Nelayan Lamongan Dapat Kabar Baik, Pelabuhan Brondong akan Diperbaiki

Pada 2021, Presiden Joko Widodo pernah mengunjungi Pelabuhan Brondong. RI 1 menyanggupi permintaan para nelayan untuk dilakukannya pengerukan dan peninggian lampu haluan di pelabuhan tersebut.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 21 Jan 2024, 17:30 WIB
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi megunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (21/1/2024). (Dok Kemenhub)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama para pemangku kepentingan (stakeholder) melakukan konsolidasi untuk memperbaiki Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (21/1/2024).

Menhub menjelaskan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), perlu kolaborasi dalam upaya memudahkan masyarakat nelayan dalam mencari ikan, termasuk di Lamongan.

"Kami akan berkolaborasi bersama dengan Kementerian PUPR, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Pelindo, dan terminal khusus (tersus) yang ada di sekitar Lamongan," ujar Menhub.

Pada 2021, Presiden Joko Widodo pernah mengunjungi Pelabuhan Brondong. RI 1 menyanggupi permintaan para nelayan untuk dilakukannya pengerukan dan peninggian lampu haluan di pelabuhan tersebut.

Dikatakan Menhub, ada dua titik yang menjadi konsentrasi perbaikan yakni daerah kolam dan kali asin. "Kami hari ini bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi meninjau dua titik tersebut yang kita akan upayakan perbaikan," imbuhnya.

Sebelumnya, para nelayan di Lamongan menyampaikan adanya pendangkalan di pelabuhan sehingga menyulitkan kapal mereka untuk berlabuh. Untuk itu, para nelayan meminta dilakukan perbaikan dan pengerukan.

Ketua Kelompok Nelayan Belimbing, Brondong Lamongan, Wahid, saat bertemu Menhub menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah yang akan melakukan perbaikan pelabuhan. "Semoga dengan adanya perbaikan, semakin memudahkan pergerakan kapal kami untuk mencari ikan," ungkapnya.


100 Nelayan di Jateng Melaut dengan Energi Ramah Lingkungan

Dalam mengembangkan penggunaan gas bumi sebagai energi alternatif pada nelayan, PGN bersama Gagas melakukan uji coba dengan melibatkan 100 orang nelayan di daerah Tambak Lorok dan Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah.

Subholding Gas Pertamina, memperluas jangkauaan penggunaan gas bumi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan untuk sektor transportasi, dengan mencoba mengkonversi kapal nelayan untuk dapat menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) berbasis Compresed Natural Gas (CNG).

Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah mengatakan, dalam mengembangkan penggunaan gas bumi sebagai energi alternatif pada nelayan, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina bersama afiliasinya PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) melakukan uji coba dengan melibatkan 100 orang nelayan di daerah Tambak Lorok dan Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah.

“Kami berusaha melakukan berbagai inisiatif untuk pemanfaatan gas yang lebih besar di berbagai sektor khususnya sektor transportasi. Selain untuk membantu Pemerintah mengurangi beban subsidi energi untuk transportasi, penggunaan BBG yang relatif lebih efisien diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan,” jelas Hardiansyah, Kamis (14/12/23).

Menurutnya, uji coba ini merupakan salah satu langkah Gagas untuk membantu masyarakat mendapatkan berbagai alternatif energi pilihan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Terlebih untuk masyarakat yang dalam kesehariannya memiliki ketergantungan cukup besar terhadap bahan bakar minyak seperti nelayan.

Hardiansyah menuturkan, jika pada transportasi darat seperti mobil, bis atau truk melakukan pengisian ulang secara langsung dengan mendatangi stasiun pengisian bahan bakar (SPBG) terdekat, maka sistem pengisian bahan bakar gas untuk kapal nelayan akan menggunakan sistem tukar tabung seperti pada Gaslink Cylinder.

 


Kapan Nelayan Dikonversi

Nelayan di Kutawaru, Cilacap, Jawa Tengah memanfaatkan bahan bakar gas untuk kapalnya. (Dok Pertamina)

Untuk setiap kapal nelayan yang sudah dikonversi akan dibekali dengan 1 unit tabung baja dengan standar keselamatan tinggi dan berkapasitas sekitar 17 Liter Water Capacity (LWC) atau setara dengan 4.2 Liter Setara Premium (LSP).

Satu unit tabung diperhitungkan dapat mendukung daya jelajah sekitar hingga 50 km atau setara dengan 1 hari berlayar. Pada proses uji coba ini, Gagas akan mengirimkan sekitar 100 tabung yang telah terisi ke lokasi terdekat yang dapat diakses oleh nelayan untuk melakukan penukaran tabung kosong. Pelaksanaan uji coba ini akan dilaksanakan selama 1 bulan untuk melihat bagaimana efisiensi dan efektivitas penggunaan BBG pada mesin kapal nelayan.

Selain uji coba konversi pada mesin kapal nelayan, pada awal tahun 2023 Subholding Gas juga telah melakukan uji coba penggunaan BBG pada truk pengangkut logistik dengan menggunakan Liquefied Natural Gas (LNG) dan menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya