Sele Raya Belida Dongkrak Produksi Sumur SAS-1 Muara Enim Jadi 2.800 BOEPD

Untuk pengembangan lapangan, SKK Migas dan Sele Raya Belida saat ini melakukan kegiatan akuisisi seismik 3D untuk mengetahui potensi pengembangan dari struktur temuan Sungai Anggur Selatan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Jan 2024, 12:30 WIB
Sele Raya Belida tingkatkan produksi Sumur Sungai Anggur Selatan-1 (SAS-1) yang berada pada Wilayah Kerja Belida, Muara Enim, Sumatera Selatan menjadi 2800 BOEPD. (Dok SKK Migas)

Liputan6.com, Jakarta - PT Sele Raya Belida meningkatkan produksi Sumur Sungai Anggur Selatan-1 (SAS-1) yang berada pada Wilayah Kerja Belida, Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, sebesar 1.600 barel minyak equivalent per hari menjadi 2.800 BOEPD. Peningkatan prodksi ini dimulai pada 18 Januari 2024.

General Manager Sele Raya Belida Juchiro Tampi menjelaskan, produksi minyak akan ditingkatkan kembali seiring dengan rencana monetisasi gas asosiasi Sumur Sungai Anggur Selatan yang diharapkan bisa dimulai pada 2024. Peningkatan ini seiring dengan adanya persetujuan SKK Migas dan dispensasi Dirjen Migas terkait gas suar.

“Pada tahun ini, pengembangan proyek dan produksi sumur SAS-1, jika memungkinkan akan terus kita dorong untuk peningkatakan kapasitas produksi maksimal, bulan depan kita coba naikan di angka 3.000 BOPD, ” kata Juchiro, Senin (22/1/2024).

Untuk pengembangan lapangan, SKK Migas dan Sele Raya Belida saat ini melakukan kegiatan akuisisi seismik 3D untuk mengetahui potensi pengembangan dari struktur temuan Sungai Anggur Selatan ini, dan direncanakan akan dilakukan pemboran sumur appraisal.

“Pemboran sumur baru akan persiapan dengan berkordinasi bersama SKK Migas agar direalisasikan segera,” kata Doni Argiyanto, Exploration & Exploitation Manager PT Sele Raya Belida.

 

Sele Raya Belida tingkatkan produksi Sumur Sungai Anggur Selatan-1 (SAS-1) yang berada pada Wilayah Kerja Belida, Muara Enim, Sumatera Selatan menjadi 2800 BOEPD. (Dok SKK Migas)

Program 1 Juta Barel Minyak 

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryo Dipuro mengatakan upaya peningkatan produksi minyak dan gas bumi, merupakan upaya yang dilakukan SKK Migas dan KKKS untuk mendorong dan merealisasikan program 1 Juta Barel Minyak (BOPD) dan 12 Miliar Kaki Kubik Gas (BSCFD) di tahun 2030.

“Ini kita terus kita dorong, tidak hanya Seleraya Belida tapi KKKS lain juga terus kita dorong untuk peningkatan produksi dan pemboran karena kita ada kita ada concern exploration investmen and production,” kata Hudi.

SKK Migas, Sele Raya Belida berharap peningkatan produksi dari Sumur Sungai Anggur Selatan-1 ini dan rencana pemboran dapat memberikan kontribusi yang positif untuk masyarakat sekitar lokasi sumur dan mendukung peningkatan produksi migas nasional.

 


15 Proyek Migas Ditarget Beroperasi 2024, Nilai Investasi Capai Rp 8,7 Triliun

PetroChina International Jabung Ltd. telah mengoperasikan WK Jabung seluas 1.643 kilometer persegi di Provinsi Jambi sejak 2002. (Dok SKK Migas)

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memasang target sebanyak 15 proyek migas bakal beroperasi atau Onstream di 2024 ini.

Dengan target tersebut, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto berharap kapasitas produksi minyak mencapai 42.922 barel per hari (BOPD) dan tambahan gas sebesar 325 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

Total investasi atau belanja modal (capital expenditure) untuk menggapai target tersebut senilai USD 560,1 juta, atau setara Rp 8,7 triliun (kurs Rp 15.550 per dolar AS).

"Tahun 2024 akan ada 15 proyek untuk onstream. Diharapkan akan ada produksi 41 ribu BOPD dan 324 juta kubik feet per day gas, investasi USD 560,1 billion," terang Dwi Soetjipto, Jumat (12/1/2024).

Mengutip data SKK Migas, tiga proyek minyak ditargetkan onstream di tahun ini. Antara lain, SP Puspa Asri milik Pertamina EP dengan target produksi 600 BOPD, dengan nilai investasi USD 6,3 juta dengan target onstream Oktober 2024.

Lalu, Flowline ASDJ-116X milik PHE Ogan Komering sebesar 94 BOPD dengan rencana Onstream April 2024 dan nilai investasi USD 10,2 juta, dan OPL E-Main milik PHE ONWJ sebesar 128 BOPD dengan target operasi Juni 2024 dan nilai investasi USD 3,5 juta.


Proyek Gas

Untuk proyek gas, tiga lapangan milik Pertamina Hulu Mahakam di Kalimantan target onstream Maret 2024. Antara lain, Peciko 8B sebesar 16 MMSCFD senilai USD 29,4 juta, Bekapal Artificial Lift sebesar 12 MMSCFD senilai USD 17,5 juta, dan SWPG Debottlenecking sebesar 8 MMSCFD senilai USD 4,5 juta.

Kemudian, Aktara Gas Plant milik Jadestone Energy sebesar 25 MMSCFD dan 1.100 BCPD, dengan nilai investasi USD 86,3 juta dan target onstream April 2024. Lalu West Belut sebesar 50 MMSCFD senilai USD 84 juta dengan target operasi Agustus 2024.

Lalu, Dayung Facility Optimazation milik Medco Grissik sebesar 40 MMSCFD dan 10.000 BWPD senilai USD 12,7 juta, dengan target Juli 2024. Selanjutnya, Kompresor Merbau milik Pertamina EP sebesar 8 MMSCFD dengan nilai investasi USD 10,5 juta dan target November 2024.

Fasilitas Kompresor South Sembakung milik JOB PMEP Simenggaris sebesar 22,5 MMSCFD senilai USD 12,7 juta dengan target Mei 2024. Serta, pembangunan CO2 dan DHU Lapangan Karang Baru milik Pertamina EP sebesar 5 MMSCFD senilai USD 7,8 juta dengan target April 2024.

Sebanyak tiga proyek yakni Forel Bronang, Infill Clastic Banyu Urip, dan AFCP Premier Oil masuk dalam klasifikasi proyek strategis hulu migas tahun ini.

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya