Keputusan Pahit, Indonesia Impor Beras Lagi 500 Ribu Ton

Langkah impor beras menjadi upaya memenuhi cadangan beras pemerintah (CB) mengingat proses panen raya yang mundur 2 bulan. Dia menegaskan, akan menyetop arus impor ketika panen raya sudah dimulai.

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Jan 2024, 10:00 WIB
Proses bongkar muat beras impor dari Vietnam yang akan digunakan untuk pemenuhan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP). (Dok Bapanas)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkap akan masuk 500 ribu ton beras impor secara bertahap ke Indonesia. Dia pun menegaskan penggunaan beras-beras impor nantinya.

Arief mencatat, langkah impor menjadi upaya memenuhi cadangan beras pemerintah (CB) mengingat proses panen raya yang mundur 2 bulan. Dia menegaskan, akan menyetop arus impor ketika panen raya sudah dimulai.

“Hari ini stok di Bulog 1,4 juta ton. Kemudian kita juga siapkan setiap minggu itu ada bidding (penawaran) isinya 500 ribu ton dan akan masuk secara bertahap. Begitu panen raya, kita stop (importasi), karena kita ingin menjaga harga di tingkat petani,” ucap Arief dalam keterangannya, Selasa (23/1/2024).

Menurutnya, upaya tersebut jadi langkah terukur, mengingat ada segelintir program yang akan menggunakan beras impor tadi. Utamanya, kata Arief, digunakan untuk operasi pasar.

“Kita mohon maaf harus mengambil keputusan pahit dengan harus mengimpor. Tapi ini importasi yang terukur, jadi importasi ini hanya masuk ke gudang Bulog dan ini akan dipakai untuk intervensi pemerintah, seperti bantuan pangan, kemudian SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan),” jelasnya.

Tak cuma itu, ada pula program lainnya yang menggunakan beras impor. Misalnya suplai ke para penggiling padi, tujuannya menjaga profuktiivtas nysm

“Dan kebutuhan-kebutuhan khusus, misalnya untuk beras premium kita berikan kepada para penggiling padi. Tahun lalu sudah realisasi 200 ribu ton, yang tahun ini juga sudah disetujui Bapak Presiden diberikan 200 ribu ton lagi," ungkapnya.

"Jadi penggiling padinya juga harus dijaga, karena penggiling padinya ini jangan sampai stop produksi, karena keterbatasan gabah,” sambung Arief.

 


Penyaluran dan Produksi

Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Lebih lanjut, dia menghitung pada 2024 ini pihaknya akan menyalurkan CBP dengan target total sampai 2,6 juta ton. Ini untuk program bantuan pangan beras yang diestimasikan dalam 2 tahapan, lalu Stabilitasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan lainnya.

"Kemudian target stok CBP di akhir 2024 harus bisa berada di atas 1,5 juta ton,” ujarnya.

Pada konteks produksi dalam negeri, Arief berharap panen raya akan berjalan dengan baik. Sejalan dengan itu, BUMN pangan telah ditugaskannya untuk bersiap menyerap produksi dalam negeri.

“Kita berharap dalam 2-3 bulan ini panen kita baik dan Bapak Mentan (Menteri Pertanian) sendiri sudah menyampaikan bahwa sudah menanam lebih dari 1 juta hektar di 1-2 bulan terakhir. Jadi kebutuhan beras bulanan 2,55 juta ton itu bisa dipenuhi apabila kita luas tanamnya minimal 1 juta hektar,” ungkapny.

“Tentunya Bulog di tahun ini telah kita tugaskan untuk memperkuat stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP), termasuk beras. Nanti saat panen raya telah datang, Bulog dan ID FOOD kita dorong untuk melaksanakan penugasan itu. Sedulur petani dan peternak silakan fokus pada kegiatan produksi,” imbuh Arief Prasetyo Adi.

 


Defisit Beras

Ilustrasi bongkar muat beras impor (Istimewa)

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkap saat ini cukup tinggi. Namun, diakuinya ada kekurangan beras hingga 2,8 juta ton.

Arief bilang defisit beras ini terjadi imbas dari adanya badai El Nino sejak beberapa waktu lalu. Sebagai solusinya, pemerintah akan menutup stok melalui impor. Tapi, ini bukan langkah impor beras baru, melainkan melanjutkan rangkaian impor dari 2023 yang masuk di 2024 ini.

"Untuk angka panen di awal Januari sudah ada proyeksinya, jadi angkanya dekat-dekat 1 juta ton.Sementara kebutuhan beras sebulan sekitar 2,5 sampai 2,6 juta ton," kata Arief, mengutip keterangan resmi, Jumat (19/1/2024).

"Dua bulan di 2024 ini akibat El Nino, total kekurangan kita memang sampai 2,8 juta ton. Tapi kita akan cover dengan yang carry over 2023 dan importasi yang masuk di 2024. Jadi saya rasa cukup stoknya," sambungnya.

Dia mengatakan akan melakukan penjajakan ke sejumlah negara. Seperti Vietnam, Thailand, dan menindaklanjuti dengan China.

"Jadi dari Vietnam, dari Thailand, kemudian tadi kami juga melaporkan bahwa akan menindaklanjuti ke beberapa yang sudah bicara dengan Bapak Presiden, (misalnya) yang dari Cina, kemudian dari Thailand dan Vietnam," ucap Arief.

 


Teruskan Impor

Aktivitas pekerja saat melakukan bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Meski akan meneruskan impor, Arief menyebut, petani di dalam negeri sebisa mungkin tidak terimbas. Caranya, dengan menjaga harga penyerapan produksi petani lokal tetap baik. Dia juga meminta impor beras dilakukan sebelum panen raya.

"Tapi yang harus diperhatikan, tentunya harga di tingkat petani harus tetap terus dijaga. Kita akan jaga balance ini. Stok importasi juga harus selesai masuk sebelum panen raya, sehingga tidak mengusik produksi hasil panen raya," tegasnya.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya