Ditinggal Ibu Setelah Jadi Penyandang Disabilitas, Pemuda di Sampang Kini Dapat Bantuan

Pemuda usia 19 ini berkisah, dirinya menjadi penyandang disabilitas akibat kecelakaan yang dialami pada 2019.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 22 Jan 2024, 12:17 WIB
Ditinggal Ibu Setelah Jadi Penyandang Disabilitas, Pemuda di Sampang Kini Dapat Bantuan. Foto: Kemensos.

Liputan6.com, Jakarta Ilham adalah penyandang disabilitas dari Desa Angsokah, Kabupaten Sampang, Jawa Timur yang baru saja mendapat bantuan dari pemerintah.

Pemuda usia 19 ini berkisah, dirinya menjadi penyandang disabilitas akibat kecelakaan yang dialami pada 2019. Akibat kejadian itu, dia kehilangan satu kaki dan satu tangannya.

Disabilitas yang disandang awalnya membuat Ilham putus asa. Bagaimana tidak, selain kehilangan tangan dan kaki, beberapa waktu sebelumnya ia juga sudah berduka atas meninggalnya sang ayah.

Tak henti di situ, sang ibu juga pergi meninggalkan Ilham tanpa ada kabar hingga kini.

Ilham kemudian tinggal bersama adiknya yang putus sekolah serta kakeknya yang sudah lanjut usia. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Ilham berjualan kerupuk dengan keuntungan yang tidak seberapa.

Berbagai permasalahan telah dihadapinya. Dan kini, semangat hidup kembali hadir setelah mendapat pendampingan dari Kementerian Sosial melalui Sentra Margo Laras, Kabupaten Pati Jawa Tengah.

Kementerian Sosial melalui Sentra Margo Laras, hingga Rabu (17/1) terus memberikan bantuan dan pendampingan bagi Ilham. 

Bantuan yang diberikan berupa pendampingan rehabilitasi sosial, dukungan moral dan edukasi bagi Ilham. Kemensos juga memberikan bantuan atensi untuk Ilham berupa makanan kebutuhan pokok, nutrisi, serta pakaian harian.

Bahkan Kemensos juga memberikan bantuan kewirausahaan bagi Ilham untuk berjualan pulsa dan token listrik sebagai penopang ekonomi keluarga.


Bantu Adik Ilham yang Putus Sekolah

Untuk adiknya yang putus sekolah, Rizal, Sentra Margolaras melakukan pendampingan advokasi serta memberikan bantuan lain.

Termasuk nutrisi, bahan kebersihan diri, pakaian harian, perlengkapan sekolah, pembayaran administrasi pendidikan sampai lulus SMP, dan sepeda untuk dipakai Rizal ke sekolah.

“Rizal akan melanjutkan sekolah tetapi harus mengulang di kelas VII mengingat sudah hampir 6 bulan Rizal tidak masuk sekolah,” ucap Arief Mulyadi, Kepala Sekolah SMPN 1 Omben mengutip keterangan pers Kemensos, Senin (22/1/2024).

Kementerian Sosial akan terus melakukan pendampingan terkait kebutuhan bagi Ilham dan Keluarga di Sampang.

“Terima kasih Kemensos yang telah banyak membantu kami sekeluarga,” kata Ilham.


Stigma Disabilitas

Menteri Sosial Tri Rismaharini. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Seperti Ilham, sebagian anak disabilitas dapat mengalami stigma bahkan dari lingkungan terdekatnya yakni keluarga.

Tidak jarang penyandang disabilitas tak terpenuhi haknya karena anggapan keliru. Misalnya, orangtua orangtua meninggalkan anak disabilitas begitu saja karena dianggap sebagai beban.

Dalam kasus lain, orangtua merasa malu dengan keadaan anaknya yang disabilitas sehingga anak tersebut disembunyikan dari lingkungan sosial.

Terkait hal ini, Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta para orangtua untuk tidak menyembunyikan anak penyandang disabilitas.

Pernyataan ini dilontarkan saat bertemu dengan para penyandang disabilitas rungu wicara di Sentra Mulya Jaya Kemensos, Jakarta, Kamis, 11 Januari 2024.

"Tidak boleh ada orangtua yang menyembunyikan anak-anaknya yang disable," katanya mengutip keterangan resmi.


Anak Disabilitas Perlu Dukungan

Risma menegaskan bahwa anak penyandang disabilitas memerlukan dukungan agar mereka bisa mandiri. Pasalnya, penyandang disabilitas memiliki potensi untuk sukses jika kemampuannya diasah dengan baik dan tepat.

Oleh karena itu, Risma menginstruksikan semua sentra di bawah Kementerian Sosial agar memiliki program rehabilitasi sosial bagi disabilitas yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan.

"Saya minta kepada kepala sentra, ini wajib hukumnya. Kita membantu orang yang memang mampu kok," ujarnya.

Risma juga menyampaikan, keyakinannya terkait penyandang disabilitas mampu berkembang didasarkan pada fakta di lapangan.

Faktanya, banyak penyandang disabilitas dapat mengaktualisasikan dirinya dan mampu bersaing di dunia kerja.

Mengingat hal itu, Risma meminta agar sentra memiliki kurikulum pelatihan vokasional yang sesuai dengan permintaan pasar. Dengan begitu, para penyandang disabilitas dapat lebih siap terjun ke dunia kerja ketika kembali ke masyarakat.

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya