembelaan ya, aku berhak untuk bisa bercerita. Jadi kalau misalnya kita syuting di televisi itu ada kan produser, ada wardrobe, ada kreatif dan semua yang kita pakai itu kan sudah ditentukan sama produser. Dan itu tayangan live," jelasnya, memberikan pemahaman tentang dinamika produksi acara televisi yang melibatkan berbagai elemen.
Dalam penutupnya, Igun menyampaikan harapannya bahwa cerita ini dapat memberikan perspektif yang lebih luas tentang tantangan yang dihadapinya dan membuka ruang diskusi yang positif dalam masyarakat. Cerita perjuangan Igun dalam menjaga integritas dan karakter pribadinya di tengah tekanan dan teguran menggambarkan kompleksitas dunia hiburan yang terus bertransformasi.
Advertisement