Setelah Singapura, Modus Penipuan Bagasi Juga Ditemukan di Bandara Kuala Lumpur Malaysia

Modus penipuan penjualan bagasi murah meluas ke Malaysia setelah ditemukan di Singapura pada pertengahan Desember 2023.

oleh Asnida Riani diperbarui 25 Jan 2024, 08:00 WIB
Pelancong mengantre di konter check-in Bandara Internasional Kuala Lumpur, Sepang, Malaysia, Jumat (1/4/2022). Mulai hari ini, Malaysia membuka perbatasannya untuk orang asing dan pelancong yang sudah divaksin COVID-19 lengkap tanpa harus menjalani karantina. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Jakarta - Modus penipuan penjualan bagasi murah meluas ke Malaysia setelah ditemukan di Singapura pada pertengahan Desember 2023. Polanya sama, ada akun media sosial yang menjual "koper yang hilang" berharga murah, dibanderol serendah 16 ringgit (sekitar Rp53 ribu)

Ya, itu jelas penipuan, lapor Says, dikutip Selasa (23/1/2024). Outlet itu menjelaskan bahwa Bandara Internasional Kuala Lumpur memiliki dua terminal utama: Terminal 1, hub asli yang sebelumnya dikenal sebagai KLIA, dan Terminal 2 yang lebih baru, yang sebelumnya dikenal sebagai klia2.

Keduanya kini menyandang sebutan resmi KLIA Terminal 1 dan KLIA Terminal 2. Bandara ini dikelola Malaysia Airports Holdings Berhad, dan perusahaan tersebut hanya memiliki satu halaman Facebook resmi: Malaysia Airports. Publikasi itu menggarisbawahi bahwa barang-barang yang hilang tidak akan berakhir di tempat lelang.

"Bandara Malaysia tidak menjual barang atau bagasi yang hilang dalam keadaan apapun," tegas mereka. Halaman Facebook penipu memuat, Bandara Internasional Kuala Lumpur telah mengunggah beberapa iklan, mengklaim menjual "koper berisi barang elektronik."

Dilaporkan bahwa halaman tersebut terdaftar di bawah kategori "Tutor/Guru" dan berlokasi di Casablanca, Maroko. Akun yang dimaksud mulai mengunggah iklan menjual bagasi yang hilang pada 10 Januari 2024. Beberapa unggahan  telah menarik banyak perhatian, bahkan salah satunya menarik lebih dari seribu komentar dan lebih dari seribu share.

Halaman Facebook resmi Bandara Malaysia telah menyarankan para pelancong berhati-hati terhadap halaman Facebook palsu atau penjual online yang mengaku menawarkan bagasi yang hilang untuk dijual atas nama Bandara Malaysia.


Terjadi Juga di Singapura

Pelancong mengantre di konter check-in Bandara Internasional Kuala Lumpur, Sepang, Malaysia, Jumat (1/4/2022). Mulai hari ini, Malaysia membuka perbatasannya untuk orang asing dan pelancong yang sudah divaksin COVID-19 lengkap tanpa harus menjalani karantina. (AP Photo/Vincent Thian)

Menurut Bandara Malaysia, informasi terpercaya mengenai barang hilang dapat diperoleh melalui saluran resmi dan layanan pelanggan pihaknya. Sementara itu di negara tetangga, penipu dengan modus serupa menyamar sebagai petugas Bandara Changi Singapura, menawarkan bagasi senilai 4 dolar Singapura (sekitar Rp46 ribu).

Sejumlah koper berisi barang-barang "pemilik sebelumnya" itu disebut "tanpa pengawasan," dan tidak dapat lagi disimpan di gudang bandara. Mengutip Mothership, 19 Desember 2023, unggahan pada 14 Desember 2023 itu ditegaskan sebagai pengulangan penipuan yang telah berlangsung sejak November 2023.

Hal itu muncul setelah Kepolisian Singapura mengeluarkan peringatan tentang penipuan bagasi. Pihak berwajib mengatakan bahwa unggahan serupa ditemukan dalam beberapa minggu terakhir, konten iklannya meniru "Singapore Airlines Travel" atau "Singapore Changi" yang memberi tahu pengguna tentang penjualan "bagasi tidak ditebus."

Akun-akun ini menggunakan logo Singapore Airlines atau foto Bandara Changi Singapura sebagai foto profil untuk meniru "tingkat legitimasi" dalam unggahan mereka, kata polisi. Mereka juga memiliki tingkat kecanggihan yang tinggi, menyebarkan akun palsu untuk membicarakan harga murah dan menguggah foto "pembelian" mereka.


Kata Pengelola Bandara Changi

Sejumlah jadwal penerbangan di bandara yang sibuk itu tertunda akibat terjadi kebakaran kecil di salah satu terminal, Singapura, Selasa (16/5). (AFP/ TOH TING WEI)

Ketika pengguna mengklik unggahan tersebut, mereka diarahkan ke situs web yang meminta kredensial, termasuk nama, alamat email, dan detail kartu pembayaran untuk membayar barang yang diiklankan. Para korban baru menyadari bahwa mereka ditipu setelah diberitahu atau menemukan transaksi tidak sah pada laporan kartu mereka.

Polisi mengatakan pada 7 Desember 2023 bahwa sejak November 2023, 14 korban telah menderita kerugian setidaknya sebesar 799 dolar Singapura (sekitar Rp9,3 juta) akibat modus phishing ini.

Changi Airport Group (CAG) mengatakan pada Mothership bahwa mereka mengetahui penipuan tersebut dan telah menghubungi Meta Platforms mengenai masalah yang dimaksud. CAG juga memanfaatkan kesempatan ini untuk mengingatkan masyarakat bahwa akun media sosial resmi Bandara Changi adalah @ChangiAirport.

Pihaknya juga menegaskan bahwa bandara tidak menjual bagasi tanpa pengawasan. Masyarakat diimbau mengabaikan unggahan di akun @SingaporeChangi.

Sebelumnya, modus penipuan telah menyasar tamu hotel di Singapura. Setelah memesan penginapan di Amara Singapore di Booking.com, seorang tamu menerima email phishing melalui pusat pesan platform, yang ditandatangani seseorang yang mengaku sebagai staf hotel.

 


Kronologi Penipuan

ilustrasi hotel. (dok. unsplash/Novi Thedora)

Dengan menyamar menyelesaikan pendaftaran, tamu tersebut diarahkan ke situs web yang meminta informasi kartu kreditnya, kemudian dikenakan biaya tambahan sebesar sembilan ribu dolar Singapura (sekitar Rp111 juta), lapor Mothership, dikutip 21 November 2023. Ia bukan satu-satunya yang terdampak penipuan tersebut.

Amara Singapore mengatakan bahwa mereka telah diberitahu tentang pesan penipuan yang dikirim melalui dua platform pemesanan. Publikasi itu juga menerima informasi dari tamu lain yang menemukan email penipuan serupa dari pusat pesan Booking.com setelah memesan penginapan di Oasia Hotel Downtown.

Mengikuti tautan web di email dari "Roza," S, tamu yang memesan penginapan di Amara Singapore, menceritakan telah memesan kamar hotel untuk staycation dalam rangka merayakan ulang tahunnya yang ke-35. Ia juga telah membayar lunas sebesar tiga ribu dolar Singapura (sekitar Rp33,7 juta) untuk reservasi di muka, melalui Booking.com.

Pada 9 September 2023, S menerima email melalui pusat pesan platform pemesanan. Surat itu ditandatangani "Roza Zukauskiene," yang mengaku sebagai staf Amara Singapore. Roza mengidentifikasi dirinya sebagai manajer properti senior Amara Singapore.

Email Roza juga menginstruksikan S untuk mengklik tautan untuk "menyelesaikan registrasi," sebelum menginap di hotel. Diarahkan ke situs web yang tampak "sah," saat S mengklik link tersebut, ia diarahkan ke laman bertuliskan nama dan logo Amara Singapore.

Infografis Ragam Akomodasi di Sektor Bisnis Hotel. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya