Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menggelar rapat koordinasi bidang perkeretaapian di Stasiun Surabaya Gubeng, Jawa Timur, Minggu (21/1), yang dihadiri sejumlah pihak yakni Ditjen Perkeretaapian, PT KAI, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dan Pemerintah Daerah di Jawa Timur.
Dalam pertemuan tersebut, Menhub menekankan kepada seluruh peserta rakor bahwa aspek keselamatan adalah hal utama yang harus diperhatikan.
Advertisement
Menhub menjelaskan, beberapa waktu belakangan terjadi sejumlah kejadian kecelakaan di sektor perkeretaapian, diantaranya yaitu: Kecelakaan yang melibatkan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya, KA Pandalungan yang anjlok di emplasemen Stasiun Tanggulangin, dan kejadian di perlintasan sebidang di sejumlah daerah seperti Klaten, Banyuwangi, dan Tebing Tinggi.
“Hari ini kami membahas bersama-sama melibatkan unsur terkait, untuk mengevaluasi dan mengupayakan perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan semua pihak. Saya menekankan bahwa nomor satu adalah safety,” ucap Menhub usai meninjau Stasiun Surabaya Gubeng, Jawa Timur.
Menhub menegaskan, pemerintah bersama segenap pemangku kepentingan berkomitmen penuh menjaga keselamatan perkeretaapian dan menjaga kepercayaan masyarakat, khususnya pengguna setia atau pecinta kereta api.
“Kami akan terus melakukan upaya-upaya perbaikan agar masyarakat merasa aman dan nyaman menggunakan kereta api,” tuturnya.
Sementara itu Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menyampaikan pada umumnya di sistem perkeretaapian sudah berjalan dengan baik. Ia mencatat bahwa beberapa tahun ini tingkat kecelakaan di kereta api sudah sangat rendah.
"Tapi tetap kita melihat masih ada kekurangan-kekurangan, yang bersama-sama kita lakukan peningkatan-peningkatan yang bersifat mendasar terkait aspek keselamatan," ungkapnya.
Sejumlah langkah disiapkan Kemenhub untuk meningkatkan aspek keselamatan perkeretaapian. Diantaranya yaitu: terus melakukan pembangunan jalur ganda dan peningkatan kualitas jalur kereta sesuai standar track quality index (TQI) kategori 1 dan 2 hingga 94% dari total keseluruhan jalur kereta api di Indonesia pada tahun 2024. Serta, mengevaluasi sistem persinyalan dan menjalankan penyelenggaraan operasional kereta api sesuai dengan standard operational procedure (SOP) yang telah ditetapkan,
Selain itu, Kemenhub juga terus berupaya menangani perlintasan sebidang kereta api dengan melibatkan sejumlah pihak seperti Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, dan pemangku kepentingan terkait.
Nelayan Lamongan Dapat Kabar Baik, Pelabuhan Brondong akan Diperbaiki
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama para pemangku kepentingan (stakeholder) melakukan konsolidasi untuk memperbaiki Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong, di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, Minggu (21/1/2024).
Menhub menjelaskan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), perlu kolaborasi dalam upaya memudahkan masyarakat nelayan dalam mencari ikan, termasuk di Lamongan.
"Kami akan berkolaborasi bersama dengan Kementerian PUPR, Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Pelindo, dan terminal khusus (tersus) yang ada di sekitar Lamongan," ujar Menhub.
Pada 2021, Presiden Joko Widodo pernah mengunjungi Pelabuhan Brondong. RI 1 menyanggupi permintaan para nelayan untuk dilakukannya pengerukan dan peninggian lampu haluan di pelabuhan tersebut.
Dikatakan Menhub, ada dua titik yang menjadi konsentrasi perbaikan yakni daerah kolam dan kali asin. "Kami hari ini bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi meninjau dua titik tersebut yang kita akan upayakan perbaikan," imbuhnya.
Sebelumnya, para nelayan di Lamongan menyampaikan adanya pendangkalan di pelabuhan sehingga menyulitkan kapal mereka untuk berlabuh. Untuk itu, para nelayan meminta dilakukan perbaikan dan pengerukan.
Ketua Kelompok Nelayan Belimbing, Brondong Lamongan, Wahid, saat bertemu Menhub menyampaikan terima kasihnya kepada pemerintah yang akan melakukan perbaikan pelabuhan. "Semoga dengan adanya perbaikan, semakin memudahkan pergerakan kapal kami untuk mencari ikan," ungkapnya.
Advertisement
100 Nelayan di Jateng Melaut dengan Energi Ramah Lingkungan
Subholding Gas Pertamina, memperluas jangkauaan penggunaan gas bumi sebagai energi alternatif yang ramah lingkungan untuk sektor transportasi, dengan mencoba mengkonversi kapal nelayan untuk dapat menggunakan Bahan Bakar Gas (BBG) berbasis Compresed Natural Gas (CNG).
Direktur Utama Gagas, Muhammad Hardiansyah mengatakan, dalam mengembangkan penggunaan gas bumi sebagai energi alternatif pada nelayan, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) selaku Subholding Gas Pertamina bersama afiliasinya PT Gagas Energi Indonesia (Gagas) melakukan uji coba dengan melibatkan 100 orang nelayan di daerah Tambak Lorok dan Tambak Rejo, Semarang, Jawa Tengah.
“Kami berusaha melakukan berbagai inisiatif untuk pemanfaatan gas yang lebih besar di berbagai sektor khususnya sektor transportasi. Selain untuk membantu Pemerintah mengurangi beban subsidi energi untuk transportasi, penggunaan BBG yang relatif lebih efisien diharapkan juga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan,” jelas Hardiansyah, Kamis (14/12/23).
Menurutnya, uji coba ini merupakan salah satu langkah Gagas untuk membantu masyarakat mendapatkan berbagai alternatif energi pilihan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Terlebih untuk masyarakat yang dalam kesehariannya memiliki ketergantungan cukup besar terhadap bahan bakar minyak seperti nelayan.
Hardiansyah menuturkan, jika pada transportasi darat seperti mobil, bis atau truk melakukan pengisian ulang secara langsung dengan mendatangi stasiun pengisian bahan bakar (SPBG) terdekat, maka sistem pengisian bahan bakar gas untuk kapal nelayan akan menggunakan sistem tukar tabung seperti pada Gaslink Cylinder.