Mantan Karyawan Bikin Startup AI Setelah Cabut dari Google

Mantan karyawan Google membuat startup AI di Jepang setelah hengkang dari Google.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 24 Jan 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi Startup (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan karyawan Google membuat startup AI setelah tidak lagi bekerja di perusahaan internet tersebut.

Startup yang dimaksud, Sakana AI, merupakan startup AI yang berbasis di Tokyo, Jepang.

Mengutip Nikkei Asia, Rabu (24/1/2024), startup ini dibangun oleh mantan karyawan Google dan baru saja mendapatkan pendanaan sebesar USD 30 juta, untuk mengembangkan model AI baru dengan "pendekatan baru."

Dalam bahasa Jepang, Sakana berarti ikan. Sakana dibangun tahun lalu oleh CEO David Ha dan Llion Jones.

David Ha merupakan pemimpin tim riset Google Brain di Tokyo. Sementara, Jones adalah penulis paper terkait model AI yang kini diaplikasikan secara luas termasuk oleh chatbot ChatGPT milik OpenAI.

Bicara soal pendanaan, putaran pendanaan tahap awal yang diterima mantan karyawan Google ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura AS, Lux Capital. Terdapat pula partisipasi dari perusahaan modal ventura lainnya, yang memberikan investasi awal untuk Open AI.

Bukan hanya itu, pendanaan juga diberikan oleh pemodal ventura cabang dari Sony Group serta raksasa telekomunikasi Jepang NTT dan KDDI untuk startup besutan mantan karyawan Google ini. Investor lain yang berpartisipasi adalah chief scientist Google Jeffrey Dean dan Miyako Capital.


Pendanaan Buat Penelitian Setahun

David Ha menyebut, pendanaan itu bakal membuat perusahaan bisa fokus pada RnD untuk satu atau dua tahun ke depan. Kini, Sakana AI juga mempekerjakan beberapa mantan karyawan Google dan startup Inggris Stability AI.

"Ada ruang untuk mengembangkan pendekatan dan ide baru tentang AI," kata mantan karyawan Google itu.

Jika perusahaan yang ada saat iniberfokus pada pelatihan sistem berskala besar yang memerlukan daya komputasi signifikan tidak begitu dengan Sakana. Sakana AI tengah menjajaki cara untuk mengembangkan sistem berdasarkan jaringan agen yang lebih kecil dan hemat sumber daya.


Membedakan Diri dengan Startup AI Lain dari AS

Operasional perusahaan di Tokyo akan membuat Sakana membedakan diri dari pesaingnya di Silicon Valley. Kini, perusahaan AI di Silicon Valley berlomba mendapatkan talenta AI dan sumber daya komputasi terbaik.

Menurut David Ha, peneliti AI terkemuka di Jepang kurang dihargai dalam kompetisi akuisisi talenta global.

Pada November lalu, NTT yang berencana merilis model AI berbahasa Jepang dan Sakana akan berkolaborasi dalam penelitian dan pengembangan AI generatif.

Ha menyebut, Sakana akan berkontribusi pada pengembangan AI di Jepang, tetapi tidak terbatas pada bahasa Jepang saja.

Infografis Akhir Riwayat Ponsel Black Market di Indonesia. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya