Liputan6.com, Beijing - Kedutaan Besar China di Seoul memperingatkan warganya terhadap bahaya operasi plastik yang dilakukan di Korea Selatan. Risiko tersebut beraneka ragam, mulai dari kematian hingga perubahan signifikan pada wajah yang membuat sulit dikenali saat melewati pemeriksaan imigrasi.
Korea Selatan, kata penyedia data Statista, adalah salah satu tujuan wisata medis paling populer di dunia, yang menjaring pasien asing dalam satu dekade terakhir, mayoritas dari China dan Amerika Serikat (AS).
Advertisement
"Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang asing datang ke Korea Selatan untuk melakukan operasi plastik dan beberapa orang menghadapi masalah perselisihan medis dan kegagalan bedah, bahkan terjadi kematian," kata Kedutaan Besar China dalam sebuah catatan kepada publik, seperti dilansir VOA Indonesia, Senin (22/1/2024).
Warga China Harus Berhati-hati
Catatan tersebut dibuat menyusul kematian seorang perempuan China pada bulan ini setelah menjalani operasi sedot lemak tiga kali di sebuah klinik operasi plastik di daerah Gangnam di Seoul, kata kantor berita Yonhap pada Rabu, mengutip polisi.
Reuters tidak dapat segera menghubungi perwakilan Perkumpulan Ahli Bedah Plastik dan Rekonstruksi Korea.
Kedutaan Besar China meminta warga untuk berhati-hati terhadap iklan dan memperhatikan risikonya. Mereka juga diimbau untuk berhati-hati dalam memilih perantara dan diminta memeriksa legitimasi institusi medis atau ahli bedah, menandatangani kontrak yang jelas, dan menyimpan catatan lengkap.
"Jika ada perubahan besar pada penampilan pasca operasi, atau jika Anda masih dalam tahap pemulihan pasca operasi, sebaiknya membawa surat keterangan bedah saat meninggalkan negara tersebut," sebut pihak Kedutaan China.
Tindakan pencegahan seperti itu, menurut akan membantu menghindari komplikasi pada prosedur check-in atau prosedur masuk dan keluar berikutnya.
Advertisement
Korea Selatan Punya 2.718 Ahli Bedah Plastik
Menurut International Society of Aesthetic Plastic Surgery, Korea Selatan memiliki 2.718 ahli bedah plastik pada tahun 2022.
Jumlah tersebut sama dengan perkiraan 3.000 ahli bedah di China, meskipun populasinya 28 kali lebih besar dari Korea Selatan.