Indonesia Dapat Kucuran Dana Rp4,6 Triliun untuk Atasi Tuberkulosis, AIDS, dan Malaria

Indonesia mendapatkan kucuran dana dari The Global Fund to fight AIDS, Tuberkulosis (TBC), dan Malaria (GFATM).

oleh Benedikta Desideria diperbarui 20 Jan 2024, 17:01 WIB
Indonesia mendapatkan kucuran dana dari The Global Fund to fight AIDS, Tuberkulosis (TBC), dan Malaria (GFATM) sebesar 309 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 4,6 triliun untuk periode anggaran 2024-2026. (Dok Kemenkes)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia mendapatkan kucuran dana dari The Global Fund to fight AIDS, Tuberkulosis (TBC), dan  Malaria (GFATM) sebesar 309 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 4,6 triliun untuk periode anggaran 2024-2026.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengucapkan terima kasih akan dana hibah tersebut. Ia juga mengatakan keberadaan The Global Fund hingga saat ini merupakan bentuk komitmen kuat dari seluruh elemen masyarakat dunia bersama pemerintah mewujudkan eliminasi HIV, TBC, dan Malaria di seluruh negara.

“Saya ucapkan terima kasih kepada yang sudah membantu program Global Fund seluruh komponen baik itu pemerintah, pemerintah daerah maupun lembaga sosial yang telah membantu kita,” kata Menkes Budi dalam peluncuran dana hibah tersebut dilaksanakan di Auditorium dr. Herman Susilo Direktorat Jenderal Tenaga Kesehatan, Hang Jebat, Jakarta pada Rabu, 17 Januari 2024 mengutip keterangan resmi Kemenkes.

Indonesia hingga kini memang terus menghadapi kasus terkait tiga kasus tersebut. Kasus TBC, berdasarkan report 2023 mencapai sekitar 1.060.000, HIV sekitar 540.000, malaria sekitar 380.000. Pada tataran nasional di tahun 2023, 76% kabupaten/kota di Indonesia telah bebas dari malaria dan 89% penduduk Indonesia tinggal di daerah bebas malaria.

“Malaria dari dulu itu bagus dan yang bagus saya tidak otak atik yang nggak bagus saya kejar, sekarang yang saya kejar HIV karena HIV yang tidak bagus, malaria bagus, sebanyak 318 kabupaten/kota tereliminasi malaria,” kata Budi dalam sambutannya.

 


Bukan Cuma Sediakan Obat dan Layanan Kesehatan

Budi mengatakan, dana dari The Global Fund tidak hanya terbatas pada penyedia obat dan pelayanan kesehatan. Global Fund juga membantu Indonesia dalam memperkuat sistem kesehatan, meningkatkan keterlibatan masyarakat, dan meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan.

“Saya minta dana hibah ini menjadi dana pelengkap dan bukan sebagai dana pengganti sehingga dana dari dalam negeri tetap diupayakan,” katanya.


Rincian Pembagian Dana

Infografis TBC (Liputan6.com/Yoshiro)

Maxi Rein selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di kesempatan yang sama mengungkapkan dana hibah tersebut paling besar untuk program TBC. 

Berikut rinciannya:

- Penanganan AIDS sebesar USD 103,7 juta setara Rp1,5 triliun

- Penanganan TBC sebesar USD 126 juta setara Rp2,3 triliun

- Penanganan malaria sebesar USD 35,6 juta setara 539 miliar rupiah

- Resilient Sustainable System for Health (RSSH) sebesar USD 14.4 juta setara Rp218 miliar.

Secara komposisi pengelolaannya USD 211,1 juta dikelola oleh pihak Kementerian Kesehatan dan USD 98,6 juta dikelola oleh pihak komunitas.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya