Batu Caves Malaysia Bakal Punya Eskalator, Jadi Akses Alternatif 272 Anak Tangga

Eskalator itu adalah satu satu dari dua proyek yang bakal digarap di Batu Caves Malaysia pada 2024.

oleh Asnida Riani diperbarui 22 Jan 2024, 13:00 WIB
Objek wista Batu Caves di Selangor, Malaysia. (Liputan6.com/Thomas)

Liputan6.com, Jakarta - Pengelola objek wisata populer di Selangor, Malaysia, Batu Caves, akan membangun eskalator sebagai alternatif 272 anak tangga bagi umat Hindu dan pengunjung untuk mencapai Pura Gua Sri Subramaniar.

Ketua pengelolaan kuil, Tan Sri R. Nadarajah, mengatakan bahwa eskalator tersebut adalah salah satu dari dua proyek yang akan dimulai tahun ini setelah Thaipusam, yang jatuh pada 25 Januari 2024, lapor Bernama, dikutip dari New Strait Times, Senin (22/1/2024).

Mereka juga berencana membangun aula serbaguna. Kedua proyek itu diperkirakan menelan biaya 35 juta ringgit (sekitar Rp116 miliar). "Kami berharap pemerintah membantu kami karena ini akan memungkinkan penyandang disabilitas dan lansia yang tidak mampu menaiki tangga mencapai kuil utama," kata Nadarajah saat jumpa pers Jumat, 19 Januari 2024.

Di kesempatan yang sama, Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia, Steven Sim Chee Keong, menyebut pihaknya akan mengadakan program Kesuma MADANI di Batu Caves bersamaan dengan Festival Thaipusam. Mereka akan mengirimkan 200 sukarelawan ke Batu Caves untuk membantu panitia kuil dalam mengelola logistik selama Thaipusam.

Juga, mendirikan stan untuk memberi informasi ketenagakerjaan dan mendaftarkan pemuda India untuk kursus teknis. Stan tersebut akan didirikan atas kerja sama Unit Transformasi India Malaysia (MITRA) seiring tujuan kementerian agar ibu rumah tangga dari komunitas India juga mendaftar dalam Skema Jaminan Sosial Ibu Rumah Tangga (SKSSR) yang dilaksanakan Organisasi Jaminan Sosial (Socso).


Olahraga di Tangga Batu Caves

Umat Hindu menaiki tangga berwarna untuk berdoa saat Festival Diwali di Kuil Batu Caves, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (4/11/2021). Diwali adalah salah satu festival terpenting dalam agama Hindu, didedikasikan untuk penyembahan dewi kekayaan Lakshmi. (AP Photo/Vincent Thian)

Kendati sudah jadi destinasi wisata tenar, seorang penunjung sebelumnya telah mengingatkan bahwa pada dasarnya, Batu Caves adalah "kuil untuk berdoa." Says melaporkan, dikutip 23 Februari 2022, pelampiasan kekesalan ini diungkap seorang pengunjung kuil setelah melihat sejumlah orang berolahraga di tangga kuil yang berlokasi di Selangor tersebut.

Lewat unggahan Facebook, ia mengaku mengunjungi kuil terkenal Sri Subramaniam yang didedikasikan untuk dewa Hindu Dewa Murugan itu setiap hari Minggu. Setiap itu pula ia muak dengan orang-orang yang berolahraga di tempat ibadah.

"Saya ke kuil setiap Minggu pagi dan hari ini saya benar-benar tidak bisa menerimanya," tulisnya di sebuah unggahan pada awal 2022. Unggahan itu juga menyertakan foto orang-orang dengan pakaian olahraga menaiki 272 tangga multi-warna gua batu kapur yang terkenal.

"Harapannya semua orang bisa mengingat bahwa ini adalah kuil dan bukan tempat untuk jogging dan hiking," ia menambahkan. Menurut si pengunjung kuil, pihak pengelola juga telah berusaha mengatasi masalah tersebut, namun belum ada perubahan yang terlihat.


Undang Beragam Komentar

Pengunjung menaiki tangga 272 langkah yang baru dicat, jalan untuk menuju kuil Batu Caves di Kuala Lumpur, 30 Agustus 2018. Pengelola disebut tak mendapat izin dari Kementerian Kebudayaan Malaysia sebelum melakukan renovasi tersebut (AFP/Manan VATSYAYANA)

Si warganet menulis, "Saya pergi ke konter di sebelah tangga dan berbicara dengan salah satu wanita yang duduk di konter. Saya bertanya mengapa ada orang yang jogging di sini dan tidak ada tindakan yang diambil. Ini adalah kuil."

Sebagai tanggapan, manajemen mengatakan bahwa mereka secara pribadi telah memberi tahu banyak pelari dan pejalan kaki untuk tidak berolahraga di area tersebut, tapi semua orang masih melanjutkannya. Pengguna Facebook itu mengatakan ia menyarankan kuil untuk memasang papan pemberitahuan tentang perilaku tidak pantas.

"Semoga manajemen akan melakukan sesuatu untuk ini. Jangan lupa bahwa ini adalah kuil kami dan untuk kami berdoa!" ia menegaskan.

Unggahan tersebut mengundang beragam tanggapan warganet. Beberapa mendukung pandangan si pengunjung kuil dan meminta penghormatan terhadap tempat ibadah. Sementara yang lain mengatakan mereka tidak memiliki masalah dengan orang-orang yang menggunakan area kuil untuk berolahraga karena ini adalah ruang publik.

Ada juga menulis, "Saya seorang Hindu. Saya tidak tahu Tuhan atau kitab suci atau hukum suci mana pun yang melarang berlari naik dan turun tangga kuil. Apakah Tuhan secara khusus melarang ini? Jika ya, tolong tunjukkan di mana itu ditulis oleh Tuhan."


Pesona Batu Caves

Patung raksasa Dewa Muruga berdiri di sebelah tangga menuju Kuil Batu Caves di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (21/1). Keramaian pengunjung terlihat saat perayaan Festival Thaipusam di lokasi tersebut. (AP Photo/ Vincent Thian)

Melansir Wonderful Malaysia, Batu Caves terletak sekitar 12 kilometer sebelah utara Kuala Lumpur. Namanya berasal dari Sungai Batu yang mengalir di sepanjang bukit. Kuil Hindu batu kapur dibangun di dalam gua, yang dalamnya sekitar 400 meter dan setinggi 100 meter.

Setelah menaiki 272 anak tangga, pengunjung akan tiba di pintu masuk gua. Ini adalah pemandangan yang indah dari dalam, terutama ketika sinar matahari masuk dari atap gua. Gua-gua tersebut diubah jadi tempat pemujaan pada awal abad ke-19 oleh seorang saudagar India bernama K. Thamboosamy.

Pada 1891, kuil pertama di Batu Caves dibangun di dalam gua. Tangga besar menuju kuil dibangun pada 1920. Gua Katedral adalah gua terbesar dan dipenuhi altar. Pada 2006, pembangunan patung Dewa Murugan setinggi 42 meter selesai.

Di waktu normal, sejumlah festival maupun upacara berlangsung di gua setiap tahun, termasuk perayaan Thaipusam pada bulan Januari atau Februari (bulan ke-10 dalam kalender Hindu). Ini adalah perayaan untuk putra bungsu Siwa (Subramanian), serta penyatuan bintang Pusan dan Brihaspati

Wisata urban adalah wisata yang menjadikan ruang-ruang publik kota dan pengalaman hidup di perkotaan sebagai atraksi utama. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya