Niat dan Tata Cara Puasa 10 Rajab Digabung Senin, Amalan yang Selalu Dilakukan Mbah Moen

Ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU) KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen semasa hidupnya selalu mengamalkan puasa Rajab, khususnya di tanggal 10. Menurut Mbah Moen, puasa 10 Rajab memiliki keistimewaan yang menjadi cikal bakal lahirnya Nabi Muhammad SAW.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 22 Jan 2024, 00:30 WIB
Ilustrasi puasa 10 Rajab. (Image by rawpixel.com on Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU) KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen semasa hidupnya selalu mengamalkan puasa Rajab, khususnya di tanggal 10.

Menurut Mbah Moen, puasa 10 Rajab memiliki keistimewaan yang menjadi cikal bakal lahirnya Nabi Muhammad SAW. Malam 10 Rajab adalah turunnya cahaya (nur) Nabi Muhammad SAW. 

 “Tanggal 10 itu Sayyidah Aminah ‘berkumpul’ dengan Sayyid Abdullah. Turunlah sukmanya Sayyid Abdullah kepada Sayyidah Aminah bersama nur-nya Kanjeng Nabi,” kata Mbah Moen dalam suatu ceramahnya, dikutip dari YouTube Madrasah Aswaja, Ahad (21/1/2024).

“Makanya sebisa mungkin tanggal 10 Rajab itu puasa. Saya puasa Rajab itu tanggal 10 saja. Dan terkadang tanggal 1 dan 10 saja,” tambah guru Gus Baha ini.

Mbah Moen mengungkapkan, amalan puasa di 10 hari pertama khususnya tanggal 10 Rajab juga sering dilakukan oleh para gurunya.

“Ini guru-guru saya juga melakukan puasa tersebut,” kata Mbah Moen.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Ketentuan Puasa Rajab

Biar puasanya lebih semangat, ini jadwal sholat, imsakiyah, dan buka puasa hari ke-5, 21 Mei 2018. (Ilustrasi: Wikimedia Commons)

Pada dasarnya puasa Rajab dapat dilakukan kapan saja sepanjang masih di bulan tersebut. Namun, para sahabat nabi memakruhkan melaksanakan puasa Rajab sebulan penuh.

Menurut Mbah Moen, puasa Rajab yang utama adalah pada 10 hari pertama, khususnya di tanggal 1 dan 10 Rajab.

“Puasa Rajab itu sebaiknya dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 10. Kalau tidak kuat puasalah tanggal 10 saja. Jika kuatnya dua hari, puasa tanggal 1 dan 10 (Rajab),” kata Mbah Moen.

Menurut Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, puasa Rajab sebaiknya dilakukan pada hari-hari utama agar mendapat pahalanya lebih besar. Hari-hari utama untuk berpuasa yaitu Senin, Kamis, Jumat, atau Ayyamul Bidh.

Mengingat tanggal 10 Rajab itu bertepatan pada hari Senin, 22 Januari 2024, maka insya Allah akan banyak keutamaan yang diraih bagi yang mengamalkannya. Yakni pahala puasa di hari Senin dan puasa 10 Rajab sebagaimana keutamaannya melakukan puasa di bulan-bulan haram.


Niat Puasa 10 Rajab

Ilustrasi muslimah, Islami. Credit: freepik.com

Bagi yang ingin melaksanakan puasa di tanggal 10 Rajab maka harus niat terlebih dahulu. Waktu niat puasa 10 Rajab adalah pada malam hari, yakni sejak terbenamnya matahari sampai terbit fajar. 

Puasa di tanggal 10 Rajab dapat menggunakan niat puasa Rajab yang umum seperti yang dikutip dari NU Online berikut.

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى   

Nawaitu shauma Rajaba sunnatan lillâhi ta‘âlâ.   

Artinya: “Aku berniat puasa Rajab, sunnah karena Allah ta‘âlâ.”   

Sebagaimana puasa sunnah pada umumnya, jika lupa membaca niat puasa 10 Rajab pada malam hari, maka boleh niatnya siang hari, yakni dari pagi  hari sampai sebelum tergelincirnya matahari (waktu dzuhur). Dengan catatan, belum makan ataupun minum apa-apa sejak terbit fajar hingga waktu niat dilakukan.

Berikut adalah lafal niat puasa di bulan Rajab ketika siang hari.

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا الْيَوْمِ عَنْ أَدَاءِ شَهْرِ رَجَبَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالَى  

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri rajaba lillâhi ta’âlâ.   

Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah ta’âlâ.” 


Niat Puasa Hari Senin

Ilustrasi Puasa Senin Kamis Credit: shutterstock.com

Puasa tanggal 10 Rajab bertepatan pada hari Senin. Oleh karenanya, berikut ini kami sajikan niat puasa hari Senin. Puasa Senin di bulan Rajab insya Allah akan mendapat pahala keduanya, pahala puasa Senin dan puasa di bulan haram (puasa Rajab). 

Mengutip kanal Islami Liputan6.com, dalam Fiqhul Islam wa Adillatuhu, Syekh Wahbah az-Zuhaili menerangkan bahwa menggabungkan dua niat ibadah yang sama-sama sunnah, maka keduanya hukumnya sah.

Dalam kitab I'anatut Thalibin karya Syaikh Abu Bakar Syatha dijelaskan bahwa seseorang yang berniat menggabungkan dua puasa sunnah, maka dia mendapatkan keduanya. Ibaratnya seperti bersedekah kepada keluarga yang niat sedekah dan silaturahmi.

Berikut ini niat puasa Senin pendek.

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: "Aku berniat puasa sunah hari Senin karena Allah ta‘âlâ."

Berikut niat puasa Senin panjang.

نَوَيْتُ صَوْمَ هٰذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnati yaumil itsnaini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya: “Aku berniat puasa sunnah hari Senin ini karena Allah ta’ala.”

Sumber: https://www.nu.or.id/nasional/niat-puasa-senin-5m507

Wallahu a'lam.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya