Pakistan dan Iran Sepakat Meredakan Ketegangan Usai Saling Serang

Serangan Iran dan kemudian balasan Pakistan merupakan intrusi lintas batas terbesar dalam beberapa tahun terakhir, meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi ketidakstabilan yang lebih luas sejak perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza meletus pada 7 Oktober.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 20 Jan 2024, 12:35 WIB
Peta Iran dan Pakistan (Dok. Tangkapan layar Google Maps)

Liputan6.com, Islamabad - Pakistan dan Iran telah sepakat untuk meredakan ketegangan setelah saling bertukar serangan rudal dan drone pekan ini.

Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam pernyataannya menyebutkan, Menteri Luar Negeri Pakistan Jalil Abbas Jilani dan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian berbicara melalui telepon pada Jumat (19/1/2024).

"Kedua menteri luar negeri sepakat bahwa kerja sama tingkat kerja dan koordinasi yang erat dalam pemberantasan terorisme dan aspek-aspek lain yang menjadi perhatian bersama harus diperkuat. Mereka juga sepakat untuk meredakan situasi," demikian bunyi pernyataan itu seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (20/1).

"Kembalinya duta besar kedua negara ke ibu kota masing-masing juga dibahas."

Pada Selasa (16/1) malam, Iran melancarkan serangan rudal dan drone terhadap kelompok bersenjata Jaish al-Adl di Provinsi Balochistan. Pakistan pada gilirannya menyerang sasaran kelompok bersenjata di Iran pada Kamis (18/1).

Setelah itu, Pakistan menarik duta besarnya dari Teheran dan mengatakan utusan Iran – yang sedang pulang ke negaranya – dilarang kembali ke Islamabad.


Peringatan Pakistan

Anwar ul-haq Kakar menjabat sebagai perdana menteri sementara Pakistan. (Dok. AP/Bebeto Matthews)

Pada Jumat, perdana menteri sementara Pakistan Anwar-ul-Haq Kakar mengadakan pertemuan Komite Keamanan Nasional, yang dihadiri oleh semua kepala dinas militer, untuk membahas krisis dengan Iran.

Kakar mempersingkat kunjungannya ke Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, dan terbang pulang setelah serangan pada Kamis.

"Tinjauan keamanan nasional pada Jumat menyimpulkan bahwa kedua negara akan mampu mengatasi gangguan kecil melalui dialog dan diplomasi serta membuka jalan untuk lebih memperdalam hubungan bersejarah," ungkap pernyataan dari kantor perdana menteri.

Namun, Pakistan memutuskan bahwa setiap upaya untuk memasuki wilayah Pakistan akan ditanggapi dengan kekuatan penuh. Mereka mendesak Iran untuk menggunakan saluran komunikasi yang ada untuk mengatasi masalah keamanan.

Sejumlah sumber mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Pakistan telah memutuskan untuk mengakhiri kebuntuan dan juga mendukung langkah untuk membangun kembali hubungan diplomatik penuh dengan Iran.


Pernyataan Senada Pakistan dan Iran

Ilustrasi Iran (Dok. AFP)

Serangan Iran dan kemudian balasan Pakistan merupakan intrusi lintas batas terbesar dalam beberapa tahun terakhir, meningkatkan kekhawatiran mengenai potensi ketidakstabilan yang lebih luas sejak perang Hamas Vs Israel di Jalur Gaza meletus pada 7 Oktober.

Namun, kedua negara telah beberapa kali mengisyaratkan keinginannya untuk meredakan ketegangan.

Pada Kamis, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pihaknya berkomitmen terhadap hubungan bertetangga yang baik dengan Pakistan tetapi meminta Islamabad untuk mencegah pendirian pangkalan teroris di wilayahnya.

Pakistan mengeluarkan pernyataan serupa. Kementerian luar negerinya mengatakan bahwa satu-satunya alasan mereka melakukan serangan balasan adalah demi kepentingan keamanan dan nasional Pakistan sendiri, yang merupakan hal terpenting dan tidak dapat dikompromikan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres turut mendesak kedua negara untuk menahan diri secara maksimal untuk menghindari peningkatan ketegangan lebih lanjut.

"Semua masalah keamanan antara kedua negara harus ditangani dengan cara damai melalui dialog dan kerja sama sesuai dengan prinsip kedaulatan, integritas wilayah, dan hubungan bertetangga yang baik," kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.​

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya