Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD, menyebut pangan di Indonesia belum berdaulat, dimana jumlah petani dan lahannya semakin sedikit. Namun, justru subsidi pupuk semakin naik.
Mahfud MD pun mengendus adanya kesalahan dalam pengelolaan subsidi pupuk setiap tahunnya. Lantaran tidak sebanding dengan kondisi petani dan lahan di lapangan yang semakin memprihatinkan.
Advertisement
"Petaninya sedikit, lahannya sedikit, tapi kok subsidinya setiap tahun naik pasti ada yang salah," kata Mahfud dalam Debat Cawapres kedua di JCC, Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Lanjut, Mahfud seharusnya petani di Indonesia semakin sejahtera karena memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Tapi hingga kini, kesejahteraan petani masih rendah, meskipun adanya subsidi pupuk.
"SDA kita sangat kaya tapi pangan belum berdaulat, petani makin sedikit, lahan petani makin sedikit tapi subsidi pupuk semakin besar pasti ada yang salah," ujarnya.
Data Pupuk Subsidi
Lantas apakah benar subsidi pupuk semakin besar?
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2019 pemerintah menganggarkan dana subsidi pupuk sebesar Rp34,4 triliun. Di tahun 2020 turun menjadi Rp31 triliun. Lalu di tahun 2021 turun lagi menjadi Rp 29,1 triliun.
Di tahun 2022 anggaran subsidi pupuk kembali turun menjadi Rp25,3 triliun. Termasuk tahun 2023 subsidi pupuk hanya Rp24 triliun.
Program Pangan
Calon Wakil Presiden Nomor Urut 3 Mahfud MD menyoroti program pangan yang dilakukan pemerintaah saat ini dalam Debat Cawapres 2024.
Salah satu yang disinggung Mahfud MD adalah program Food Estate. Dia menganggap program itu gagal dan tidak memberikan efek langsung kepada harga pangan.
"Kami punya program petani bangga bertani. Di laut juga nelayan sejahtera. Jangan misalnya seperti food estate yang gagal dan merusak lingkungan. Yang benar saja, kita rugi dong," ungkap Mahfud MD, Minggu (21/1/2024).
Mahfud menyoroti, pemerintah harusnya memanfaatkan sumber daya alam di Indonesia demi kesejahteraan rakyat.
Advertisement