Cegah Anak Lahir Stunting, Ganjar Sarankan Ibu Hamil Perbanyak Makan Ikan dan Telur

Ikan dan telur merupakan dua sumber protein hewani yang mudah didapatkan seperti dikatakan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Jan 2024, 13:05 WIB
<p>Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo di Desa Kuwonharjo, Takeran, Magetan, Jawa Timur, Jumat (19/1/2024). (Foto:Liputan6/Winda Nelfira)</p>
Capres Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan salah satu upaya mencegah stunting adalah dengan memastikan ibu hamil makan sumber protein hewani diantaranya telur dan ikan. (Foto:Liputan6/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta Calon Pesiden (Capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyarankan kepada ibu hamil memperbanyak mengonsumsi asupan protein hewani. Ganjar pun mengingatkan untuk memilih sumber protein yang mudah didapatkan dan harga terjangkau.

Sumber protein yang mudah didapat dan harga terjangkau salah satunya adalah telur.

"Banyak protein bisa kita dapatkan, salah satunya telur, itu paling gampang, paling murah. Tapi yang lain sebenarnya ikan, kita kan negara laut, ikannya itu cukup banyak, dan itu bisa dikonsumsi juga dengan gampang," kata Ganjar usai bertemu peternak ayam di Magetan, Jawa Timur, Jumat (19/1/2024) mengutip Antara.

Menurut Ganjar, telur dan ikan adalah salah satu makanan yang cocok untuk masyarakat Indonesia. Indonesia, kata Ganjar, merupakan negara yang didominasi lautan, sehingga seharusnya sangat mudah untuk mendapatkan ikan dan menjadi konsumsi utama bagi masyarakat.

Bila asupan protein saat ibu hamil tercukupi, maka risiko anak yang dilahirkan stunting berkurang.

Ganjar Janjikan Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes

Ganjar bersama Mahfud MD berjanji bila pasangan tersebut terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada Pemilu 2024, maka bakal menjalankan program Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes.

Kehadiran fasilitas kesehatan serta tenaga kesehatan yang dekat dengan masyarakat bisa memantau dan mendampingi setiap ibu hamil sehingga pencegahan stunting bisa optimal.

“Program Ganjar-Mahfud Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes dapat optimal untuk menurunkan angka stunting," kata Ganjar saat di Ngawi pada Kamis (18/1/2024).

 

Ilustrasi telur (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Program Tersebut Tidak Sulit Diwujudkan

Di kesempatan berbeda, istri Ganjar Pranowo, Siti Atikoh mengatakan program Satu Desa Satu Faskes Satu Nakes bukan hal yang sulit untuk diwujudkan. Apalagi bila melihat saat ini ada 330.000 ribu lebih posyandu dengan jumlah kader 1,5 juta orang.

Ganjar-Mahfud, kata Atikoh, punya tujuan mewujudkan generasi unggul dengan mengedepankan ketersediaan jaminan layanan kesehatan.

"Kalau memang mau mencetak generasi unggul dengan cara semua warga negara kuat, semua warga negara itu sehat," ucap Atikoh.

 


Stunting Masih Jadi PR di Indonesia

Stunting masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia. Menurut target, pengentasan stunting hingga 14 persen di Tanah Air memiliki tenggat waktu hingga 2024. Data per 2022, stunting di Indonesia masih di angka 21,4 persen. 

Stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam rentang waktu yang cukup lama. Umumnya, hal ini terkait asupan makan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.

Proses stunting terjadi mulai dari dalam kandungan. Lalu, bisa juga saat anak dengan berat badan normal tapi gizi dan kesehatan tidak optimal bisa menyebabkan stunting.

Stunting tidak hanya dikaitkan dengan pertumbuhan fisik anak yang terhambat, melainkan juga menjadi sebab otak anak tidak berkembang optimal. Perkembangan otak yang terhambat itu dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar anak tidak maksimal serta berdampak pada prestasi belajar yang buruk.

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya