Sederhana, Begini Gambaran Kunci Hidup Berkah

Di bawah Ini cara agar hidup berkah sesuai Islam. Perlu dicoba dan diamalkan terus menerus, tidak putus asa.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2024, 18:30 WIB
Ilustrasi mensyukuri hidup penuh berkah. (Photo by Alex Woods on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Sering kita didoakan agar hidup berkah, namun banyak pula di antara kita yang tidak paham arti berkah itu sendiri.

Hidup berkah bisa diartikan sebagai keadaan di mana seseorang mengalami kelimpahan, kebahagiaan, dan kemakmuran dalam berbagai aspek kehidupannya.

Konsep ini sering kali terkait dengan kehidupan yang diberkahi oleh Allah SWT. Dalam perspektif agama, hidup berkah mencakup keberkahan dalam segi spiritual, fisik, emosional, dan sosial. Ini mencakup kesadaran akan nikmat dan rahmat yang diterima, serta ketaatan terhadap nilai-nilai moral dan etika.

Hidup berkah juga melibatkan keberlanjutan dan kelanjutan rezeki yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar, serta kemampuan untuk memberi dan berbagi dengan orang lain.

Berbagi rezeki dengan sesama, baik dalam bentuk materi maupun non-materi, dianggap sebagai cara untuk meningkatkan keberkahan hidup. Kejujuran, integritas, dan ketaatan terhadap prinsip-prinsip moral juga menjadi bagian integral dari hidup berkah, menciptakan lingkungan yang positif dan harmonis.

Kunci utama dalam hidup berkah adalah hubungan yang baik dengan Allah, bersyukur, dan usaha yang sungguh-sungguh untuk menjalani kehidupan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Kesadaran spiritual, kemampuan bersyukur, dan tindakan baik kepada sesama menjadi landasan bagi hidup berkah yang bermakna dan bernilai. Dengan mempraktikkan nilai-nilai ini, seseorang dapat mencapai kedamaian batin dan menciptakan lingkungan hidup yang lebih positif, sehingga menjadikan hidupnya diberkahi.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Bagaimana Ciri Orang Hidup Dirahmati Allah?

ilustrasi uang, orang kaya, keserakahan. (Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash)

Mengutip Laduni.id, hidup itu ada yang menjaga dan juga mencukupi, yaitu Allah SWT. Kunci hidup berkah, tenang dan sejahtera adalah bergantung kepada Allah. Bersandarnya dan bergantunggnya kita hanya kepada Allah. Yang menyebabkan hidup serba ketakutan dan merasa kecil hati adalah karena bergantungnya kita kepada selain Allah.

Hari ini mungkin tidak ada orang yang menyembah gunung, tetapi banyak orang yang mabuk dengan dunia. Bangun dari tidur, yang dipikirkan dunia. Mau tidur yang diingat dunia. Memilih calon mantu, ukurannya dunia.

Kalau kita boleh jujur, tidak sedikit orang sekarang itu bermental kebendaan. Semuanya diukur dengan materi. Padahal letak kebahagiaan bukan di istana, letak kebahagiaan bukan di mall, bukan di tempat hiburan, tetapi hakikat letak kebahagiaan adalah pada hati yang dirahmati dan dibimbing Allah.

Salah satu tanda seseorang hatinya dirahmati adalah dianugerahi Allah untuk mempunyai satu keyakinan yang kuat bahwa urusan rezeki itu sudah diatur dan ditanggung oleh Allah SWT. Sekali lagi tak ada setetes air pun yang masuk ke mulut kita kecuali atas izin Allah.

Kalau ada tetangga yang sedang menghadapi sakaratul maut, maka kita usahakan untuk bisa mentalqin. Dibisikkan kalimat thoyyibah, dzikir kepada Allah. Lalu coba diberi madu lidahnya, untuk mengujinya apakah masih bisa ditelan atau tidak. Jika masih bisa ditelan maka Insya Allah masih ada umur. Karena yang masuk ke mulut kita itu tidak lain adalah karena rezeki atas izin Allah.


Apa yang Dilakukan Sudah Berdoa Tapi Belum Berhasil?

Ilustrasi kunci sukses menjadi kaya. (Gambar oleh Shahid Abdullah dari Pixabay)

Apa saja yang menjadi rezeki kita pasti tidak akan luput, walau di dasar laut yang paling dalam. Tapi kita harus cerdas dalam memahami hal ini. Walaupun rezeki sudah ada jatahnya, wajib kita ikhtiar. Kita diberi akal diberi mata diberi tangan diberi kaki. Sehat akalnya sehat jasmaninya.

Jangan sampai kita menjadi orang yang bergerak mundur setelah memahami, malah tidak mau ikhtiar dengan bekerja. Walaupun jatahnya sudah ada, tetap harus bersedia untuk mengusahakan. Karena Allah itu bila memberi hambanya senantiasa dilihat persiapan hamba itu.

Jika kita sudah berdoa tetapi belum ada hasil, maka hendaklah berhusnudhon, barangkali belum siap untuk menjadi orang kaya. Misalnya berdoa ingin mempunyai sesuatu, tetapi ternyata masih belum siap dalam menerima hal itu, karena justru yang diminta ini tidak maslahat. Karena itu Allah SWT lebih tahu yang terbaik bagi kita.

Sebagaimana keterangan dalam pesan suci Al-Quran Surat Hud ayat 6;

وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah yang memberinya rezeki, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauhul Mahfudh).”

Mungkin ada orang yang bertanya kenapa rezekinya susah. Meskipun sudah mengamalkan wirid dan lain sebagainya. Namun, pada hakikatnya perlu juga tahu bahwa Malaikat di dalam melaksanakan tugasnya tidak pernah salah.

Sedangkan setan selalu melakukan kesalahan. Dan manusia bisa benar bisa salah. Maka karena itu masih sangat membutuhkan nasihat. Allah SWT pasti akan mengabulkan doa para hamba-Nya. Hanya saja dalam bentuk bagaimana itu adalah hak prerogatif Allah SWT. Dan segala yang ditetapkan-Nya itu tidak lain adalah kebaikan belaka. Wallahu A'lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya