Liputan6.com, Jakarta Minuman manis seperti soda rupanya dikaitkan dengan daftar panjang efek kesehatan yang merugikan, dimulai dengan obesitas, kontrol gula darah yang buruk dan diabetes. Bagi Anda yang mungkin sering minum soda tentu harus berhati-hati.
Studi terbaru telah menemukan hubungan dengan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan penyakit jantung. Penelitian menunjukkan bahwa setidaknya minum soda satu gelas per hari meningkatkan risiko mengembangkan diabetes tipe 2.
Advertisement
Eve M. Glazier, MD dan Elizabeth Ko, MD yang merupakan dokter penyakit dalam menjelaskan soda diet yang telah ditemukan untuk meningkatkan rasa lapar dan mengganggu metabolisme bahkan tidak lebih baik.
“Jika Anda menginginkan gelembung, maka bisa mencoba water sparkling yang beraroma dan tidak manis yang tersedia secara luas,” tulis keduanya yang diunggah di situs UCLA Health Sciences pada 10 Januari 2024.
Efek Minuman Soda dengan Gula Tinggi
Tim Promosi Kesehatan RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menulis, konsumsi minuman bersoda dengan jumlah gula yang tinggi ini bisa meningkatkan kadar gula darah dengan cepat. Selain itu, hal ini juga dikaitkan dengan resistensi insulin, yaitu kondisi ketika hormon insulin tidak efektif bekerja dalam mengubah gula dalam darah menjadi energi.
Kedua hal di atas justru dapat memperburuk penyakit diabetes. Jika kondisi ini terus terjadi dan dibiarkan tanpa penanganan, kerusakan saraf, pembuluh darah, atau organ tubuh lainnya tidak dapat dihindari.
Selanjutnya, komplikasi berbahaya rentan dialami oleh penderita diabetes. Saat pembuluh darah mengalami kerusakan, penderita diabetes berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan stroke.
Sementara kerusakan saraf yang dipicu oleh kadar gula darah tinggi bisa menyebabkan gangguan pada mata, telinga, dan luka sulit sembuh.
Itulah mengapa penderita diabetes perlu untuk menghindari atau membatasi konsumsi minuman bersoda. Tidak hanya gula darah yang susah dikendalikan, risiko terserang sindrom metabolik pun jadi meningkat, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Apa Itu Sindrom Metabolik?
Sindrom metabolik adalah sekumpulan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan stroke.
Faktor-faktor tersebut meliputi tingginya tekanan darah, kadar lemak dalam darah (trigliserida), kadar gula darah, lemak perut, dan rendahnya tingkat kolesterol baik HDL.
Jika Anda berusaha mengganti minuman bersoda biasa dengan yang rendah gula (diet soda), hasilnya tidak lebih baik atau menyehatkan. Memang benar diet soda tidak mengandung gula dan hanya mengandung sedikit kalori, atau bahkan tidak sama sekali.
Namun, diet soda biasanya mengandung pemanis buatan. Menurut studi terhadap 66.118 wanita selama 14 tahun, baik minuman bergula asli atau dengan gula buatan sama-sama meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2
Advertisement
Cara Berhenti Minum Soda Diet
Jika Anda siap untuk meninggalkan soda diet, berikut ini beberapa hal yang dapat Anda lakukan yang dapat dilakukan:
- Tambahkan rasa alami ke minuman Anda. Jika rasa adalah apa yang membuat soda diet minuman pilihan Anda, cobalah membekukan raspberry, kacang-kacangan, mint, lemon atau limau dalam kubus es untuk menambahkan kesan manis.
- Karbonasi adalah kunci. Banyak peminum soda diet menikmati karbonasi soda bahkan lebih dari rasa manisnya. Jika itu Anda, cobalah menempatkan buah-buahan di dalam water sparkling.
- Hindari terlalu lapar. Apakah Anda tipe orang yang harus melewatkan sarapan? Ini dapat membuat Anda lebih cenderung menginginkan sesuatu yang manis di siang hari, sebagaimana dikutip dari Cleveland Clinic.
- Tegas pada diri sendiri. Jika Anda tiba-tiba ingin minum soda, cobalah tegas pada diri sendiri, dengan alih-alih minum segelas air. Mungkin Anda hanya haus.
- Cobalah berjalan kaki 10 menit. Kemungkinan besar, keinginan itu hanya mengalir sejenak saja dan akhirnya menghilang.
- Rencanakan alternatif lainAnda dapat membuat es teh, sehingga lebih mudah untuk membuat pilihan yang sehat pada akhir hari yang sibuk ketimbang minum soda.